Rabu, 19Oktober 1977
Dalam
perjalanan pulang ke Indonesia, Presiden Soeharto mengadakan
konfrensi pers ketika pesawat Garuda yang ditumpanginya memasuki
wilayah yurisdiksi Indonesia. Kepala Negara menyatakan puas akan
hasil kunjungannya di TimurTengah, dan melihat adanya prospek yang
semakin baik dalam kerjasama dengan negara-negara yang dikunjungi
itu. Dijelaskannya bahwa tujuh negara yang dikunjunginya itu dapat
dibagi dalam dua kelompok lainnya adalah negara yang memiliki
potensi politik disamping ekonomi, yaitu pembicaraan-pembicaraan
tersebut kita titik beratkan pada potensi yang dipunyai masing-masing
negara.
Dalam
sosial Politik, dukungan Indonesia terhadap perjuangan bangsa-bangsa
Arab menghadapi Israel tidak perlu diragukan lagi. Dukungan tersebut
didasarkan pada prinsip perjuangan bangsa Indonesia sebagai mana
tercantuk dalam Mukadimah UUD 1945 yang menyatakan bahwa semua bentuk
penjajahan dimuka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
prikemanusiaan dan prikeadilan. Dalam hubungan ini Presiden menggunakan
lawatan tersebut untuk menjelaskan masalah Timor Timur kepada
negara-negara yang dikunjunginya, yang pada intinya tidak terlepas dari
prinsip-prinsip perjuangan rakyat Indonesia. Dikatakanya bahwa masalah
Timor Timur bukanlah soal klaim dan soal serangan militer Indonesia,
tetapi mata-mata menyangkut pembebasan diri rakyat Timor Timur dari
belenggu penjajahan dan persoalan dekolonisasi. Dari semua negara yang
dikunjunginya itu telah dapat ditemui saling pengertian dan bahkan
negara itu telah menyatakan komitmen untuk mendukung sepenuhnya
pendirian Timor Timur.
Negara-negara
dalam kelompok ekonomi menyatakan bersedia untuk membantu Indonesia
melalui dana-dana dari Arab Saudi, Kuwait, dan Emirat Arab. Di bidang
perdagangan, negara-negara Arab mempunyai minat untuk mengimpor secara
langsung hasil-hasil Indonsia, terutama komoditi yang diperlukan seperti
kopi dan teh. Kepada negara-negara yang memerlukan air bersih, Presiden
menyatakan bahwa Indonesia dapat mengekspor air kebutuhan mereka. Hal
ini ditanggapi secara serius oleh Arab Saudi, Abu Dhabi dan Qatar, namun
masih dalam penjajakan lebih lanjut.
Akhirnya
dijelaskan pula oleh Presiden Soeharto bahwa ia merasa sangat bahagia
sekali, karena telah dapat menunaikan ibadah umrah, walaupun belum bisa
melakukan ibadah haji dengan sempurna. Ia merasa bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah dapat mengunjungi tanah suci dan melakukan
ibadah umrah serta berkesempatan memasuki Ka'bah.
Hari
ini jam 15.00 WIB, Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto beserta
rombongan tiba di jakarta dari perlawatan muhibah ke tujuh negara di
Timur Tengah. Tampak menjemput di lapangan udara internasional Halim
Perdanakusumah, Wakil Presiden Hamengku Buwono IX, para menteri kabinet,
pimpinan DPR/MPR dan korps diplomatik dari negara sahabat.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto
Publikasi : Oval Andrianto
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto
Publikasi : Oval Andrianto