2, Agustus 1975.
Sebuah
pusat produksi partiicle board suria Kencana diresmikan oleh Presiden Soeharto
hari ini di daerah Cibadak,
Sukabumi. Particile board yang
dihasilkan dari limbah
industri kayu itu dapat dijadikan sebagai komponen dalam pembangunan rumah murah. Dalam
amanatnya pada peresmian pabrik
ini, Kepala Negara mengatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan yang mendesak dalam bidang
perumahan, maka kita harus
membangun 1,5 juta rumah.
Rumah-rumah tersebut tidak mewah,
teapi rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal yang membahagiakan keluarga.
Menurutnya, pembangunn perumahan yang dapat mencegah kepincangan sosial dan kepincangan lain yang dapat mengganggu
kelncaran pembangunan itu sendiri.
Selasa, 2 Agustus 1977.
Pagi ini sesaat sebelum
sidang Dewan Stabilisasi
Ekonomi di Bina Graha, Sudomo menyatakan bahwa pihaknya tidak menyampingkan kemungkinan adanya anasir –anasir politik
tertentu dengan tujuan
subversif yang menunggangi
gerakan mahasiswa akhir-akhir ini.
Ia meminta mahasiswa untuk
menghentikan aksi-aksi mereka
dikwatirkan dapat mengarah kepada direct
actions seperti
pemogokan.
Dalam sidang
hari ini, Menteri Perindustrian
M Jusuf melaporkan bahwa
persediaan bahan sandang, minuman
dan bahan makanan hasil industri dalam negeri
diperkirakan cukup dan merata
untuk memenuhi kebutuhan bagi
keperluan hari raya Idul
Fitri. Indeks biaya hidup
selama bulan juli 1977 naik 1,5%.
Sementara itu
Menteri Perhubungan melaporkan
hasil kunjungannya ke Birma
pekan lalu. Sedangkan Pangkopkamtib
melaporkan masalah pemberantasan
pungutan liar, misalnya
pungutan liar jembatan timbang
telah hilang. Pungutan liar di pelabuhan
masih dipecahkan oleh tim
Walisongo yang memerlukan waktu
tiga bulan untuk menertibkannya.
Bantuan
Presiden untuk langgar kampus
Universitas Airlangga di
Surabaya sebesar Rp 10 juta sudah dimanfaatkan untuk
bangunan fisik langgar
tersebut yang penyelesaiannya telah mencapa 50 persen. Hal ini dilaporkan
oleh ketua Pembangunan
lnanggar tersebut Prof. H. Moh. Zaman kepada walikota Supano.
Senin, 2 Agustus 1982.
Pukul 09.00 pagi ini Menteri Muda Urusan
Pemuda, Abdul Gafur,
menghadap Kepala Negara di
Cendana. Memberikan
petunjuk-petunjuk kepadanya mengenai strategi pembinaan
dan pembangunan generasi muda
dalam menghadap Repelita IV dan V.
Dengan demikian diharapkan mereka
tidak terombang ambing atau
ikut dalam pikiran-pikiran politik tertentu yang dapat
menghambat pembangunan
bangsa Indonesia bagi generasi mud
ditingkatkan di masa mendatang supaya
menjadi tenaga yang trampil
dan produktif dalam pembangunan.
Selasa, 2 Agustus 1983.
Pagi
ini Presiden dan Ibu
Soeharto bertolak ke Banda Aceh
untuk meresmikan pabrik
semen PT
Semen Andalas Indonesia.
Bersamaan dengan peresmian pabrik semen PT Semen Andalas Indonesia ini. Dan dari
lokasi pabrik tersebut
beberapa kilometer di luar
kota Band Aceh, Presiden
juga meresmikan jalan raya
antara Meulaboh ( ibukota
Kabupaten Aceh Barat)
dan Tapaktuan ( ibukota
Kabupaten Aceh Selatan).
Selesai acara peresmian kedua proyek
ini, kepala Negara beserta
rombongan terbang kembali ke Jakarta.
Dalam amanatnya, Presiden meminta agar
pabrik-pabrik dan industri yang kita
miliki juga mempunyai perencanaan
pembinaan tenaga yang terarah
dan jelas. Dalam tahap-tahap
permulaan kita boleh dan memang
masih perlu menggunakan tenaga ahli asing.
Tetapi , demikian ditegaskannya, harus tiba
saatnyananti semua pabrik dan industri ---- betapa besar dan rumitnya-- digerakkan
oleh otak dan tangan
putera-puteri Indonesia sendiri.
Dalam
hubungan ini Kepala Negara
meminta kesediaan pihak
asing yang ikut serta dalam
pembangunan Indonesia untuk mendidik tenaga-tenaga Indonesia Kearah
itu.
Kamis, 2 Agustus 1984.
Pukul 11.00 pagi ini Direktur Jenderal
Geologi dan Sumber
Daya Mineral. Departemen Pertambangan
dan Energi, Prof Dr JA Kartili
menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha. Ia menghadap untuk menyampaikan laporan
mengenai keadaan pos-pos
gunung berapi di seluruh
Indonesia. Pada kesempatan ia menyerahkan buku
tentang meletusnya Gunung Galunggung
kepada Presiden . Buku-buku itu juga
akan disebarkan kepada para
ahli vulkanologi di seluruh dunia.
Kepada
Direktur Jenderal Katili, Presiden mengharapkan
supaya gunung-gunung berapi
yang sudah lama ”tidur” atau tidak aktif lagi tetap
diawasi; seperti Gunung Kelud, misalnya Pada kesempatan
itu Presiden Soeharto
menjanjikan untuk memberikan
bea siswa kepada anak-anak penjaga
pos gunung berapi
yang berada di daerah-daerah
terpencil.
Jum,at, 2 Agustus 1985.
Walikota
Kotamadya bandung Ateng Wahyudi hari ini hari ini meyerahkan bantuan
Presiden tahap kedua
sebesar Rp 1,5 juta kepada masjid Al- Muslimin, Cigereleng ,
Bandung,. Dengan demikian
masjid Al-muslimin menerima bantuan
Presiden sebanyak Rp 5
juta, karena pada
tahap pertama telah diserahkan sebesar Rp 3,5
juta bantuan tersebut
merupakan bukti bagaimana
besarnya perhatian Presiden untuk menyuburkan kehidupan beragama di tanah air.
Sabtu, 2 Agustus 1986.
Setiba di Samarinda dari Jakarta ,pagi ini Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Jembatan Mahakam. Dengan selesainya kembatan yang
sudah lama diidam-idamkan masyarakat setempat, maka lalu lintas darat dan angkutan
dalam kota Samarinda yang dibagi
dua oleh Sungai Mahakam itu menjadi semakin lancar. Bahan-bahan konstruksi
yang digunakan sebagai
konstruksi atas jembatan ini
adalah rangka baja produksi dalam
negeri.
Dalam
amanatnya, Presiden antara lain
mengatakan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan suatu
prestasi besar. Pemancangan
jembatannya tidak mudah. Karena
corak medan sungai Mahakam
yang airnya, sangat
dalam lagi pula rentang kelebaranya
juga sangat panjang, maka pembangunannya memerlukan
persyaratan –persyaratan
teknis yang berat.
Maka dapat dipahami bahwa biaya pembuatannya pun lebih tinggi, dan
dibutuhkan pengarahan ilmu
teknik yang mendalam untuk
mewujudkan jembatan yang bisa tahan
lama.
Selasa, 2 Agustus 1988.
Yayasan
Dharmais yang diketuai oleh
Presiden Soeharto telah memberikan bantuan uang kepada sekitar
1.000 orang penderita cacat di
yogyakarta. Mereka menerima masing-masing Rp
150.000,- sebagai modal untuk pengembangan usaha yang mereka kelola. Bantuan
ini diberikan dengan maksud
untuk meningkatkan pendapatan
mereka melalui usaha
produktif menuju hidup
yang mandiri. Para penderita penjahitan pakaian, perbengkelan ,
dan peternakan ayam. Demikan
diungkapkan oleh kepala Sub Dinas
Rehabilitasi dan pelayanan Sosial, Dinas Sosial
Istimewa Yogyakarta, Drs
Hendri Sukerdi.
Rabu, 2 Agustus 1989.
Presiden
dan Ibu Soeharto pagi ini tiba
di Bandar Seri Begawan untuk menghadiri perayaan khitanan
putera sulung Sultan Hassanal Bolkiah,
Pangiran Muda Al Muhtadee. Karena
perayaan ini juga dihadiri oleh para kepala negara dan kepala
pemerintahan negara-negara anggota ASEAN lainnya, maka kesempatan itu berfungsi juga sebagai arena pertemuan
diantara pemimpin-pemimpin ASEAN.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun: Eren