SENIN, 16 AGUSTUS 1971 --- Jam 9.00 pagi ini Presiden Soeharto
menyampaikan amanat kenegaraanya di depan sidang DPR-GR, dalam rangka
memperingati Hari Kemerdekaan. Dalam amanatnya Presiden menekankan bahwa
kekuatan kita yang paling besar dalam menegakkan Orde Baru ialah
kesetian kita kepada Pancasila. Ingat, lima tahun yang lalu kekuatan
rakyat di mana-mana bangkit bersama-sama ABRI untuk menumpas G-30-S/PKI,
demi mempertahankan Pancasila. Ditegaskan pula bahwa tanpa keyakinan
kepada Pancasila kita tidak mungkin menumpas pemberontakan PKI, yang
dahulu dikenal sebagai partai politik terkuat, dan barangakali kita juga
tidak mungkin meruntuhkan Orde Lama yang begitu lama memusatkan
kekuasaan negara pada satu tngan. Menurut Presiden, ideologi nasional
yang nyata-nyata didukung dan berakar dalam jiwa bangsa adalah modal
yang paling berharga dan kekuatan yang paling besar terutama pada
saat-saat bangsa ini menghadapi suatu ancaman bahaya. Oleh sebab itu
Presiden Soeharto menganjurkan agar golongan-golongan atau partai-partai
politik jangan menyempitkan diri dengan ideologi sendiri. Sebab,
demikian Presiden, bangsa kita harus dan memang telah memiliki ideologi
nasional, dan kesempitan ideologi golongan inilah yang sesungguhnya
menjadi sumber peruncing dan pertentangan pada masa-masa yang lampau
yang akhirnya juga membatasi ruang gerak partai politik itu.
menyinggung masalah pembangunan, Presiden berkeyakinan bahwa indonesia akan mempercepat pelaksanaan pembangunan, sebab adanya beberapa faktor yang mendukung. Faktor-faktor itu adalah: (1) stabilitas politik yang semakin kuat, (2) keadaan ekonomi yang makin mantap dan pembangunan yang terus meluas, (3) aparatur negara yang makin tertib dan lebih mampu melaksakan tugas-tugas rutin maupun pembngunan, (4) kekompakan angkatan bersenjata yang makin mendalam, dan kemampuannya yang tetap terpelihara untuk menjamin keamanan, (5) rakyat yang makin gandrung kepada pembngunan, dan (6) kepercayaan luar negeri yang semakin besar.
Keyakinan Presiden diperkuat oleh hasil-hasil yang telah dicapai oleh Orde Baru, yang membawa kemantapan ekonomi. Presiden memaparkan beberapa contoh kemantapan. Nilai rupiah yang semakin mantap dan dapat bertahan pada valuta asing, meskioun jumlah uang yang beredar cukup besar. Deposito berjangka terus bertambah, kredit perbankan semakin naik, ekspor dan impor juga demikian, yang mana semua ini berarti produksi ekspor naik dan memungkinkan produksi inuistri dan lainnya meningkat pula. Presiden memandang semua ini sebagai suatu prestasi dari suatu hasil penggarisan kebijaksanaan yang menyeluruh yang meliputi bidang-bidang APBN- terutama anggaran yang berimbang, perpajakan dan penyesuaian tarif serta intensifikasi dan penyempurnaan pemungutannya. Juga peraturan kredit dan suku bunga yang selektif, penyediaan dan penyaluran bahan-bahan pokok, penyederhanaan dan pelancaran prosedur ekspor dan impor, serta lalu lintas barang di dalam negeri yang umumnya di lakukan secara konsekuen.
Presiden lebih jauh berpendapat bahwa peningkatan produksi dalam negeri dan kondisi ekonomi, akan lebih maju lagi kalau dibarengi dengan kondisi mental masyarakat yang positif. Untuk itu perlu diciptakan kondisi dimana masyarakat lebih banyak menggunakan barang-barang produksi dalam negeri. Sejalan denngan itu, Jenderal Soeharto menyerukan kepada rakyat untuk menumbuhkan semangat nasionalismeyang sehat, juga pada bidang ekonomi. Menurut Presiden, percepatan pembangunan itu diperlukan, sebab kalau tidak demikian, maka hasil pembangunan akan tersusul oleh pertambahan penduduk, dan ia tidak akan mempunyai arti sama sakali. Disamping itu percepatan itu sendiri merupakan suatau keharusan, karena Indonesia sudah jauh tertinggal dari banyak bangsa lain.
Presiden juga menyinggung tentang pemilihan umum. Dikatakannya, pemilihan umum yang baru lalu itu tidaklah terlepas dari maslah pembangunan yang dihadapi Indonesia kini dan dimasa depan. Dengan pemilihan umum itu, kata Jenderal Soeharto, kita akan berkesempatan untuk memantapkan kestabilan politik dan ekonomi, membina ketertiban dan keamanan dalam masyarakat sebagai landasan usaha menggiatkan pelaksanaan pembangunan dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Tetapi, ditambhkannya janganlah kiat silau dengan kemengan-kemenangan dan janganlah pula risau dengan kekalahan-kekalahan. Marilah kita bergembira dngan berkata “yang menang dalam pemilihan umum ini sebenarnya seluruh rakyat, yang menang adalah kita semua, yang menang adalah semangat ddemokrasi”.
menyinggung masalah pembangunan, Presiden berkeyakinan bahwa indonesia akan mempercepat pelaksanaan pembangunan, sebab adanya beberapa faktor yang mendukung. Faktor-faktor itu adalah: (1) stabilitas politik yang semakin kuat, (2) keadaan ekonomi yang makin mantap dan pembangunan yang terus meluas, (3) aparatur negara yang makin tertib dan lebih mampu melaksakan tugas-tugas rutin maupun pembngunan, (4) kekompakan angkatan bersenjata yang makin mendalam, dan kemampuannya yang tetap terpelihara untuk menjamin keamanan, (5) rakyat yang makin gandrung kepada pembngunan, dan (6) kepercayaan luar negeri yang semakin besar.
Keyakinan Presiden diperkuat oleh hasil-hasil yang telah dicapai oleh Orde Baru, yang membawa kemantapan ekonomi. Presiden memaparkan beberapa contoh kemantapan. Nilai rupiah yang semakin mantap dan dapat bertahan pada valuta asing, meskioun jumlah uang yang beredar cukup besar. Deposito berjangka terus bertambah, kredit perbankan semakin naik, ekspor dan impor juga demikian, yang mana semua ini berarti produksi ekspor naik dan memungkinkan produksi inuistri dan lainnya meningkat pula. Presiden memandang semua ini sebagai suatu prestasi dari suatu hasil penggarisan kebijaksanaan yang menyeluruh yang meliputi bidang-bidang APBN- terutama anggaran yang berimbang, perpajakan dan penyesuaian tarif serta intensifikasi dan penyempurnaan pemungutannya. Juga peraturan kredit dan suku bunga yang selektif, penyediaan dan penyaluran bahan-bahan pokok, penyederhanaan dan pelancaran prosedur ekspor dan impor, serta lalu lintas barang di dalam negeri yang umumnya di lakukan secara konsekuen.
Presiden lebih jauh berpendapat bahwa peningkatan produksi dalam negeri dan kondisi ekonomi, akan lebih maju lagi kalau dibarengi dengan kondisi mental masyarakat yang positif. Untuk itu perlu diciptakan kondisi dimana masyarakat lebih banyak menggunakan barang-barang produksi dalam negeri. Sejalan denngan itu, Jenderal Soeharto menyerukan kepada rakyat untuk menumbuhkan semangat nasionalismeyang sehat, juga pada bidang ekonomi. Menurut Presiden, percepatan pembangunan itu diperlukan, sebab kalau tidak demikian, maka hasil pembangunan akan tersusul oleh pertambahan penduduk, dan ia tidak akan mempunyai arti sama sakali. Disamping itu percepatan itu sendiri merupakan suatau keharusan, karena Indonesia sudah jauh tertinggal dari banyak bangsa lain.
Presiden juga menyinggung tentang pemilihan umum. Dikatakannya, pemilihan umum yang baru lalu itu tidaklah terlepas dari maslah pembangunan yang dihadapi Indonesia kini dan dimasa depan. Dengan pemilihan umum itu, kata Jenderal Soeharto, kita akan berkesempatan untuk memantapkan kestabilan politik dan ekonomi, membina ketertiban dan keamanan dalam masyarakat sebagai landasan usaha menggiatkan pelaksanaan pembangunan dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Tetapi, ditambhkannya janganlah kiat silau dengan kemengan-kemenangan dan janganlah pula risau dengan kekalahan-kekalahan. Marilah kita bergembira dngan berkata “yang menang dalam pemilihan umum ini sebenarnya seluruh rakyat, yang menang adalah kita semua, yang menang adalah semangat ddemokrasi”.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Soeharto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo