Senin,18 Juli 1988. --- Bertempat di Istana Negar,pagi ini Presiden Soeharto membuka Rapat Kerja
Departemen Kehutanan. Dalam pidato sambutannya,Kepala Negara
menyampaikan harapannya agar seluruh jajaran Departemen Kehutanan dapat
benar-benar mempertahankan dan bahkan terus meningkatkan momentum
pembangunan. Harapan itu peranannya dalam melestarikan hidup dan,
di lain phak,dapat memberikan sumbangannya bagi pembangunan.
Selanjutnya Presiden meminta perhatian para peserta rapat kerja
atas beberapa hal, dalam rangka penyiapan rencana kerja untuk
pelaksanaan Revelita V. pertama, tersedianya bahan baku yang cukup dan
berkelanjutan bagi industri pengolahan hasil hutan yangtelah
ada.Untuk itu penting sekali berhasilnya pembangunan hutan tanaman
industri, dan dilanjutkannya pelaksanaan sistem terbang pilih
Indonesia. kedua, pelaksanaan penganekaragaman produk, baik produk
hasil hutan maupun olahannya, termasuk peningkatan pemanfaatan limbah.
Ketiga, pelaksanaan rehabilitasi lahan-lahan kritis dan penanganan
peladang berpindah menjadi peladang menetap. Untuk itu perlu
ditingkatkan keikutsertaan masyaraka, baik dari kalangan masyarakat
perhutanan. Keempat, konverasi hutan perlu terus menerus dimantapkan
,terutama melalui penignkatan penyuluhan dan penerangan kepada
masyarakat.
Pukul 10.00 pagi ini , setelah membuka rapat kerja Departemen
kehutanan, Presiden Soeharto menerima Menteri Perindustrian Hartarto
dan Menteri Muda Perindustrian Ariwibowo di Istana Merdeka. Mereka
menghadap Kepala Negara antara lain untuk melaporkan tentang hasil
kerja 61 BUMN dalam lingkungan Departemen Perindustrian. Dilaporkan
mereka bahwa dalam semester pertama tahun 1988, terdapat 19 perusahaan
mengalami kerugian, yang keseluruhannya berjumlah Rp 35,348 miliar.
Akan tetapi,jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami 20
perusahaan dalam kurun waktu yang sama tahun lalu sebesar Rp 58,589
miliar, berarti terjadi penurunan sebesar Rp 23, 241 miliar.
Di tempat yang sama,45 menit kemudian, Presiden Soeharto menerima
Menteri Luar Negeri Siprus, George Iacouu. Dalam pertemuan itu
Kepala Negara telah menjelaskan kepada tamunya tentang kebijaksanaan
politik luar negeri Indonesia ,upaya-upaya pembangunan dan
peningkatan kesejateraan rakyat Indonesia.
Setelah bertemu Presiden,george lacouu mengatakan bahwa pembicaraan
juga menyinggung tentang penyelenggaraan KTT Non- Blok, tetapi ia
tidak mengungkapkan dengan tegas apakah negerinya akan mendukung
keinginan Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT Non- Blok yang akan
berlangsung pada tahun depan.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo