SABTU, 16 AGUSTUS 1980 --- Pagi ini Presiden Seharto menyampaikan
kenegaraan didepan sidang pleno DPR, dalam rangka peringatan Hari
Kemerdekaan yang ke-35. Dalam amanat kenegaraannya, Presiden
mengemukakan bahwa sementara kita sibuk dengan mengatur rumah tangga
sendiri dan memajukan pembangunan, maka perhatian kita tidak boleh
terlepas dari perkembangan dunia. Dikatakannya bahwa didalam memasuki
dasawarsa 1980-an ini kita menghadapi keadaan dunia yang serba tidak
menentu, penuh tantangan dan mengandung segala kemungkinan. Semuanya itu
mengharuskan kita bersikap waspada, memperkuat diri kedalam dan
memperkokoh ketahanan nasional.
Pada kesempatan Tahunan ini, Presiden Soeharto mengupas secara panjang lebar pencapaian bangsa kita selama ini. Dikatakannya bahwa mungkin saja bangsa Indonesia belum puas atas keadaan sekarang, namun itu tidak berarti bahwa pemerintah dan rakyat tidak berbuat apa-apa. Banyak sudah yang dicapai dengan segala susah payah, dan inipun berkat kesungguhan dan kesanggupan bangsa Indonesia.
Diantara kemajuan-kemajuan yang dicapai Indonesia ialah bahwa dalam tahun 1980 ini akan diperkirakan kita akan menghasilkan sekitar 20 juta ton beras. Ini merupakan suatu kenaikan sekitar dua juta ton apabila dibandingkan dengan panen tahun 1979. Dengan kenaikan produksi yang membesarkan hati ini, maka Indonesia kini memiliki stok nasional yang cukup kuat, yaitu sekitar 2,5 juta ton beras, dan sekitar 1,5 juta ton dari stok itu merupakan pembelian dalam negeri dalam beberapa bulan ini. Digaribawahi Presiden, bahwa ini merupakan suatu jumlah yang belum pernah tercapai dalam sejarah pengadaan beras dalam negeri.
Selanjutnya Presiden mengingatkan bahwa bangsa Indonesia kini tengah diuji kemampuannya dalam memberi jawaban kepada persoalan-persoalan yang dihadapi secara tepat, sehinnga mampu mengantarkan sampai ketempat tujuan bersama dengan selamat. Untuk itu Pesiden mengajak semua pihak agar berhati-hati dan hendaknya secara bertahap berusaha memberi isi yang makin berbobot dan bentuk yang makin mantap terhadap segala aspek kehidupan.
Kepala Negara juga menanggapi kritik-kritik yang ada dalam masyarakat terhadap aparatur pemerintahan. Dimintanya agar masyarakat jangan sampai beranggapan bahwa seluruh aparatur pemerintah kita telah rusak sama sekali, hanya karena ad noda di sana sini. Dikatakannya jika aparatur kita benar-benar bobrok, maka tidak mungkin kita mencapai kemajuan pembangunan seperti sekarang ini. Akan tetapi, ditegaskannya, Pemerintah tidak membiarkan korupsi dan praktek-praktek tercela lainnya yang menodai nama baik aparatur dan merugikan rakyat. Dibagian lain dari pidato kenegaraan itu, Presiden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tampak dalam bidang industri. Dalam tahap pembangunan dewasa ini, sesuai dengan GBHN, Indonesia berusaha mengembangkan industri yang mengoalah bahan baku menjadi barang jadi dan setengah jadi. Dalam rangka inilah telah dan akan dibangun pabrik besar seperti pabrik pupuk dan pabrik semen, yang bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia.
Pada kesempatan Tahunan ini, Presiden Soeharto mengupas secara panjang lebar pencapaian bangsa kita selama ini. Dikatakannya bahwa mungkin saja bangsa Indonesia belum puas atas keadaan sekarang, namun itu tidak berarti bahwa pemerintah dan rakyat tidak berbuat apa-apa. Banyak sudah yang dicapai dengan segala susah payah, dan inipun berkat kesungguhan dan kesanggupan bangsa Indonesia.
Diantara kemajuan-kemajuan yang dicapai Indonesia ialah bahwa dalam tahun 1980 ini akan diperkirakan kita akan menghasilkan sekitar 20 juta ton beras. Ini merupakan suatu kenaikan sekitar dua juta ton apabila dibandingkan dengan panen tahun 1979. Dengan kenaikan produksi yang membesarkan hati ini, maka Indonesia kini memiliki stok nasional yang cukup kuat, yaitu sekitar 2,5 juta ton beras, dan sekitar 1,5 juta ton dari stok itu merupakan pembelian dalam negeri dalam beberapa bulan ini. Digaribawahi Presiden, bahwa ini merupakan suatu jumlah yang belum pernah tercapai dalam sejarah pengadaan beras dalam negeri.
Selanjutnya Presiden mengingatkan bahwa bangsa Indonesia kini tengah diuji kemampuannya dalam memberi jawaban kepada persoalan-persoalan yang dihadapi secara tepat, sehinnga mampu mengantarkan sampai ketempat tujuan bersama dengan selamat. Untuk itu Pesiden mengajak semua pihak agar berhati-hati dan hendaknya secara bertahap berusaha memberi isi yang makin berbobot dan bentuk yang makin mantap terhadap segala aspek kehidupan.
Kepala Negara juga menanggapi kritik-kritik yang ada dalam masyarakat terhadap aparatur pemerintahan. Dimintanya agar masyarakat jangan sampai beranggapan bahwa seluruh aparatur pemerintah kita telah rusak sama sekali, hanya karena ad noda di sana sini. Dikatakannya jika aparatur kita benar-benar bobrok, maka tidak mungkin kita mencapai kemajuan pembangunan seperti sekarang ini. Akan tetapi, ditegaskannya, Pemerintah tidak membiarkan korupsi dan praktek-praktek tercela lainnya yang menodai nama baik aparatur dan merugikan rakyat. Dibagian lain dari pidato kenegaraan itu, Presiden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tampak dalam bidang industri. Dalam tahap pembangunan dewasa ini, sesuai dengan GBHN, Indonesia berusaha mengembangkan industri yang mengoalah bahan baku menjadi barang jadi dan setengah jadi. Dalam rangka inilah telah dan akan dibangun pabrik besar seperti pabrik pupuk dan pabrik semen, yang bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Soeharto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo