MINGGU, 8 JUNI 1969
Presiden Soeharto dan keluarga hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-48. Dalam rangka itu ia telah menerima ucapan selamat hari ulang tahun dari para pemimpin, baik dari dalam maupun luar negeri.
SENIN, 8 JUNI 1970
Pagi ini Presiden Soeharto dan keluarga merayakan ulang tahunnya yang ke-49. Di pintu masuk kediamannya, Presiden dan Ibu Tien Soeharto menerima ucapan selamat dari para pejabat pemerintahan sipil dan militer, handai taulan, dan para wartawan yang bertugas di istana.
KAMIS, 8 JUNI 1972
Sebelum mengakhiri kunjungannya di lndonesia, PM Billy McMahon dan Presiden Soeharto hari ini mengeluarkan komunike bersama. Dalam komunike itu ditekankan bahwa tidak ada niat kedua negara untuk membentuk suatu fakta pertahanan bersama. Namun dinyatakan adanya kesepakatan untuk bekerjasama di bidang pertahanan melalui cara-cara praktis dan masuk akal dimana kedua negara dapat saling bertukar pengalaman dan memperjuangkan kepentingan bersama sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing. Komunike itu juga menyebutkan bahwa selama tiga tahun ini Australia akan memberikan bantuan ekonomi dan teknik sebesar 69 juta dolar Australia dalam bentuk grant.
KAMIS, 8 JUNI 1978
Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Emil Salim, pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Cendana. Dalam pertemuan itu telah dibahas masalah pengawasan terhadap aparatur negara dan pelestarian lingkungan hidup. Pada kesempatan itu Presiden menggariskan kebijaksanaan bahwa untuk tahap sekarang ini pengawasan dikosentrasikan kepada pegawai negeri golongan IV/a keatas saja. Dan inipun dinilai mulai dengan masalah kewajiban mereka untuk melunasi pajak. Presiden juga meminta agar ketentuan-ketentuan yang telah ada mengenai pola hidup sederhana, seperti pemabtasan pesta-pesta dan sebagainya, supaya di telaah kembali sehingga diketahui seberapa jauh efektifannya.
Perihal lingkungan hidup, Presiden menginstruksikan agar dibuat suatu program pengembangan lingkungan hidup dengan menggunakan daerah aliran sungai (DAS) sebagai titik temu kerjasama dari semua instansi secara lintas sektoral. Dalam hal ini Kepala Negara menghendaki agar program masing-masing instansi diarahkan pada pengembangan dan pengendalian DAS tersebut.
Untuk menjaga kelestarian sumber daya perikanan laut, sehubungan dengan adanya gejala tidak sebandingnya jumlah kapal nelayan dengan daya dukung alam, Presiden menugaskan departemen-departemen terkait untuk mensinkronkan langkah-langkah mereka agar sasaran Menteri Pertanian bisa tercapai. Langkah-langkah itu bisa berupa pengalihan kelebihan kapal yang beroperasi atau dengan memperketat pemeriksaan surat-surat izin dan sebagainya. Sebagaimana diketahui Menteri Pertanian telah mengeluarkan keputusan tentang pengaturan jalur penangkapan ikan yang “membatasi” wilayah operasi kapal trawler (pukat harimau).
Demikian dikatakan oleh Emil Salim usai menghadap Kepala Negara hari ini.
JUMAT, 8 JUNI 1979
Pembicaraan babak kedua antara Presiden Soeharto dan PM Ohira berlangsung pagi ini di kediaman resmi Perdana Menteri Jepang. Pembicaraan ini kemudian dilanjutkan dengan perundingan antara delegasi kedua negara yang masing-masing dipimpin oleh Presiden Soeharto dan PM Ohira.
Pembicaraan resmi kedua ini lebih banyak terpusat pada masalah-masalah bilateral dan regional. Presiden meminta Jepang untuk bekerjasama membangun pabrik pupuk, meningkatkan produksi minyak dan LNG. Kepala Negara juga meminta Jepang untuk persyaratan pemberian kredit. Secara khusus mengemukakan perlunya negara-negara maju mengatasi masalah pengingsi lndocina.
Dalam hubungan ini ia mengharapkan Jepang dapat memberikan bantuan keuangan untuk membangun pusat pemrosesan pengungsi di Pulau Galang, disamping bersedia menerima pengungsi dalam jumlah yang lebih banyak.
Dalam pembicaraan ersebut, PM Ohira telah menyatakan kesediaan Jepang untuk bekerjasama dengan lndonesia. Hal ini terungkap jelas didalam sebuah komunike bersama yang dikeluarkan siang ini di Tokyo. Komunike itu antara lain mengungkapkan persetujuan kedua pemerintah untuk meningkatkan kerjasama dalam pengembangan energi di lndonesia, termasuk minyak dan gas, batubara, sumber panas bumi dan sumber tenaga air. Selain itu Jepang juga memberikan dukungan terhadap kebijaksanaan lndonesia mengenai konsep Wawasan Nusantara.
Presiden dan Ibu Soeharto siang ini melakukan kunjungan kehormatan kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri di lstana Kaisar yang bertingkat empat itu. Dalam kunjungan yang berlangsung selama dua jam itu, Presiden dan lbu Soeharto juga dijamu makan siang oleh Kaisar dan Permaisuri. Iktu serta dalam rombongan Presiden adalah Menteri Koordinator Bidang Polkam, M Panggabean, Menteri Koordinator Bidang Ekuin, Widjojo Nitisastro, Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono, dan lsteri masing-masing.
Malam ini Presiden dan lbu Soeharto menghadiri acara silahturahmi dengan masyarakat lndonesia yang diselenggarakan di Balai lndonesia, Tokyo. Dalam acara ramah tamah itu, Presiden antara lain mengatakan bahwa penataran P4 bukan saja ditujukan kepada para pejabat tinggi, melainkan juga terhadap seluruh rakyat lndonesia. Ditandaskannya bahwa penataran ini bukan kehendaknya sendiri, tetapi kehendak rakyat yang disalurkan melalui MPR.
Dalam acara tersebut Presiden telah pula mendapat ucapan selamat ulang tahun dari segenap hadirin, karena hari ini Kepala Negara genap berusia 58 tahun.
SENIN, 8 JUNI 1981
Masih berada di Banda Aceh, pagi ini Presiden meresmikan sejumlah proyek pembangunan. akan tetapi sebelum dimulainya rangkaian acara hari ini, Presiden Soeharto merayakan hari ulang tahunnya yang ke-60 di Gubernuran Aceh. Acara yang sederhana itu dihadiri oleh Pejabat Gubernur Aceh serta para menteri yang sedang di Banda Aceh.
Pagi ini secara sekaligus Presiden meresmikan sembilan proyek pembangunan di Daerah Istimewa Aceh. Acara peresmian dipusatkan di Gedung Keuangan Negara Banda Aceh yang baru saja selesai dibangun. Keseluruhan proyek yang diresmikan Kepala Negara itu bernilai Rp20 miliar.
Dari keseluruhan proyek itu terdapat satu gedung perkantoran, yaitu Gedung Keuangan Negara, dan sebuah sarana kebudayaan yang diberi nama “Anjung Mon Mata”. Selain itu, dua proyek PLTD, masing-masing sebuah di Banda Aceh dan Lhokseumawe, serta dua sentral telepon otomat, untuk Sigli dan Banda Aceh. Yang lainnya adalah proyek jalan Banda Aceh—Lhokseumawe, proyek air bersih di Banda Aceh, dan proyek perumahan Perumnas.
Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa selain berusaha memelihara hasil yang sudah ada, kita juga harus terus bekerja keras untuk melanjutkan usaha-usaha pembangunan, baik dalam bidang jasmaniah maupun rohaniah. Hal itu karena, menurut Presiden, pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu kehidupan kita yang harus terus menerus kita lakukan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kelangsungan dan kelanjutan kegiatan pembangunan itu terlebih-lebih penting karena kita tidak mencapai kesemuanya itu sekali jadi. Bangsa lndonesia adalah besar dan majemuk dan mendiami wilayah yang luas. Untuk mencapai kemajuan dan pemerataan, mutlak diperlukan pengarahan dan pengerahan semua sumber daya yang ada seefektif dan seefisien mungkin. Demikian antara lain dikatakan Presiden.
Setelah meresmikan proyek-proyek tersebut, sore ini juga Kepala Negara dan rombongan kembali ke Jakarta.
SELASA, 8 JUNI 1982
Bertempat di Balai Kartini, Jakarta, pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto membuka Konvensi Tahunan lndonesian Petroleum Association (IPA) ke-10. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa peranan kerjasama lndonesia dengan perusahaan-perusahaan minyal asing dalam pembangunan perminyakan di lndonesia sangat besar. Dalam hubungan ini Kepala Negara meminta agar peranan itu terus bersifat positif dan konstruktif, maka pengertian pihak perusahan asing terhadap semangat, arah dan tujuan pembangunan lndonesia sangatlah penting. Dijelaskan oleh Presiden, bahwa kesempatan untuk menanam modal dan memperoleh keuntungan disini harus mempunyai fungsi nyata dalam memajukan perekonomian lndonesia dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
SABTU, 8 JUNI 1985
Presiden Soeharto hari ini memberikan sumbangan untuk pembangunan Masjid Agung Buah Batu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bantuan sebesar Rp. 7,5 juta untuk tahap pertama, dan Rp. 2,5 juta untuk tahap kedua itu diserahkan oleh Bupati Kabupaten Bandung, H Sani L. Abdurachman, kepada panitia pembangunan Masjid tersebut yang diwakili Camat Buah Batu, Barnawan.
Sore ini Presiden Soeharto beserta keluarganya merayakan hari ulang tahunnya yang ke-64 di Cendana. Berbeda dari biasanya, pada pesta ulang tahun kali ini, selain mendapat ucapan selamat dari keluarga dan kerabat dekat, Kepala Negara juga mendapat ucapan selama dari serombongan pelajar.
SENIN, 8 JUNI 1987
Pukul 10.00 pagi ini bertempat di Cendana, Presiden Soeharto menerima kunjungan Kepala BKKBN, Dr Haryono Suyono, dan Bupati Bogor, Sudrajat. Kedatangan mereka adalah dalam rangka rencana dialog tentang program KB antara Kepala Negara dengan masyarakat desa Singajaya. Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Dialog yang akan berlangsung pada tanggal 10 Juni mendatang ini juga dilakukan dalam rangka pembuatan film yang akan disumbangkan untuk dana bagi kegiatan badan keendudukan PBB. Film tersebut akan disiarkan secara luas oleh televisi seluruh dunia pada tanggal 11 Juli 1987 bersama dilm-film dari tokoh-tokoh dunia lainnya. Penyiaran ini dilakukan untuk menandai kelahiran bayi kelima miliar di dunia.
RABU, 8 JUNI 1988
Dengan didampingi oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan, LB Moerdani pagi ini Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Yang Dipertuan Agong Malaysia, Sultan Mahmood Iskandar, di Cendana. Ikut hadir dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Malaysia di Jakarta, Mohamad Khatib, dan Duta Besar lndonesia di Kuala Lumpur, Himawan Sutanto. Maksud kunjungan tidak resmi Yang Dipertuan Agong adalah menyampaikan selamat ulang tahun kepada Presiden Soeharto yang hari ini memang tepat berusia 67 tahun.
Pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet bidang Ekuin yang berlangsung di Bina Graha. Sidang hari ini antara lain membahas tentang perkembangan ekspor non-migas. Kepada sidang dilaporkan bahwa terjadi loncatan ekspor non-migas dalam tahun 1987/1988, dimana ekspor komoditi-komoditi tersebut melebihi perkiraan sebelumnya. Loncatan ekspor non-migas itu telah menyebabkan terjadinya penggeseran posisi nilai ekspor migas yang selama ini merupakan andalan ekspor kita. Nilai ekspor non-migas pada tahun anggaran yang lalu mencapai 51,4% dari keseluruhan ekspor lndonesia.
KAMIS, 8 JUNI 1989
Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-68, sore ini Presiden Soeharto menerima penghargaan tertinggi PBB dibidang kependudukan atau UN Population Award tahun 1989 di markas PBB, New York. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Javier de Cuellar. Dua negarawan lain yang pernah menerima penghargaan yang sama adalah PM Indira Gandhi (1983) dan Presiden Hussain Muhammad Ershad (1987).
Didalam pidatonya, Ketua Komite UN Population Award, Mario Moya Palencia, mengungkapkan bahwa Presiden Soeharto terpilih menjadi penerima penghargaan tahun ini setelah melalui seleksi ketat. Dikemukakannya bahwa ada 24 calon yang masuk nominasi, tetapi pilihan jatuh kepada Presiden Soeharto. Alasannya ialah karena Presiden Soeharto dinilai teah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menggalakkan program KB di lndonesia sejak ia menandatangani Deklarasi Para Pemimpin Dunia tentang Kependudukan tahun 1967 bersama 26 Kepala Negara lainnya.
Sementara itu didalam pidatonya, Kepala Negara mengataan bahwa apa yang dilakukannya dibidang kependudukan selama ini tidak akan ada artinya tanpa partisipasi penduduk lndonesia sendiri. Karena itu dalam kesempatan ini ia menyampaikan rasa hormat yang sangat dalam dan pernghargaan setinggi-tingginya kepada semua lapisan, golongan dan generasi bangsa lndonesia. Dikatakannya bahwa sesungguhnya anugerah dan kehormatan ini tertuju kepada mereka semua. Termasuk didalamnya: para ulama, tenaga penyuluh, tenaga kesehatan yang memberi pelayanan, pemuka-pemuka masyarakat, pimpinan organisasi wanita dan pemuda.
Pada kesempatan itu Presiden juga menyingkapkan tetang kunci sukses program KB di lndonesia. Dikatakannya bahwa langkah pertama adalah menggugah kesadaran para pemimpin dan masyarakat bahwa masalah kependudukan adalah masalah yang sentral dalam pembangunan nasional. Langkah kedua adalah dikembangkannya strategi dasar pelembagaan dan pembudayaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Berdasarkan strategi ini maka KB bukanlah semata-mata masalah kuantitatif demografis serta masalah klinis kontrasepsi, tetapi menyangkut usaha untuk mengadakan perombakan tata nilai dan norma.
SABTU, 8 JUNI 1991
Pagi ini Presiden Soeharto menerima Presiden Yang Shangkun yang datang untk berpamitan karena akan melanjutkan perjalan ke Bali sebelum berangkat ke Thailand hari senin yang akan datang. Mengetahui bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Presiden Soeharto yang ke-70, Presiden RRC itu telah pula mengirimkan kue ulang tahun yang besar kepada Presiden Soeharto sebagai ucapan selamat ulang tahun.
Ulang tahun ke-70 Presiden Soeharto malam ini dirayakan oleh keluarganya di Cendana. Sebagaimana biasanya, acara ini diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh lbu Tien, kemudian Presiden menerima ucapan selamat dari anak-cucu dan pemotongan tumpeng.
Bertepatan dengan ulang tahun ke-70 Kepala Negara, diterbitkan sebuah buku kenang-kenangan. Buku tebal yang berjudul Diantara para sahabat itu berisikan kesan-kesan dari 86 orang yang pernah dekat dengan Presiden, antara lain para menteri atau mantan menteri. Buku tersebut diedit oleh G Dwipayana dan Nazaruddin Sjamsuddin.
SENIN, 8 JUNI 1992
Menteri Perindustrian Hartarto diterima Kepala Negara di Cendana pada jam 10.00 pagi ini. Kepada Presiden, ia melaporkan hasil ekspor produk-produk industri selama periode April 1991 sampai Februari 1992 yang mencapai US$14,6 miliar. Setelah pertemuan itu, ia mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong ekspor beberapa jenis komoditi yang pemasarannya sekarang sedang menurun di luar negeri. menurut Hartarto gejala menurunnya sejumlah komoditi itu tidak lain karena kelesuan pemasar yang hanya bersifat sementara. Ia menyebutkan bahwa komoditi yang akhir-akhir ini menurun pemasarannya antara lain adalah sepatu karet, makanan ternak, semen, produk pangan olahan, serta beberapa produk petrokimia.
Dalam pidato melalui televisi malam ini, Presiden Soeharto memerintahkan jajaran Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan suara sebaik-baiknya, sehingga para pemilih dapat menggunakan hak mereka tanpa ada hambatan dan gangguan. Menyongsong hari pemungutan suara besok, Kepala Negara mengatakan bahwa sekarang telah datang saatnya pra pemilih menyampaikan keputusan akal dan hati nuraninya pada tempat-tempat pemungutan suara.
Malam ini Presiden Soeharto merayakan hari ulang tahunnya yang ke-71 dalam suatu upacara kekeluargaan Cendana. Acara yang sedehana itu ditandai dengan kata sambutan oleh lbi Tien yang sekaligus juga memimpin pembacaan doa, pemotongan tumpeng, nyanyian bersama dan ucapan selamat dari lbu Tien Soeharto, anak-anak dan cucu serta sanak keluarga lainnya. Ulang tahun Kepala Negara kali ini juga ditandai penerbitan dua buah buku, Jejak Langkah Pak Harto jilid ke-5 dan Surat dari Anak-anak yang ke-2.
Penyusun Intarti, S.Pd.