SABTU, 23 MEI 1987
Secara berturut-turut, mulai jam 09.00 sampai jam 11.00, hari ini Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan duta-duta besar dari tiga negara sahabat dalam serangkaian upacara di Istana Merdeka. Mereka adalah Duta Besar Alberto Villamizar Cardena’s dari Kolombia, Duta Besar D Jose Antonio Acebal y Monfort dari Spanyol, dan Duta Besar Godert Willem de Vos van Steenwijk dari Kerajaan Belanda.
Menerima surat kepercayaan Duta Besar Kolombia, Kepala Negara antara lain menyatakan sependapat dengan Duta Besar Cardena’s bahwa kerjasama kedua negara dalam Gerakan Non-Blok merupakan bukti bahwa kita sama-sama mempunyai maksud dan tujuan yang serupa, yaitu turut menciptakan perdamaian dunia, saling menghormati norma koeksistensi antar negara serta mempertahankan nilai-nilai tradisional kita masing-masing dan prinsip-prinsip keadilan. Dikatakannya pula bahwa kita pun harus sekuat tenaga mempertahankan kemurnian prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok dan berusaha untuk turut meredakan berbagai konflik serta mnciptakan perdamaian dunia.
Kepada Duta Besar Spanyol, Presiden Soeharto mengatakan bahwa dalam situasi dunia yang mengarah kepada saling membutuhkan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya dewasa ini, setiap bangsa memang perlu meningkatkan hubungan persahabatan dengan bangsa-bangsa lain. Kesadaran itulah yang membuat persahabatan antara kedua negara kita terasa makin erat dari waktu ke waktu, meskipun letak geografis kedua negara kita berjauhan, serta berbeda pula latar Indonesia sangat menghargai kerjasama yang telah diberikan Spanyol dalam usaha memperlancar pelaksanaan pembangunan Indonesia.
Sementara itu, ketika menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Belanda, Presiden menyerukan agar semua negara mengambil peran yang aktif dan bertanggungjawab untuk menciptakan tata hubungan yang lebih menjamin perdamaian dan keadilan demi kesejahteraan seluruh umat manusia, berdasarkan prinsip-prinsip saling hormat menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan menjauhkan diri dari pemaksaan kehendak.
Selanjutnya Presiden menyampaikan terimakasih yang dalam kepada Pemerintah Belanda atas kerjasama dan peransertanya dalam berbagai proyek pembangunan di Indonesia, baik dalam mendorong penanaman modal maupun dalam bentuk kerjasama teknik dan keuangan. Presiden juga menyatakan sangat menghargai peranan Belanda sebagai Ketua IGGI, yang merupakan salah satu forum kerjasama Utara-Selatan yang paling berhasil pada waktu ini.
Presiden memerintahkan Departemen Penerangan untuk mengadakan survey di daerah-daerah terpencil di Sulawesi Selatan yang selama ini tidak terjangkau siaran TVRI. Untuk membuka daerah-daerah itu kemungkinan Presiden akan memberikan bantuan bagi pembuatan pemancar relay TV disana.
Demikian diungkapkan oleh Menteri Penerangan Harmoko setelah ia menghadap Kepala Negara siang ini di Istana Merdeka.
Publikasi, Lita.SH