Selasa, 8 Oktober 1985---Bertempat
di Balai Sidang Jakarta, pukul 09.00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto
menghadiri upacara peringatan seratus tahun usaha pertambangan minyak
dan gas di bumi di Indonesia. Upacara diadakan untuk memperingati
pertama kali ditemukanya minyak bumi yang dapat diproduksi secara
komersial seratus tahun yang lalu di Telaga Tunggal, dekat Pangkalan
Brandan, Sumatera Utara.
dalam
amanatnya, Presiden mengatakan bahwa sampai saat ini kita belum
mempunyai cukup modal, keahlian dan keterampilan untuk mencari,
menggali, mengolah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di bumi dasar
laut. Karenanya kita memanfaatkan kemampuan luar negeri untuk
bekerjasama dengan kita. Namun kita bersyukur bahwa dua dasawarsa
terakhir ini, kemampuan dan keahlian kita meningkat, sehingga dari waktu
ke waktu kita makin banyak memiliki tenaga-tenaga yang ahli dan
terampil dalam bidang perminyakan dan gas alam. Di tahun-tahun yang akan
datang kemampuan itu harus kita tingkatkan lebih tinggi, lebih cepat,
dan lebih banyak lagi, terutama sebagai persiapan agar menjelang akhir
abad ke-20 ini kita benar-benar dapat memasuki tahap tinggal landas
disegala bidang.
Di
Cendana sore ini, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan
Perdana Menteri Malaysia, Mahtir Mohamad. PM Mahatir mengadakan
kunjungan kerja selama satu hari dalam rangka meninjau IPTN di Bandung.
Dalam kunjungannya kepala Presiden Soeharto sore ini ia telah
menghadiahkan sebuah mobil Prontonsaga, buatan Malaysia, sebagai
cinderamata.
Dalam
pembicaraan sore ini telah disinggung berbagai masalah baik dalam
bidang ekonomi maupun polotik. Dalam bidang ekonomi, Presiden Soeharto
dan PM Marhatir berpendapat bahwa Indonesia dan Malaysia perlu lebih
meningkatkan kerja sama guna menghadapi keadaan ekonomi dunia saat ini.
Hal ini terutama karena ke dua negara mempunyai kepentingan dan posisi
yang sama dalam produk-produk pertanian dan pertambangan.
Dalam
bidang politik, PM Mahatir telah memberitahukan Presiden Soeharto
tentang rencananya untuk megunjungi RRC pada bulan November yang akan
datang. Masalah politik lainnya yang dibicarakan adalah soal insiden
perbatasan yang terjadi antara Malaysia dan Filipina baru ini. Dalam
hubungan ini Presiden Soeharto megharapkan agar kedua negara tetangga
itu tetap mengutamakan persahabatan.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo