SENIN, 6 MEI 1968
Pagi ini di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima wakil-wakil dari delapan kesatuan aksi untuk bertukar pikiran. Organisasi-organisasi yang terwakili dalam pertemuan ini adalah KAPI, KAPPI, KASI, KAWI, KAPNI, KAGI, KAPBI, dan Lasykar Ampera Arief Rachman Hakim. Dalam tukar pikiran itu, Presiden antara lain mengemukakan bahwa satu-satunya jalan keluar dari keadaan ekonomi yang sekarang ini ialah dengan mengadakan pembangunan secara bertahap, sambil menekan tingkat inflasi. Ini merupakan alternatif kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah pada masa-masa yang akan datang, terutama dengan selesainya tahap stabilisasi dan rehabilitasi perekonomian.
Menyinggung soal jalan keluar ini, Presiden mengharapkan agar kita tidak hanya menilai masalah ekonomi yang dihadapi, akan tetapi juga memberikan jalan keluar untuk mengatasinya. Jadi, jangan hanya mengadu kebenaran saja. Jenderal Soeharto mengecam cara-cara penilaian yang kurang tepat mengenai situasi ekonomi kita dewasa ini, sehingga menimbulkan pengaruh negatif terhadap masyarakat. Sementara itu dalam menanggapi sinyalemen wakil-wakil kesatuan aksi tentang adanya korupsi dalam pemerintahan, Presiden mengatakan bahwa ada usaha korupsi pemerintahan, Presiden mengatakan bahwa ada usaha-usaha pemerintah untuk mengusut orang-orang yang dicurigai. Tetapi diakui oleh Jenderal Soeharto bahwa usaha tersebut kurang lancar, sehingga tidak dapat diteruskan ke pengadilan. Hal ini disebabkan oleh kurang mampunya Team Pemberantasan Korupsi dalam melakukan pengusutan demikian kata Presiden.
SELASA, 6 MEI 1969
Presiden Soeharto, dalam rapat Sub-Dewan Stabilisasi Ekonomi pagi ini di Istana Merdeka, telah memberikan petunjuk-petunjuk bagi kelancaran dropping uang anggaran pembangunan bagi departemen-departemen dan daerah-daerah. Dalam hubungan ini Departemen Keuangan diinstruksikan untuk mengadakan pengecekan bagi kelancaran dropping tersebut.
Publikasi, Lita.SH