Senin, 1 November 1971 --- Presiden Soeharto
menerima penghargaan tertinggi dari Lions Club Internasional . Menurut
tradisi Lions Club, penghargaan tertinggi hanya diberikan kepada Kepala
Negara yang memberikan perhatian kepada usaha perikemanusiaan. Untuk
tahun ini hanya ada satu yang diberikan kepada Kepala Negara ,yaitu
Presiden Soeharto. Pengharagaan ini diserahkan sendiri oleh Ketua Lions
Club Internasional yang berkedudukan di Amerika Serikat, Uplinger,
bertempat di Istana Merdeka.
Presiden Soeharto meminta
Jaksa Agung untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh narotika.
Instruksi ini disampaikan Presiden Soeharto kepada Jaksa Agung ketika
terakhir menghadapnya di Istana Merdeka pagi ini. Jaksa Agung Sugih Arto
menyampaikan laporan mengenai daerah-daerah yang serius terkena
pengaruh narkotika seperti ganja, morfin, candu dan lain-lain.
Daerah-daerah yang rawan dan membutuhkan perhatian serius antara lain
adalah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat. Palembang, Acah, Jawa
Barat, Jakarta dan bali.
Untuk
lebih menertibkan pemulangan, penampung dan penyaluran orang-orang
Indonesia Suku Maluku di Negeri Belanda, hari ini Presiden Soeharto
Mengeluarkan Keputusan Presiden No.73 tahun 1971. Keputusan tersebut
mengatur bahwa repartasi suku Maluku diurus langsung oleh panitia yang
bertanggungjawab kepada Menteri Dalam Negeri. Panitia bertugas
merusmuskan kebijaksanaan pemerintah dalam penyelesaian masalah
repartasi dengan mengindahkan faktor-faktor sosial dan keamanan
nasional, melakukan seleksi dan bimbingan mental kepada reparitan. Untuk
keperluan tersebut, dibentuk pula Panitia Pelaksana di daerah dan KBRI
Negari Belanda.
Presiden Soeharto menyeruhkan dalam
menghadapi masalah bantuan luar negeri kita hendaknya jangan panik,
karena sejak semula kita tidak menggantungkan usaha-usaha pembangunan
kepada bantuan luar negeri. Dalam melaksanakan pembangunan, kita
berusaha dengan kemampuan sendiri, sedangkan bantuan luar negeri
hanyalah pelengkap. Kita harus yakin bahwa kita benar-benar berusaha
mengembangakan kaemampuan. Oleh karena itu negara-negara yang ingin
melihat Indonesia mencapai kemajuan, pasti akan membantu, sebaliknya
negara-negara yang tidak ingin melihat Indonesia maju, tentu tidak akan
memberikan bantuan. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto
dalam pertemuan dengan para menteri bidang keuangan dan ekonomi siang
ini di Istana Merdeka . Pertemuan ini diadakan sehubungan dengan
keputusan Senat AS tanggal 29 Oktober 1971 yang menolak RUU bantuan Luar
Negeri untuk negara-negara berkembang yang di ajukan pemerintah AS.
Tampak hadir dalam pertemuan ini antara lain meteri-menteri
Prof.Widjojo Nitisastro, Dr Emil Salim, Dr. Ali Wardana, Drs. Radius
Prawiro, dan Kabulog Achmad Tritosudiro.
Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto