Senin, 4 Oktober 1965 --- Dalam masyarakat
beredar anggapan bahwa AURI berada dibalik penghianatan PKI; olwh sebab itu
melalui RRI Presiden Soekarno mengeluarkan pernyataan yang bersifat membela
AURI. Presiden menegaskan dalam siaran RRI itu, bahwa: 1. Tuduhan bahwa AURI
tersangkut dalam G-30-S adalah tidak benar; 2. Kepergiannya ke Pangkalan Angkat
Udara Halim adalah atas kemauannya sendiri; dan 3. Harus waspada jangan sampai
AU dan AD dapat diadudomba.
Pada jam 9.00
pagi PangkostradMayjen. Soeharto telah berada di Lubang Buaya untuk menyaksikan
sendiri pengangkatan jenazah enam perwira tinggi dan satu perwira pertama AD
dari seebuah sumur tua. Dengan bantuan anggota Kipam (Kesatuan Intai Para
Amfibi) KKO-AL dan rakyat setempat, jenazah para perwira TNI-AD yang menjadi
korban keganasan PKI itu dapat dikeluarkan satu demi satu. Pengangkatan jenazah
baru selesai lebih-kurang pukul 2.00 siang. Selesai pengangkatan tersebut,
Jenderal Soeharto memberikan komentar: “...jelas betapa kejam dan biadapnya
aniaya yang dilakukan oleh petualang-petualang Gerakan 30 September. Ketujuh
jenazah Pahlawan Revolusi, enam Jenderal dan seorang perwira pertama, ditemukan
dalam keadaan tubuh yang jelas penuh luka karena siksaan. Bekas luka disekujur
tubuh akibat siksaan sebelum ditembak mati masih membalur pada tubuh-tubuh
pahlawan kita”. Selanjutnya dikatakannya, “... karena Lubang Buaya jelas berada
di kawasan AURI, jelas ada oknum AURI yang terlibat. Saya minta pimpinan AURI
segera mengambil tindakan terhadap anggotanya yang melanggar sumpah prajurit”.
Sumber
: Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo