Senin, 4 Agustus 1969. --- Presiden Soeharto membuka Pekan Pembinaan
Pelaksnaan Pembangunan di gedung Bappenas. Dalam amanatnya Presiden
sekali lagi memperingatkan agar tata kerja seperti pada pada masa
sebelum tahun 1966 tidak boleh terulang lagi. Tata kerja yangg
dimaksud-kannya meliputi cara-cara dan prosedur pembelian barang,
pembuatan kontrak, penentuan pemborong, prosedur pengeluaran uang,
pertanggungjawaban keuangan dan sebagainya.
Sebagaimana diketahui pekan pembinaan ini diselenggarakan berdasarkan instruksi Presiden kepada Bappenas. Untuk tahap pertama, pendidikan diikuti oleh 44 pejabat yang trdiri dari kepala atau wakil kepala biro keuangan dari departemen, dengan maksud untuk meningkatkan serta memperlancar pelaksanaan Repelita.
Presiden Soeharto malam ini di Istana Merdeka bertukar pikiran dengan partia-partai Islam Indonesia yang akan datang. Sebagai tahap pertama, malam ini Presiden bertemu dengan NU yang diwakili oleh Djamaluddin Malik, KH Idham Chalid, KH Masjukur, HM Subchan ZE, Imron Rasdji SH. Sesudah itu Presiden menerima pimpinan partai Islam Perti yang diwakili oleh Tengku Muhammad Saleh. Muhammad Saleh, Nurhasan Ibnu Hajar, Yudo Paripurno SH, Iskandar Sarumala, Moh Ali Hanafiah, dan Drs, Syamsu Alamsyah.
Kepada pimpinan kedua partai tersebut Presiden Soeharto berpesan agar KUII tidak bertujuan untuk persatuan umat Islam saja. Melainkan juga untuk memupuk persatuan nasional untuk tercapainya cita-cita bangsa Indonesia, yaitu masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan Pepera secara keseluruhannya berakhir hari ini. Hasil finalnya adalah bahwa rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan Indonesia.
Sebagaimana diketahui pekan pembinaan ini diselenggarakan berdasarkan instruksi Presiden kepada Bappenas. Untuk tahap pertama, pendidikan diikuti oleh 44 pejabat yang trdiri dari kepala atau wakil kepala biro keuangan dari departemen, dengan maksud untuk meningkatkan serta memperlancar pelaksanaan Repelita.
Presiden Soeharto malam ini di Istana Merdeka bertukar pikiran dengan partia-partai Islam Indonesia yang akan datang. Sebagai tahap pertama, malam ini Presiden bertemu dengan NU yang diwakili oleh Djamaluddin Malik, KH Idham Chalid, KH Masjukur, HM Subchan ZE, Imron Rasdji SH. Sesudah itu Presiden menerima pimpinan partai Islam Perti yang diwakili oleh Tengku Muhammad Saleh. Muhammad Saleh, Nurhasan Ibnu Hajar, Yudo Paripurno SH, Iskandar Sarumala, Moh Ali Hanafiah, dan Drs, Syamsu Alamsyah.
Kepada pimpinan kedua partai tersebut Presiden Soeharto berpesan agar KUII tidak bertujuan untuk persatuan umat Islam saja. Melainkan juga untuk memupuk persatuan nasional untuk tercapainya cita-cita bangsa Indonesia, yaitu masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan Pepera secara keseluruhannya berakhir hari ini. Hasil finalnya adalah bahwa rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan Indonesia.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilol
Publikasi : Rayvan Lesilol