Selasa, 13 Oktober 1986 --- Pukul
09.00 pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto menjemput kedatangan Perdana
Menteri India Nyonya Sonia Gandhi di Pelabuhan udara internasional Halim
Perdanakusuma. Kunjungan PM Rajiv Gandhi ini merupakan balasan atas
persinggahan singkat Presiden Soeharto di New Dehli pada bulan November
tahun yang lalu. Setelah acara penyambutan secara kebesaran militer, PM
Rajiv Ghandi dan isterinya langsung menuju Istana Merdeka untuk
mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto.
Pukul,
14.00 siang ini, bertempat di Istana Merdeka, Presiden Soeharto
mengadakan pembicaraan resmi dengan PM Rajiv Gandhi. Dalam pembicaraan
yang berlangsung selama dua jam itu, banyak masalah bilateral, regional,
dan Internasional yang telah disinggung dan keduanya mencapai kata
sepakat.
Kesepakatan
itu menyangkut persoalan keberadaan Gerakan Non-Blok. Keduanya sepakat
bahwa gerakan itu perlu diselamatkan dan diarahkan kembali pada
perjuangan semula, dan untuk itu keduanya akan terus bekerjasama. dalam
hubungan ini Presiden menjelaskan latarbelakang keinginan Indonesia
untuk menjadi tuan rumah KTT Non-Blok pada tahun 1989. Diterangkan oleh
Kepala Negara bahwa Indonesia mau menjadi tuan rumah bukan hanya sekedar
tuan rumah. melainkan untuk memurnikan dan menyelamatkan arah Gerakan
Non-Blok yang pembentukanya dipelopori oleh Indonesia itu.
Untuk
menghormat kunjungan Perdana Menteri dan Nyonya Sonia Gandhi, malam ini
Presiden dan Ibu Soeharto mengadakan jamuan santap malam kenegaraandi
istana Negara. Acara jamuan yang dumulai pada jam 20.00 itu dilengkapi
dengan pertunjukan tari-tarian dari berbagai daerah, sehingga baru
berakhir menjelang tengah malam.
Memberi
kata sambutan pada jamuan makan malam itu, Presiden Soeharto menyatakan
rasa sukurnya atas terhindarnya Rajiv Gandhi dari percobaan pembunuhan
beberapa waktu yang lalu. Dikatakanya bahwa setelah peristiwa tersebut
PM India tetap melakukan lawatan ke Indonesia, hal itu merupakan bukti
dari tekad kedua negara untuk mekin meningkatkan hubungan yang akrab.
Lebih jauh dikatakan oleh kepala Negara bahwa kepentingan utama untuk
meningkatkan kerjasama, baik dalam rangka internasional maupun dalam
rangka bilateral. Secara internasional kerjasama antara kedua negara
makin terasa nyata di tengah-tengah suasana dunia yang serba tidak
menentu dan penuh kerawanan.
Dikemukakan
Pula oleh Presiden bahwa Indonesia mengikuti dengan penuh harapan
perkembangan yang terjadi di Asia Selatan, terutama atas berhasilnya
negara-negara dikawasan itu membentuk kerjasama regional dengan tujuan
yang tidak jauh berbeda dari tujuan ASEAN di kawasan ini. Dikatakanya
bahwa jika kedua organisasi regional yang berdekatan ini dapat
mengembang kerjasama yang lebih luas, maka manfaatnya bukan saja
dirasakan oleh negara-negara di kedua kawasan yang besar jumlah
penduduknya itu, tetapi juga dapat memberi sumbangan bagi ketenteraman
dan kesejahteraan dunia.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo