Kamis, 21 April 1988
Menteri Luar Negeri Ali Alatas menghadap Kepala Negara pagi ini di Cendana. Pada kesempatan itu ia melaporkan kepada Presiden tentang rencana kunjungannya ke New York untuk pamitan kepada Sekretaris Jenderal PBB karena sejak diangkat menjadi menteri luar negeri, ia tidak lagi menjadi Kepala Perwakilan RI badan dunia itu.
Setelah menghadap, menteri Ali Alatas membantah berita-berita yang berasal dari Jepang bahwa Indonesia telah menandatangani perjanjian dengan Cina untuk membuka kantor perwakilan perdagangan. Ditegaskannya bahwa proses normalisasi hubungan Indonesia dan Cina tetap dilanjutkan melalui kontak-kontak, tetapi belum ada suatu rencana khusus untuk mengadakan kontrak dengan pihak RRC.
Sabtu, 21 April 1990
Pukul 09.00 pagi ini Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Akbar Tanjung, melapor kepada Presiden mengenai kegiatan di bidang kepemudaan dan olahraga. Seusai pertemuan di Bina Graha itu, Akbar Tanjung mengatakan bahwa Kepala Negara menginginkan agar para pemuda mendapatkan hak yang seluas-luasnya untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik mereka. Namun perlu dihindarkan supaya kegiatan-kegiatan itu tidak dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Dalam pandangan Presiden, kegiatan pemuda dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan dan diskusi, tetapi para pemuda harus betul-betul tetap berlandaskan pada komitmen bersama.
Pada jam 10.30 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima Deputi Perdana Menteri Malaysia, Abdul Gafar Baba, yang bertindak sebagai utusan khusus PM Mahatir Mohamad. Deputi Perdana Menteri Malaysia, Dato Abdullah Zawawi bin Haji Mohamed, beserta Duta Besar Dato Ismail Budan, dan didampngi Mneteri Luar Negeri Ad interim LB Moerdani. Maksud kedatangan pemimpin Malaysia itu adalah untuk menyampaikan undangan resmi kepada Kepala Negara untuk menghadiri pertemuan puncak 15 negara berkembang yang akan berlangsung di Kuala Lumpur pada awal Juni mendatang. Negara-negara yang diundang untuk menghadiri KTT itu adalah Indonesia, Malaysia, India, Yugoslavia, Mesir, Aljazair, Zimbabwa, Venezuela, Argentina, Brazil, Peru, Meksiko, Jamaika, Senegal dan Nigeria.
Menanggapi undangan itu, Presiden menyatakan kesediaannya untuk hadir. Melalui Abdul Gafar Baba, Kepala Negara menyampaikan pesannya kepada PM Mahatir menyangkut pelaksanaan pertemuan Kelompok 15 itu.
Publikasi Lita.SH