Jum’at, 30
September 1983 --- Para peserta
Rapim ABRI 1983 diterima oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pagi ini.
Pada kesempatan itu, Panglima ABRI , Jenderal LB Murdani, memberika laporran
mengenai penyelenggaraan Rapim ABRI
tahun ini. Kepada Presiden kemudian diserahkannya hasil-hasil Rapim yang pada
tahun ini bertema “Dengan jiwa kejuangan dan profesionalisme yang tinngi, ABRI
bertekad untuk mensukseskan Repelita IV”.
Dalam
pengarahannya, Presiden telah mengungkapkan penilaiannya terhadap ABRI.
Dikatakannya bahwa sampai sekarang ini ia menilai ABRI telah berhassil baik
dalam menjalankan Dwifungsi serta peranannya sebagai stabilisator dan
dinamisator. Menurut Presiden, dalam memperjuangkan kayakinannya mengenai apa
yang baik bagibangsa ini, ABRI sebagai kekuatan sosial menggunakan cara-cara
yang masuk akal dan dengan pendekatan-pendekatan yang demokratis dan
konstitusional. Sebagian kekuatan sosial, ABRI dengan sadar menempatkan diri
sederajat dengan kekuatan sosial politik lainnya dalam alam Demokrasi Pancasila
ini. Sikap yang demikian, menurut Kepala Negara, sungguh merupakan sumbangan
yang penting bagi pelaksanaan dan pengembangan Demokrasi pancasila.
Presiden
mengarahkan bahwa, sebagaimana yang digariskan dalam GBHN, dalam tahun-tahun
yang akan datang kita perlu melanjutkan modernisassi ABRI. Namun yang tidak
kalah pentingnya menurut Presiden adalah mengembangkan terus doktrin perlawanan
rakyat semesta dalam rangka bela negara, yang dilaksanakan dengan sistem
pertahanan keamanan rakyat semesta untuk mempertahankan kkedaulatan dan
kemerdekaan negara. Dalam rangka ini Kepala Negara meminta perhatian terhadap
pembinaan wilayah dan masyarakatnya, yang perlu terus disesuaikan dengan
kondisi dan perkembangan masyarakat yang makin maju.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo