Kamis, 8 April 1971
Di Istana Merdeka jam 09.00 pagi ini, Presiden Soeharto menerima Menteri Urusan Kerjasama Ekonomi Jerman Barat, Dr. Erhard Eppler. Pada pertemuan ini, Dr. Erhard Eppler sempat memberi komentar tentang akan diadakannya pemilihan umum di Indonesia. Dikatakannya bahwa Indonesia terlampau berani melaksanakan pemilihan umum sekarang ini. Mendengar komentarnya, Presiden Soeharto menjawabnya bahwa pemerintah akan tetap menyelenggarakan pemilihan umum, karena ini berarti melaksanakan ketetapan MPRS. Presiden menambahkan ia sangat yakin bahwa pemilihan umum ini akan berjalan lancar, lebih-lebih setelah diadakannya konsultasi dengan para pimpinan partai politik dan golkar baru-baru ini.
Sabtu, 7 April 1972
Presiden Soeharto pagi ini mengadakan pertemuan dengan KASAU, Marsekal Suwoto Sukendar, di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu telah dibahas mengenai usaha pembajakan MNA pada tanggal 5 april yang lalu. Presiden mengatakan bahwa pembajakan tersebut merupakan suatu tindakan kriminal yang tidak dapat ditolerir. Presiden meminta perhatian Marsekal Suwoto Sukendar untuk benar-benar menjamin keamanan penerbangan, mengingat pentingannya hubungan udara bagi kepentingan pembangunan dewasa ini.
Pagi ini bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto melantik Mayjen. Sufharmono SH menjadi Sekretaris Negara. dalam amanatnya Presiden mengatakan bahwa betapa luasnya dan beratnya jabatan Sekretaris Negara itu. Tugas pokok sekretaris negara adalah membantu Presiden dalam memperlancar pelaksanaan tugasnya yang bersangkutan dengan penyelenggaraan administrasi negara dan pemerintah dalam arti yang luas. Selain sejretaris negara juga harus memberikan pelayanan administrasi bagi lembaga-lembaga pemerintah non-departemental. Dengan melihat pengalaman, kemampuan, dan pengabdian tugas selama ini, “saya yakin Jenderal Sudharmono dapat menjalankan tugas yang saya percayakan ini dengan sebaik-baiknya”.
Publikasi Lita,SH.