Kamis, 2 April 1981
Selama lebih kurang satu setengah jam, pagi ini di istana Negara, Presiden Soeharto pimpinan ABRI yang baru saja selesai mengikuti Rapim ABRI tahun 1981. Dalam sambutannya, Kepala Negara meminta seluruh jajaran ABRI, baik sebagai kekuatan pertahanan-keamanan ataupun sebagai kekuatan sosial, untuk dengan penuh kesabaran dan ketanahan terus menerus mengingatkan masyarakat agar kita selalu waspada. Selanjutnya dikatakan bahwa jika ABRI sebagai aparatur Pemerintah dan alat keamanan dalam melaksanakan tugasnya melakukan langkah preventif ataupun langkah represif untuk mengatasi sesuatu peristiwa atau masalah, maka tidak lain tujuannya adalah untuk menjaga dan memantapkan stabilitas nasional yang dinamis. Langkah dan tindakan itu sama sekali tidak ditujukan kepada sesuatu golongan atau untuk memojokkan sesuatu golongan.
Sebelumnya, Presiden memintah hendaknya ABRI tetap berpegang teguh pada Saptamarga. Dengan demikian ABRI hanya mengenal dan setia pada negara Kesatuan RI yang berdasarkan ideologi Pancasila, dan tidak mengingini atau mengenal negara dengan bentuk lain atau ideologi negara ---Pancasila--- dengan tidak mengenal menyerah terhadap kekuatn manapun, yang akan mengubah atau mengganti Pancasila. Demikian antara lain yang dikatakan Presiden.
Sesdalopbang Solichin GP telah menyerahkan 250 unit pompa air bantuan Presiden kepada para petani tambak di Jawa Timur. Bantuan yang bernilai Rp206.200.000,- diserahkannya dalam suatu upacara di desa Kalianyar, Bangil, Jawa Timur. Pompa air tersebut didistribusikan kepada para petani tambak di kabupten Pasuruan, Sidoardjo, Gresik, Lamongan, Tuban dan Kotamadya Surabaya.
Publikasi Lita,SH.