Rabu, 17
September 1975 --- Presiden
Soeharto memimpin Majelis Ulama Indonesia mengambil inisiatif untuk mengadakan
musyawarah antar-agama guna mewujudkan kerukunan beragama di Indonesia.
Demikian dikemukakan Kepala Negara kepada Dewan Pimpinan Majeli Ulama Indonesia
yang menghadapnya di Istana Merdeka pukul 11.30 hari ini. Dr. Hamka yang
mewakili pimpinan MUI, pada kesempatan itu menyatakan kesediaan dan
kesanggupanya untuk menyelenggarakan musyawarah yang dimaksudkan oleh Presiden
Soeharto.
Presiden
Soeharto menyatakan bahwa dalam waktu dekat-dekat ini negara-negara Asia
Tenggara yang non-komunitas tidak akan menghadapi bahaya peperangan fisik
secara langsung, baik dari Vietnam maupun dari RRC, setelah kedua negara itu
mendominasi Indo-Cina. Menurut Kepala Negara, bahaya tersebut justru datang
dari unsur-unsur komunitas didalam negara-negara Asia Tenggara itu sendiri.
Keadaan ini lebih berbahaya daripada serangan fisik secara langsung, oleh sebab
itu mesti diwaspadai oleh negara-negara Asia Tenggara yang non-komunis.
Demikian ditekankan Presiden Soeharto ketika menerima para delegasi pemuda
ASEAN, yang sedang berkonferensi di Jakarta, pagi ini di Istana Merdeka.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo