Selasa,
30 Juli 1968.
Presiden
Soeharto memerintahkan pangdamar
III untuk mengamankan dan menjamin kelancaran
pengeluaran beras dan pupuk
yang akan datang di Tanjung
Priok dalam bulan agustus mendatang
Beras yang berjumlah ratusan
ribu ton itu berasal dari luar
negeri. Kuhusus mengenai pupuk,
Presiden Soeharto meminta agar pupuk
tersebut sudah tiba
di tangan para petani sebelum
musim hujan yang akan datang.
Jum,at 30 Juli
1971.
Presiden
Soeharto memberikan sumbangan
sebesar Rp50 juta untuk digunakan
dalam pembangunan di bidang agama Islam
di Provinsi Lampung.
Rabu, 30 Juli 1975
Bertempat
di Bina Graha ,pagi ini
Presiden Soeharto menerima
kunjungan kehormatan delegasi
Parlemen Eropa yang dipimpin oleh George
Spenalo. Dalam pertemuan yang
berlangsung selama hampir satu jam itu, kepala
Negara telah menguraikan tentang
proyek jalan raya di Pulau Sumatera dan
proyek transmigrasi
Pukul 12 siang ini pimpinan UI menghadap kepala Negara di Bina Graha.pada kesempatan itu Rektor, Dr, Mahar Mardjono,telah
menyampaikan laporan mengenai
pembangunan kampus, kerjabakti sosial
mahasiswa,dan partisipasi UI dalam
pembangunan .juga dikemukakannya
mengenai pertemuan para
dekan di lingkungan UI yang memutuskan
untuk menganugerhkan gelar Doktor honoris causa
kepada Presiden Soeharto dan mantan
Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Menyangkut pemberian
gelar doktor kehormatan ,Presiden
Soeharto menyatakan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas keputusan UI itu.
Akan tetapi ia berpendapat bahwa kini
belum waktunya untuk melaksanakan penghargaan
tersebut. Dalam hubungan ini meminta
agar sebaiknya UI
melaksanakan pemberian penghargaan
itu pada waktu yang tepat di
kemudian hari.
Tampak
mendamping Rektor UI dalam pertemuan tersebut;pembantu Rektor, Prof. Dr. Slamet Iman Santoso,
Dekan Fakultas Psikologi, Prof. Dr.
Fuad Hassan, dan Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Djamaluddin.
Jum,at. 30 Juli 1976.
Presiden
Soeharto hari ini menetapkan
syarat-sayarat yang harus dipenuhi
oleh anggota-anggota MPR,DPR,DPRD
Tingkat I,dan DPRD Tingkat II. Syarat –syarat
tersebut adalah, pertama,warga
negara Indonesia berusia minimal 21 tahun,kedua, dapat berbahasa Indonesia
dengan baik.ketiga, berpendidikan minimal SMP atau
yang sederajat .keempat,setia kepada
Pancasila dan UUD 1945.kelima,
bukan anggota PKI dan organisasi terlarang lainnya,keenam,sedang dicabut hak piihnya, tidak sedang
menjalankan pidana penjara,dan
tidak terganggu ingatan/jiwanya.
Ketentuan ini termaktub didalam
Keputusan Presiden No.34
Tahun 1976 yang dikeluarkan pada hari
ini.
Jum,at, 30 Juli 1982.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Tan Sri
Ghazali Shafei, mngunjungi Prsesiden Soeharto di Cendana pagi ini,
Pada kesempatan itu Tan Sri
Ghazali menyampaikan sumbangan
Pemerintah Malaysia untuk para
korban Gunung Galunggung
di Jawa Barat sumbangan
tersebut berupa uang sebesar
Rp 70,6 juta.
Sabtu, 30 Juli 1983.
Setiba
di Gresik, Jawa Timur, pagi ini ,Presiden yang didampingi oleh Ibu Tien,
meresmikan pabrik pupuk posfat unit II PT
Petrokimia Gresik. Dalam
kunjungan kali ini berarti
sudah tiga kali Presiden meresmikan
pabrik milik PT Petrokimia
Gresik sejak 1972.
Dalam kata sambutannya Presiden
mengatakan bahwa keberhasilan
kita dalam meningkatkan kapasitas produksi
pupuk dari tahun ketahun memang
merupakan prestasi yang tidak
kecil. Namun kita pun menyadari bahwa dalam pembangunan pabrik-pabrik
pupuk, kita masih sangat
tergantung dari kemampuan luar negeri,
baik dalam bidang teknik,desain
maupun konstruksi,serta penyediaan mesin
dan peralatan pabrik. Oleh sebab itu ,kita harus
beruaha mengurangi setahap demi setahap
ketergantungan kita itu dengan
meningkatkan kemampuan kita
di bidang ini. Setidak –tidaknya untuk menghasilkan sendiri
berbagai suku cadang yang banyak
kita butuhkan. Demikian antara lain dikatakan Presiden.
Selasa, 30 Juli 1985.
