Kamis, 13 Oktober 1977 --- Pagi
ini Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan resmi dengan Emir Qatar di
Istana Doha. Hal-hal yang dibahas dalam pertemuan itu meliputi hubungan
bilateral, masalah Timur Tengah dan soal-soal internasional lainnya.
Kedua kepala negara sepakat tentang masalah keamanan, stabilitas dan
perdamaian yang hakiki, dimana tujuan-tujuan yang mulia itu tidak
mungkin dapat diwujudkan di wilayah Timur Tengah apabila Israel tidak
mengundurkan diri dari seluruh wilayah Arab yang didudukinya termasuk
Baitul Mukdis, dan dipulihkannya semua hak sah rakyat Palestina serta
keleluasaan menggunakan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Kepada
Emir Qatar, Presiden Soeharto menjelaskan tentang perkembangan terakhir
di Asia Tenggara, khususnya menyangkut ASEAN dan masalah Timor-Timur.
Dalam hubungan ini, Sheikh Khalifa Bin Hamad al Thani menyatakan
dukungan Qatar sepenuhnya atas posisi Indonesia dalam masalah
Timor-Timur, dan menekankan bahwa masalah tersebut adalah persoalan
dalam negeri Indonesia.
Presiden
Soeharto beserta rombongan sore ini tiba di Abu Dhabi, dan disambut
oleh Presiden Emirat Arab, Sheikh Zayet bin Sultan al Nahyan. Di
lapangan udara, tidak diadakan upacara kebesaran militer, sebab ini
merupakan protokoler yang berlaku di negara tersebut.
Hari
ini Presiden Soeharto meninjau kota Al Ain yaitu tempat kelahiran
Presiden Emirat. Kota tersebut terletak sekitar 60 kilometer dari Abu
Dhabi. Di kota ini Presiden Soeharto dan Sheikh Zayet bersembahyang
Jum'at.
Pembicaraan
resmi kedua belah pihak dimulai malam ini. Namun sebelumnya telah
diadakan jamuan makan kenegaraan oleh Sheikh Zayet bin Sultan al Nahyan
sebagai penghormatan kepada Presiden Soeharto.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo