Kamis, 4 Mei 1989
Pada jam 09.55 pagi ini, bertempat di Cendana, Presiden dan Ibu Soeharto menerima kunjungan perpisahan dari Pangeran Sihanouk dan Puteri Monique. Dalam pertemuan itu Kepala Negara mengungkapkan harapannya agar pembicaraan yang akan dilangsungkan oleh Sihanouk dengan PM Pemerintah Phnom Penh, Hun Sen, di Prancis dalam bulan Juni nanti akan lebih maju daripada pertemuan mereka di Jakarta. diharapkan oleh Presiden agar kemajuan yang telah dicapai dalam pertemuan kedua pimpinan Kamboja di Jakarta dapat dijadikan modal untuk pertemuan mereka selanjutnya.
Perdana Menteri Jepang, Noboru Takeshita, sore ini tina di Jakarta dalam rangka kunjungan resmi sampai sabtu pagi. Kedatangan PM dan Nyonya Takeshita disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam suatu upacara kenegaraan di halaman Istana Merdeka. Setelah upacara kenegaraan yang antara lain ditandai dentuman meriam 19 kali itu, Kepala Negara memperkenalkan tamunya kepada para pejabat tinggi Indonesia serta kepala perwakilan negara asing yang ikut menyambut kedatangannya. Selanjutnya, kedua tamu negara mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto diRuang Jepara, Istana Merdeka.
Pukul 20.00 malam ini, preisden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan makan kenegaraan untuk menghormat PM dan Nyonya Takeshita di Indonesia. Jamuan yang diadakan di Istana Negara itu dilanjutkan dengan acara kesenian yang baru berakhir pada jam 23.30.
Dalam pidato selamat datangnya, Presiden antara lain mengatakan bahwa jamuan yang diadakannya itu lebih dari penghormatan terhadap seorang tamu negara, seorang perdana menteri , karena malam ini adalah malam untuk menghormat seorang sahabat Indonesia. PM Takeshita digambarkan oleh Presiden Soeharto sebagai seorang yang didalam kesibukannya memimpin sebuah bangsa yang sedang memikul tanggungjawab internasional dalam suasana perkembangan dunia yang sangat dinamis, tetap menaruh perhatian yang begitu besar terhadap Indonesia.
Dalam pidatonya, Kepala Negara banyak menyinggung tentang hubungan yang sangat mendalam antara kedua negara. presiden menilai bahwa sekalipun hubungan itu telah berlangsung begitu rupa rupa, namun masih perlu ditingkatkan lagi. Dalam hal ini Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa adalah kepentingan strategis dan vital kedua bangsa untuk bersama-sama mengatasi kesulitan-kesulitan jangka pendek yang dihadapi Indonesia. Untuk masa datang, demikian ditegaskan Presiden, Indonesia tetap memandang penting hubungan ekonomi dan kerjasama bantu membantu antara kedua negara.
Selanjutnya Presiden memperinci bahwa pinjaman lunak, aliran modal, alih teknologi, bantuan pendidikan dan latihan serta terbukanya pasar Jepang yang lebih luas merupakan hal-hal yang perlu ditingkatkan di masa datang. Semuanya itu merupakan upaya-upaya penting untuk membangun sumber daya manusia, yang merupakan bagian penting dari pembangunan Jangka Panjang 25 tahun kedua Indonesia.
Publikasi Lita.SH