Kamis, 4 April 1968
Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta seluruh rombongan sore ini tiba kembali di Jakarta, setelah mengadakan kunjungan kenegaraan ke Jepang dan Kamboja selama satu minggu.
Sabtu, 4 April 1970
Pagi ini Presiden Soeharto menerima DPP-PNI yang datang untuk mengundangnya menghadiri pembukaan Kongres PNI ke-12 yang akan berlangsung di Semarang pada tanggal 11 April yang akan datang. Menanggapi undangan tersebut, Presiden menyatkan kesediaannya untuk menghadirinya. Selanjutnya Presdien berpesan agar PNI, setelah kongresnya itu, dapat meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan lima tahun yang kedua nanti.
Rabu, 4 April 1973
Pada pukul 09.00 dan 10.00 pagi ini, secara berturut-turut Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Irak, Fadhil Salman Al-Assaf, dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Muangthai, Kasemsri, di Istana Merdeka.
Kepada Duta Besar Irak, Presiden Soeharto menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan yang adil dan benar dari bangsa-bangsa Arab, termasuk bangsa Arab Palestina, dalam mempertahankan haknya. Dukungan yang diberikan bangsa Indonesia ini didasarkan pada rasa saling menghormati kedaulatan penuh dan memahami kemerdekaan masing-masing bangsa, disamping karena Indonesia benar-benar memahami apa arti kemerdekaan bagi suatu bangsa.
Dalam pidatonya, Duta Besar Al-Assaf menyampaikan penghargaan Pemerintah dan rakyat Irak atas sikap Pemerintah dan rakyat Indonesia yang terpuji dan tulus membantu perjuangan bangsa Arab Palestina.
Sementara itu, kepada Duta Besar Muangthai yang baru, Presiden Soeharto mengungkapkan penilaiannya terhadap ASEAN sebagai suatu lembaga yang sangat penting artinya, bukan hanya karena hasil-hasil lahiria yang telah dicapainya, melainkan juga karena jiwa dan semangatnya. Dikatakan oleh Presiden bahwa ASEAN dapat membangun proyek-proyek bersama. Menurutnya, proyek-proyek bersama itu selain memberikan manfaat bagi kesejahteraan anggota-anggota ASEAN, dapat pula membantu menciptakan ketahanan nasional masing-masing negara, menuju kepada ketahanan regional Asia Tenggara.
Dalam pidato penyerahan surat kepercayaannya, Duta Besar Kasem Kasemsri mengatakan bahwa kedua bangsa sudah sejak lama menikmati ikatan persahabatan, sehingga tidak ada alasan bagi keduanya untuk tidak memiliki pandangan yang sama, perasaan yang agung dan cita-cita yang luhur yang dapat diabdikan bagi kepentingan perdamaian, kebebasan dan persahabatan bangsa-bangsa, terutama di kawasan Asia Tenggara ini.
Pagi ini di Istana Negara Presiden Soeharto melantik Prof. Dr. Ali Wardhana menjadi menteri Keuangan., Jenderal Soemitro, menjadi Panglima Kopkamtib/Wakil Panglima Angkatan Bersenjata, Mayjen. Ali Said menjadi Jaksa Agung, dan Drs. Rachmat Saleh menjadi Gubernur Bank Indonesia. Dalam pidato sambutaannya, Presiden antara lain mengatakan bahwa didalam melaksanakan pembangunan yang segi-seginya semakin rumit itu diperlukan laporan yang mengandung kebenaran, bukan hanya penilaian yang bertujuan untuk menyenangkan atasan saja.
Diakui oleh Presiden bahwa meskipun perkembangan di bidang ekonomi dan politik dalam masa kerja Kabinet Pembangunan I menunjukkan garis naik, akan tetapi tidak semua sempurna. Oleh sebab itu ia minta secara khusus kepada para menteri dan pejabat tinggi negara untuk menyusun program-program kerja yang lebih tepat dan di-KIS-kan dalam rangka kesatuan bulat kebijaksanaan dan lanhkah tunggal Pemerintah.
Publikasi Lita,SH.