Minggu, 10 April 1977
Kurang lebih 100 orang anggota Kontak Tani hari ini mengadakan kunjungan ke usaha pertanian “tri-S” di Tapos, dan usaha pertaanian campuran di Ciomas. kunjungan mereka diterima langsung oleh Presiden Soeharto. Dalam kesempatan itu, Presiden Soeharto telah memberikan penjelasan mengenai peternakan dan pertanian kepada para peserta Kontak Tani tersebut secara lancar dan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para peserta.
Dalam penjelasannya,Presiden Soeharto memaparkan tujuan pokok usaha peternakan “Sari Silang Studi”. Ia juga menjelaskan masalah-masalah yang bersifat teknis mengenai peternakan,tanaman hias, tanaman industri, dan peternakan ikan. Tentang peternakan ‘ Tri-S”,ia mengatakan bahwa peternakan itu berusaha menghasilkan pejantan yang baik,yang hasilnya disebarkan keusaha peternakan yang adadiseluruh Indonesia. Disamping itu,peternakan ini juga merupakan tempat informasi bagi pengusahaan dan pengelohan yang menguntungkan.presiden Soeharto berpendapat bahwa usaha peternakan yang setengah modern dan yang modern bisah dilaksanakan di Indonesia,karena siapa saja dapat menyewa tanah dengan hak guna usaha. Selanjutnya di Ciomas, rombongan Kontak Tani yang tiba dari Tapos itu diterima Ibu Tien Soeharto.
Senin, 10 April 1978
Menko Polkam, Jenderal M Panggabean, menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha pada jam 10.00 pagi ini. Pada kesempatan itu Presiden telah memberikan petunjuk agar para menteri coordinator menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi secepat mungkin. Usai menghadap Kepala Negara, menyangkut bidang Politik dan Keamanan, Menteri Panggabean mengatakan kepada wartawan bahwa perkara mahasiswa yang ditahan tidak boleh dipeti-eskan dan akan diselesaikan menurut hukum.
Bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto siang ini menerima Menteri PAN, Sumarlin, dan Menteri Pekerjaan Umum, Purnomosidi. Dalam pertemuan tersebut telah dibahas masalah penertiban terhadap perusahaan-perusahaan real estate, sehubungan dengan adanya pemikiran untuk membangun lebih banyak lagi rumah yang harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
Selasa, 10 April 1979
Duta Besar RI untuk Filipina, Marsekal Sudarmono, pukul 09.30 pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Cendana. Selain melaporkan perkembangan hubungan Indonesia dan Filipina pada umumnya, dalam pertemuan itu juga telah dibahas mengenai rencana pertemuan tidak resmi antara Presiden Soeharto dan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos. Pembicaraan tidak resmi itu akan dilangsungkan di Filipina, tetapi waktunya masih belum ditentukan.
Panglima Kopkamtib, Laksamana Sudomo, dan Menteri PAN, Dr. JB Sumarlin, jam 10.00 pagi ini menghadap Kepala Negara di Cendana. Mereka dating untuk memberikan laporan mengenai perkembangan kegiatan Opstib dan usaha penertiban aparatur Negara. Usai menghadap, Menteri Sumarlin mengatakan bahwa selama bulan Maret 1979 tercatat 113 buah kasus, yaitu kasus penyelewengan, penyalahgunaan wewenang, dan pemalsuan bukti pembelian oleh suatu perusahaan niaga negara. Kasus-kasus tersebut melibatkan 154 orang pegawai. Jumlah ini adalah lebih besar daripada bulan Februari yang mencatat 100 kasus yang melibatkan 136 orang.
Sementara itu Laksamana Sudomo mengatakan bahwa sampai bulan Maret yang lalu Opstib telah menerima 1.200 pucuk surat; semua surat-surat dialamatkan ke Kotak Pos 999. Diungkapkannya pula bahwa sampai Maret Opstib antara lain telah menangani 4.039 kasus di bidang administrasi, 504 kasus dalam bidang hukum, dan 225 kasus lain-lain.
Publikasi Lita,SH