Sabtu, 13 November 1982 --- Pagi
ini, bertempat di Istana Merdeka, tiga orang duta besar negara sahabat
secara berturut-turut menyerahkan surat kepercayaan mereka kepada
Presiden Soeharto. Ketiga duta besar itu adalah Duta Besar Finlandia,
Pertti AO Karkkainen, Duta Besar Meksiko, Guillermo Corona Munoz, dan
Duta Besar Thailand, Rongphet Sucharitkul.
Menyambut surat kepercayaan Duta Besar Finlandia, Kepala Negara mengatakan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama erat antara kedua negara memang masih dapat terus ditingkatkan lagi, karena adanya persamaan yang menjadi dasar kebijaksanaan politik luar negeri kedua negara. Politik luar negeri Finlandia yang berciri netralitas aktif dan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, sama-sama bertujuan untuk menciptakan dunia yang damai dan lebih adil, sehingga semua bangsa dapat hidup rukun dan sejahtera. Karena itu, menurut Presiden, tidaklah mengherankan jika dalam menjalankan politik luar negerinya antara kedua negara kita mempunyai persamaan-persamaan sikap dan pandangan dalam berbagai persoalan dunia.
Sementara itu kepada Duta Besar Meksiko, Presiden Soeharto mengatakan bahwa walaupun letak kedua negara sangat berjauhan, tapi hal itu tidaklah mempengaruhi eratnya hubungan persahabatan dan adanya saling pengertian yang baik antara kedua negara. Sebab, demikian Presiden, hubungan persahabatan dan saling pengertian yang baik antara kedua negara didukung dan dilandasi oleh dasar-dasar yang kuat, yaitu kesamaan cita-cita dan prinsip-prinsip hubungan antar bangsa. Kedua negara sama-sama berjuang untuk mewujudkan dunia yang penuh kedamaian dan keadilan, dan sama-sama menjunjung tinggi prinsip hidup berdampingan secara damai tanpa mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Kepada Duta Besar Sucharitkul, Presiden Soeharto mengungkapkan kebahagiannya menyaksikan hubungan persahabatan yang makin erat dan kerjasama yang makin meningkat antara kedua negara. Dikatakannya, adalah keinginan kita bersama untuk terus mempererat hubungan persahabatan dan meningkatkan kerjasama antara kedua negara kita. Sebab, hubungan yang demikian tidak saja membawa manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan kedua bangsa, melainkan juga turut memberi sumbangan bagi stabilitas dan ketenangan di wilayah kita ini.
Menteri PPLH, Emil Salim, menghadap Kepala Negara siang ini di Istana Merdeka. Ia datang untuk melaporkan tentang adanya konflik dalam beberapa sektor pembangunan yang berbeda kepentingan satu sama lain. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa Presiden Soeharto telah memberikan petunjuk agar pembangunan dalam setiap sektor harus juga memperhatikan sektor lain, sehingga pembangunan dalam sektor tertentu tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan tidak mengorbankan rencana jangka panjang.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto