KAMIS, 11 MEI 1989
Selama satu jam lebih, Presiden Soeharto pagi ini menerima Duta Besar AS untuk Indonesia, Paul D Wolfowitz di Bina Graha. Duta Besar Wolfowitz datang untuk pamit sehubungan dengan berakhirnya tugasnya di Indonesia. Selesai pertemuan tersebut telah dibahas berbagai masalah, baik yang menyangkut keadaan di Indonesia, kawasan Asia Tenggara maupun situasi dunia pada umumnya.
Kepala Negara menganjurkan kepada para pengrajin cenderamata untuk memproduksi barang-barang yang sesuai dengan selera pasar, baik di dalam maupun di luar negeri. barulah dengan demikian apa yang mereka produksi akan benar-benar menguntungkan dan tidak sia-sia. Pesan tersebut disampaikan Presiden kepada pada pengurus Yayasan Bhakti Nusantara Indah, yang dipimpin oleh Nyonya Siti Hardiyanti Indra Rukmana, ketika mereka menghadapnya di Bina Graha pagi ini.
Hari ini pemerintah mengeluarkan Daftar Bidang Usaha yang tertutup bagi Penanaman Modal (DNI, Daftar Nefative Investment) sebagai Pengganti Daftar Skala Prioritas (DSP). DNI ini disusun lebih ringkas dan sederhana dibanding dengan DSP, sebab didalam DNI hanya dimuat bidang usaha yang tertutup saja. Salah satu ketentuan dalam DNI adalah batas minimum investasi PMA yang selama ini adalah US$1 juta menjadi US$250.000,-. Disamping itu juga prosentase penyertaan saham koperasi dalam rangka PMA yang sebelumnya sebesar 20% kini menjadi hanya 5% saja.
Publikasi, Lita.SH