Selasa, 1
September 1992 --- Bertempat di Jakarta Convention Centre, pukul
09.00 pagi ini, Presiden Soeharto secara resmi membuka sidang KTT Gerakan
Non-Blok ke-10. KTT ini dihadiri oleh
wakil-wakil 108 negara, diantaranya terdapat 60 kepala negara/pemerintahan yang
memimpin delegasi negaranya. Sebelum pembukaan persidangan, acara didahului
dengan perkenalan dengan para ketua delegasi, masing-masing beserta isteri.
Tepat pada pukul 09.00, Presiden
Soeharto membuka sidang. Duduk di meja pimpinan, Presiden Soeharto didampingi
oleh Sekretaris Jenderal PBB, Boutros-Boutros Ghali, Menteri Luar Negeri Ala
Alatas, Sekretaris Jenderal KTTNon-Blok X Nana Sutresna, dan Ketua Panitia
Nasional KTT Non-Blok X Moerdiono. Pidato pembukaan Presiden Soeharto disusul
oleh pidato empat wakil regional, yaitu dari Asia, Eropa, Afrika dan Amerika
Latin, serta sambutan dari Sekretaris Jenderal PBB.
Dalam pidatonya, selaku Ketua
Gerakan Non-Blok, Presiden antara lain mengatakan bahwa masalah yang sangat
utama adalah pelaksanaan keputusan-keputusan yang diambil oleh KTT Gerakan
Non-Blok, baik kerjasama yang menyangkut Selatan-Selatan maupun Utara Selatan.
Dalam hal kerjasama Selatan-Selatan diperlukan adanya suatu mekanisme pendukung
yang efektif sehingga persiapan-persiapan pelaksanaan serta serta tindak lanjut
berbagai kesepakatan kerjasama Selatan-Selatan benar-benar terlaksana dan bukan
hanya tinggal diatas kertas belaka.
Sumber : Bku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo