Kamis, 1 Oktober
1992 --- Presiden dan Ibu
Soeharto pagi ini menghadiri upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di
Lubang Buaya, Jakarta. Hadir pula dalam acara ini Wakil Presiden dan Ibu EN
Sudharmono, para Menteri Kabinet Pembangunan, Ketua BPK M Yusuf, Ketua DPA M
Panggabean, Ketua MA Purwoto Gandasubrata, Pangab Jenderal Try Sutrisno, kepala
perwakilan negara-negara sahabat serta keluarga para Pahlawan Revolusi. Pada
kesempatan ini Kepala Negara juga meninjau museum penghianatan PKI yang
mengganbarkan usaha PKI untuk menggulingkan pemerintah yang sah serta usaha
ABRI bersama rakyat untuk menumpas PKI.
Presiden dan Ibu
Soeharto pahi ini menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah para anggota MPR
dan DPR yang berlangsung di Gedung MPR/DPR Sebayan, Jakarta. Tampak hadir pula
dalam acara ini Wakil Presiden dan Ibu Sudharmono, para Menteri Kabinet
Pembangunan, dan pejabat-pejabat tinggi negara lainnya. Dalam pidatonya Kepala
Negara mengharapkan para anggota MPR masa bakti 1993-1997 bisa menyusun
petunjuk arah pembangunan serta rambu-rambu peringatan yang tidak terlalu
sempit ataupun longgar dalam GBHN mengenai hal-hal yang perlu dihindari dan
diwaspadai.
Dikemukakan
pula, GBHN 1993 nanti harus realistis agar benar-benar dapat kita laksanakan,
serta dalam merancangnya harus selalu didasarkan pada alternatif, urutan
prioritas serta pilihan yang konsisten. Penetapan GBHN merupakan wewenang penuh
MPR yang merupakan penjelmaan seluruh rakyat. Oleh karena itu MPR dan DPR harus
menjadi lembaga yang mampu menampung dan menyaring aspirasi, sehingga segala
keinginan dan harapan rakyat serta kekecewaan dan kegelisahannya dapat
disalurkan secara demokratis dalam lembaga ini.
Sumber
: Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo