Senin, 11 Juli 1977 --- Menteri Perdagangan Radius Prawiro melaporkan kepada Presiden Soeharto
mengenai perkembangan pabrik buah dab biji mete di desa Kelor, Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Setelah itu Menteri Perdagangan menyatakan
kepada wartawan bahwa pabrik yang dibangun dengan biaya Rp. 85 juta itu
akan selesai pada bulan September 1977. Pembangunan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah tandus Gunung Kidul
yang menanam jambu mete dalam rangka penghijauan. Luas tanaman jambu
mete itu mencapai 18 ribu hektar. Biji jambu mete tersebut diolah oleh
pabrik untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor. Sedangkan buahnya akan
diolah menjadi minuman yang berupa jus dan anggur sebagai hasil penemuan
ahli kita. Sebagai persiapan dari proyek ini masyarakat telah diajarkan
untuk membuat anggur yang masih kasar dari buah jambu mete kemudian
disetorkan kepada pabrik. Hasil jambu mete di daerah ini sekarang adalah
1.200 ton dan dapat ditingkatkan menjadi 4.500-4.800 ton pada tahun
1980.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo