JUMAT, 8 JUNI 1979
Pembicaraan babak kedua antara Presiden Soeharto dan PM Ohira berlangsung pagi ini di kediaman resmi Perdana Menteri Jepang. Pembicaraan ini kemudian dilanjutkan dengan perundingan antara delegasi kedua negara yang masing-masing dipimpin oleh Presiden Soeharto dan PM Ohira.
Pembicaraan resmi kedua ini lebih banyak terpusat pada masalah-masalah bilateral dan regional. Presiden meminta Jepang untuk bekerjasama membangun pabrik pupuk, meningkatkan produksi minyak dan LNG. Kepala Negara juga meminta Jepang untuk persyaratan pemberian kredit. Secara khusus mengemukakan perlunya negara-negara maju mengatasi masalah pengingsi lndocina.
Dalam hubungan ini ia mengharapkan Jepang dapat memberikan bantuan keuangan untuk membangun pusat pemrosesan pengungsi di Pulau Galang, disamping bersedia menerima pengungsi dalam jumlah yang lebih banyak.
Dalam pembicaraan ersebut, PM Ohira telah menyatakan kesediaan Jepang untuk bekerjasama dengan lndonesia. Hal ini terungkap jelas didalam sebuah komunike bersama yang dikeluarkan siang ini di Tokyo. Komunike itu antara lain mengungkapkan persetujuan kedua pemerintah untuk meningkatkan kerjasama dalam pengembangan energi di lndonesia, termasuk minyak dan gas, batubara, sumber panas bumi dan sumber tenaga air. Selain itu Jepang juga memberikan dukungan terhadap kebijaksanaan lndonesia mengenai konsep Wawasan Nusantara.
Presiden dan Ibu Soeharto siang ini melakukan kunjungan kehormatan kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri di lstana Kaisar yang bertingkat empat itu. Dalam kunjungan yang berlangsung selama dua jam itu, Presiden dan lbu Soeharto juga dijamu makan siang oleh Kaisar dan Permaisuri. Iktu serta dalam rombongan Presiden adalah Menteri Koordinator Bidang Polkam, M Panggabean, Menteri Koordinator Bidang Ekuin, Widjojo Nitisastro, Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono, dan lsteri masing-masing.
Malam ini Presiden dan lbu Soeharto menghadiri acara silahturahmi dengan masyarakat lndonesia yang diselenggarakan di Balai lndonesia, Tokyo. Dalam acara ramah tamah itu, Presiden antara lain mengatakan bahwa penataran P4 bukan saja ditujukan kepada para pejabat tinggi, melainkan juga terhadap seluruh rakyat lndonesia. Ditandaskannya bahwa penataran ini bukan kehendaknya sendiri, tetapi kehendak rakyat yang disalurkan melalui MPR.
Dalam acara tersebut Presiden telah pula mendapat ucapan selamat ulang tahun dari segenap hadirin, karena hari ini Kepala Negara genap berusia 58 tahun.
Publikasi, Lita.SH