RABU, 22 MEI 1991
Bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto pada pukul 10.00 pagi ini menerima para peserta Rapat Dewan Paripurna Legiun Veteran Republik Indonesia. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa meskipun pembangunan kita telah mendekati saat tinggal landas, namun sebagai karya manusia, pembangunan juga tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai pejuang yang selalu dengan kepala tegak menghadapi masa depan, kita mengambil pelajaran secara dewasa dari segala kemajuan dan kekurangan itu. Sebagai pejuang kita tidak kendor semangat dalam melihat tantangan dihadapan kita. Sebaliknya malahan membangkitkan semangat kita untuk berjuang lebih gigih lagi.
Kepala Negara menyatakan terkejut atas terjadinya pembunuhan terhadap Rajiv Gandhi, bekas Perdana Menteri India. Ungkapan perasaan Presiden itu dikemukakannya ketika ia beramah-tamah dengan pengurus LVRI hari ini di Istana Negara. Rajiv Gandhi tewas akibat serangan bom ketika ia melakukan kampanye pemilihan umum di negara bagian Tamil Nadu, India Selatan
Pukul 15.00 sore ini Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Wakil Presiden AS Dan Quayle, di Istana Merdeka. Kemudian Kepala Negara melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden Dan Quayle yang selama berada di Indonesia menjadi tamu Wakil Presiden Sudharmono.
Dalam pembicaraan dengan Wakil Presiden Quayle sore ini, Presiden Soeharto telah mengetengahkan masalah kayu lapis Indonesia yang sebagian besar ekspornya di tujukan ke AS. Presiden menekankan pada pentingnya pengertian AS, sebab ekspor kayu lapis bagi Indonesia sangat besar artinya. Dikatakannya bahwa sektor ini mempekerjakan tiga juta rakyat Indonesia.
Selain masalah bilateral, kedua pemimpin itu juga membahas masalah Timur Tengah. Dalam hubungan ini, Presiden Soeharto menekankan bahwa penyelesaian menyeluruh masalah Timur Tengah hanya mungkin bisa dicapai apabila persoalan Palestina diselesaikan secara adil. Namun sekuriti Israel perlu pula dijamin, sebagaimana yang tertuang dalam Resolusi PBB No. 242 dan 338.
Publikasi, Lita.SH