Jum’at, 17
September 1971 --- Pada peringatan
Israk Mikraj di Istana Negara malam ini Presiden mengajak segenap bangsa
Indonesia untuk berpegang kepada “jiwa” ajaran agamanya masing-masing, yaitu
pembangunan masyarakat yang telah dirintis baik oleh Nabi Muhammad SAW maupun
nabi-nabi sebelumnya. Menurut Presiden, selama ini kita sering terlupa akan
bagian penting dari ajaran agama itu, yakni “isi” dan “jiwa” ajaran agama kita.
Malahan tidak jarang kita terseret dalam perselisihan-perselisihan hangat
mengenai “kulit” atau “baju luar”-nya saja. Oleh karena itu kita harus kembali
berpegang berpegang pada “jiwa” ajaran agama kita.
Presiden juga
mengatakan bahwa pembangunan masyarakat hendaknya tetap berakar dalam
kepribadian bangsa sendiri, dan dapat memberikan kebahagian kepada seluruh
bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam hubungan ini ditegaskannya
bahwa dalam pembangunan bangsa, ajaran-ajaran agama tidak hanya menjadi
kekuatan yang mendorong pembangunan, akan tetapi justru kemajuan di bidang
keagaman itu sendiri menjadi salah satu tujuan dari pembangunan. Sebab, yang
kita inginkan adalah kesejahteraan lahir dan batin; demikian Presiden.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo