Selasa, 7
September 1971 --- Hari ini
Presiden dan Ibu Tien Soeharto berada di Pekan Baru untuk kunjungan selama
selama dua hari di Provinsi Riau. Dalam briefingnya kepada para pejabat di
daerah itu malam ini, Presiden berbicara mengenai masalah keluarga berencana
dan demokrasi. Tentang keluarga berencana antara lain dikatakannya bahwa kaum
pria harus konsekuen dalam melakukan keluarga berencana dan jangan hanya kaum
wanitanya saja. Pada kesempatan itu Presiden mengungkapkan bahwa rencana
pemerintah untuk untuk mengaitkan sistem
penggajian dengan keluarga berencana. Sistem sekarang ini di mana setiap anak
pegawai yang lahir diberi tambahan tunjungan keluarga dan 10 kilogram beras
tidak mendukung keluarga berencana, sehingga perlu ditinjau kembali.
Menyinggung
masalah demokrasi, Presiden Soeharto mengatakan bahwa kerjasama antara
eksekutif dan legislatif akan serasi dan berjalan baik, jika kedua belah pihak
berpegang teguh pada haluan negara. Ditegaskannya bahwa yang terikat kepada
haluan negara bukanlah hanya Presiden saja, tetapi juga DPR. Berkaitan dengan
itu, Presiden menanggapi keraguan yang ada pada sementara kalangan apakah
Demokrasi Pancasila dapat benar-benar ditegakkan di Indonesia, sehubungan
dengan kemenangan Golkar yang besar dalam pemilihan umum yang baru lalu.
“Ketegasan dari saya ialah bahwa tidak perlu timbul keragu-raguan itu, karena
menegakkan Demokrasi Pancasila merupakan prinsip perjuangan Orde Baru,” kata
Jenderal Soeharto. Menurutnya, rakyat tidak perlu khawatir bahwa Golkar akan
“manggut-manggut” saja terhadap pemerintah dan bahwa wakil-wakil Golkar di DPR
nanti kurang konsekuen melaksanakan hak kontrolnya.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo