Selasa, 1 april 1986
Pukul 10.30 pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto menyambut kedatangan Raja Yordanian dan Permaisurinya di pelabuhan udara Halim Perdanakusuma. Raja Hussein dan Ratu Noor al Hussein disambut dengan upacara kenegaraan secara kebesaran militer, dengan dentuman meriam sebanyak 21 kali dan alunan lagu kebangsaan kedua negara. kedua tamu negara akan berada di Jakarta hari Kamis pagi, selanjutnya akan mengunjungi Yogyakarta dan Bali selama empat hari.
Jamuan santap malam kenegaraan untuk menghormat Raja Hussein dan Ratu Noor Hussein diselenggarakan oleh Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Negara malam ini. Dalam kesempatan itu, kepada Raja Hussein dan rombongan disuguhi pula pertunjukan tari-tarian Indonesia yang berlangsung sampai pukul 23.30 malam.
Menyambut kunjungan kedua tamu dari Kerajaan Hashemit Yordania itu, Presiden Soeharto menyatakan keyakinannya bahwa kunjungan ini akan menambah eratnya persahabatan dan memperdalam saling pengertian yang telah ada antara kedua negara dan bangsa. Menurut Presiden, kunjungan ini juga akan memperlebar jalan yang akan ditempuh bersama daan meningkatkan kerjasama yang saling bermanfaat bagi kedua belah pihk maupun dalam memikul tanggungjawab bersama terhadap keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.
Dikatakannya bahwa rakyat Indonesia menyambut Raja Hussein lebih dari seorang tamu, karena ia adalah seorang pemimpin dari tokoh pejuang bangsa Arab yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dan memulihkan hak-hak Arab atas wilayah yang secara tidak sah diduduki Israel. Bahkan dikatakan Presiden bahwa Raja Hussein adalah juga pemimpin bangsa sahabat Indonesia yang tidak mungkin terlupakan.
Lebih jauh dikemukakan oleh Kepala Negara bahwa rakyat Indonesia akan selalu ingat bahwa dalam perjuangan merebut dan menegakkan kemerdekaannya empat dasawarsa yang lalu, pemerintah dan rakyat Yordania telah menunjukkan rasa setia kawan dan rasa persaudaraannya yang dalam. Rakyat Indonesia tidak akan lupa bahwa Yordania merupakan salah satu negara Arab yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.
Presiden juga mengambil kesempatan itu untuk menegaskan kembali sikap Indonesia terhadap Timur Tengah, khususnya sengketa Arab-Israel dan masalah Palestina. Dikatakannya bahwa sikap Indonesia sudah jelas dan tidak perlu diragukan lagi. Sejak semula, Indonesia secara konseun dan konsisten mendukung perjuangan bangsa Arab dan rakyat Palestina untuk mengembalikan seluruh wilayah Arab yang diduduki Israel sejak tahun 1967, dan hak-hak sah rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Demikian antara lain sambutan Presiden.
Publikasi Lita,SH.