Pagi ini jam 09.00,bertempat di Istana
Negara, Prsiden Soeharto melantik Prof Dr Fuad Hasan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru. Fuad
Hasan menggantikan almarhum
Prof Dr Nugroho Notosusanto
yang meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.
Dalam amanatnya, Presiden mengingatkan
bahwa dalam zaman pembangunan,Menteri pendidikan dan Kebudayaan mempunyai
tugas yang tidak ringan. Hal ini
karena,pendidikan dan kebudayaan bagian
yang teramat penting dari keseluruhan
pembangunan bangsa kita dalam arti
yang seluas-luasnya.
Dikatakannya bahwa kecerdasan
dan kemampuan bahwkan juga watak bangsa kita dimasa datang akan
banyak ditentukan oleh pendidikan yang
diberikan sekarang kepada
anak-anak bangsa dan pengembangan budaya
kita di masa
sekarang. Karena itu,dalam zaman
pembangunan sekarang ini salah satu tugas
pokok kita adalah mengembangkan
budaya kita agar bangsa Indonesia mampu
tumbuh menjadi bangsa
yang maju dan berbudaya,kuat,dan
terhormat.
Lebih
jauh dikemukakan Presiden
bahwa dalam Repelita IV
sekarang ini,pendidikan dan
kebudayaan juga harus
dibina agar dapat
menjadi kerangka landasan
pembangunan, sebagai
persiapan kita untuk
memasuki tahap tinggal landas nanti.
Kamis, 30 Juli 1987.
Bertempat
di Istana Negara,pagi ini Presiden
Soeharto membuka Kampanye
Produktivitas Nasional 1987 dan Konvensi
Nasional Gugus kendali
Mutu 1987. Dalam sambutannya
Kepala Negara antara lain
mengatakan bahwa peningkatan
produktivitas merupakan masalah
yang sangat mendasar sifatnya. Karena itu untuk
meningkatkan produktivitas nasional
perlu dilakukan pendekatan
secara terpadu dengan
melakukan kerjasama yang eerat-eratnya dengan melakukan kerjasama antara semua pihak yang
terlibat dala semua produksi,yaitu
para pekerja,para pemilik
perusahaan, dan instansi-instansi pemerintahan.
Selain itu,
demikian Presiden,
peningkatan produktvitas harus kita rasakan sebagai
tanggungjawab bersama dan perlu kita yakin sebagai
kepentingan bersama.
Sebab,tinggi atau rendahnya produktivitas tidak saja menyangkut penghasilan
pekerja,tetapi juga menyangkut
hidup atau matinya perusahaan.
Dalam skala nasional, maka peningkatan
produktivitas tidak saja
menyangkut tingkat produksi,tetapi menyangkut pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan bangsa kita dalam arti yang luas.
Selasa, 30 Juli 1991.
Di Gresik, Jawa Timur,
pagi Kepala Negara
meresmikan 428 buah pabrik
kelompok industri yang terbesar di 23 Provinsi. Kesemua
pabrik ini tergolong dalam
kelompok pembangunanya tidak memerlukan modal
yang besar, tetapi jumlah tenaga
kerja yang diperlukannya cukup
besar.
Pada
kesempatan itu, dalam
amanatnya,Kepala Negara menghimbau perusahaan-perusahaan –baik perusahaan swasta besar,menengah maupun badan-badan usaha milik negara-agar
bersedia menjadi bapak
angkat dari industri kecil. Menurutnya, hal ini penting untuk melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan antara
Bapak Angkat dengan mitra
usahanya. Kepala Negara
juga menghimbau agar
pelaksanaan penjualan saham kepada koperasi terus
diperluas, sehingga menjadi
gerakan nasional yang
diselenggarakan di seluruh Indonesia.
Kamis, 30 Juli 1992.
Presiden Soeharto hari ini meresmikan 38
pabrik kelompok Industri Mesin
Logam Dasar dan Elektronika di Komplek Puspetindo di Gresik, Jawa Timur. Pabrik-pabrik tersebut menghasilkan mesin-mesin
pabrik ,alat-alat pembangkit tenaga
listrik,komponen –komponen
berpresisi tinggi, kapal, dan
barang-barang modal lainnya. Beberapa
diantara pabrik tersebut berhasil mengembangkan
kemampuan rancang bangun dan
perekaayasaan.
Dalam
kata sambutannya,Kepala Negara
mengatakan bahwa dalam tahap
tinggal landas nanti, peranan sektor
industri akan terus kita tingkatkan. Karena
itu upaya untuk meningkatkan pengetahun dan keterampilan tenaga kerja harus terus didorong,
sehingga para pekerja kita mempunyai kemahiran
yang sangat tinggi dalam mengoperasikan peralatan kerja. Usaha
ini terasa makin penting
,lebih-lebih jika diingat bahwa
dewasa ini banyak lowongan kerja yang tidak dapat diisi, karena masih banyak tenaga kerja kita yang belum dapat memenuhi
persyaratan yang diperlukan.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun : Erens