Rabu, 14
September 1988 --- Selama satu jam
lebih, pada pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima menteri Luar Negeri
Ali Alatas di Bina Graha. Ali Alatas menghadap Kepala Negara untuk melaporkan
berbagai hal yang berkaitan dengan
politik luar negeri. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa Presiden mnyatakan
puas akan hasil Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok yang berlangsung di
Nikosia, Siprus. Dalam Konferensi itu diputuskan bahwa Yugoslavia menjadi ketua
dan tuan rumah KTT gerakan ini tahun depan.
Presiden
berpendapat bahwa dengan terpilihnya Yugoslavia, maka prinsip-prinsip murni
Gerakan Non-Blok akan tetap terjamin. Dikemukakan oleh Presiden bahwa sejak
semula salah satu pertimbangan pokok dan tujuan utama pencalonan Indonesia
sebagai tuan rumah KTT itu adalah untuk menjamin dipertahankannya
prinsip-prinsip murni gerakan serta pencapaian sasaran-sasaran berdasarkan
prinsip tersebut. Penunjukan Yugoslavia itu merupakan jalan tengah dari
keinginan Indonesia dan Nikaragua yang sama-sama bertahan dalam pencalonan
sebagai tuan rumah KTT Non-Blok tahun 1989.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo