Kamis, 1 Mei 1986
Pukul 09.45 pagi ini bertempat di VIP room Bale Banjar Hotel Putri Bali, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan. Pembicaraan yang berlangsung dalam suasana akrab itu berakhir sekitar pukul 12.00 siang.
Dalam pembicaraan pagi ini, Presiden Reagan menawarkan kepada ASEAN untuk bekerjasama dengan erat dalam memerangi pembatasan – pembatasan dalam perdagangan dunia. Presiden Reagan Juga mendesak kelompok negara ASEAN menggerakkan negara-negara berkembang lainnya kearah kemajuan ekonomi.
Sementara ini Presiden Soeharto didalam pembicaraan ini antara lain telah menekankan pada kerjasama bidang ekonomi antara kedua negara. karena bagi Indonesia masalah ekonomi merupakan salah satu fokus pembangunan. Presiden Soeharto mengemukakan agar kerjasama ekonomi kedua negara didasarkan atas perdagangan bebas, tanpa adanya pembatasan ekspor RI ke negara adikuasa itu. Presiden Soeharto juga mengharapkan agar Pemerintah Amerika mendorong pihak swasta negara itu menanamkan modalnya di Indonesia. Harapan ini diutarakan Kepala Negara seraya mengemukakan pula jaminan adanya perbaikan-perbaikan iklim investasi bagi modal asing disini.
Berkenaan dengan diselenggarakannya KTT negara-negara industri maju di Tokyo, Presiden Soeharto meminta kepada Presiden Reagan untuk mengusahakan agar KTT tersebut dapat mengambil keputusan positif bagi pembangunan ekonomi dunia. Hal-hal yang diinginkan negara-negara sedang membangun, demikian Presiden Soeharto, adalah pengurangan tindakan-tindakan proteksionisme, dan mendorong pengembangan perdagangan secara bebas baik antara negara maju maupun dengan negara berkembang.
Pukul 15.00 sore ini berlangsung pula pembicaraan antara Presiden Reagan dengan menteri-menteri luar negeri ASEAN di hotel Nusa Dua. Pada kesempatan itu, sesuai dengan kebijakan pemerintah Amerika untuk meningkatkan perdagangan secara bebas baik antara negara maju maupun dengan negara berkembang.
Pukul 19.30 malam ini, bertempat di Hotel Putri Bali. Presiden dan Ibu Soeharto mengadakan jamuan santap malam untuk menghormati Presiden dan Nyonya Nancy Reagan. Menyambut kunjungan kedua tamunya, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa Amerika Serikat, sebagai negara besar, mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk memberikan sumbangan yang sebaik-baiknya bagi terwujudnya dunia yang lebih terasa tenteram, yang lebih maju, yang lebih sejahtera dan yang lebih adil dari apa yang dirasakan oleh umat manusia sampai sekarang.
Presiden Soeharto mengatakan bahwa sebagai negara yang menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif, maka Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan mengambil semua langkah yang memadai untuk menciptakan keadaan damai dan stabil di dunia. Indonesia juga menyerukan dengan sungguh-sungguh agar semua negara berkerjasama bahu membahu sebagai mitra yang sejajar dan bertanggung jawab mewujudkan tata ekonomi dunia baru yang menjamin kemajuan dan keadilan bagi semua bangsa di dunia.
Dalam rangka itu, Presiden Soeharto berharap agar KTT negara-negara industri maju di Tokyo tidak hanya membahas kepentingan negara-negara maju saja, akan tetapi hendaknya juga memperhatikan kepentingan semua bangsa, negara dan masyarakat dunia, demi untuk keselamatan umat manusia dan kebaikan seluruh dunia, terutama di waktu dunia menghadapi saat-saat yang sulit seperti sekarang ini. Demikian Presiden.
Sementara itu, Presiden Reagan memuji Presiden Soeharto atas keberhasilannya yang menakjubkan dalam memimpin Indonesia menuju swasembada beras dan mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia.
Publikasi Lita.SH