SABTU, 23
April 1966
Semua anggota DPA yang ada sekarang diberhentikan
pemerintah; Presiden kemudian mengangkat anggota DPA yang baru. Hal ini termuat
dalam Surat Keputusan No. 83 tahun 1966.
KAMIS, 23
April 1970
Jam 9 pagi ini Presiden Soeharto menerima Mr. Joseph
A Mommersteek, seorang anggota Tweede
Kamer (parlemen) Belanda. Pada pertemuan ini antara lain telah dibicarakan
mengenai pemberitaan yang negatif di Negeri Belanda tentang Indonesia. Hal ini,
menurut Mommersteek, menimbulkan kemarahan mahasiswa dan cendekiawan Belanda
terhadap RI, dan ini tentu saja sangat merugikan Indonesia. Untuk mengatasi
masalah ini Presiden mengharapkan agar team televisi Belanda dapat datang dan
melihat sendiri keadaan di Indonesia. Dijelaskan oleh Presiden Soeharto bahwa
Indonesia tidak pernah menutup-nutupi perkembangannya, semua boleh diketahui
oleh dunia luar.
Usai
pertemuan tersebut Mommersteek menilai pembicaraannya dengan Presiden Soeharto
sebagai sangat terbuka. Ia juga mengatakan bahwa pandangan Prof. Wertheim
tentang Indonesia yang negatif disebabkan oleh rasa kecewanya terhadap
pembangunan Indonesia yang tidak sesuai dengan keinginannya.
SENIN, 23
April 1973
Presiden Soeharto menganjurkan agar negara-negara
anggota ASEAN dapat mengembangkan “masyarakat kertas koran ASEAN” sehingga
kebutuhan kertas koran bagi ASEAN dapat dipenuhi oleh negara-negara ASEAN
sendiri. Untuk maksud ini Indonesia
setidak-tidaknya harus dapat menghasilkan
kertas koran sejumlah 60.000 sampai 70.000 ton setahun. Menteri
Penerangan Mashuri mengatakan hal ini setelah ia menghadap Presiden Soeharto di
Istana Merdeka pagi ini.
SELASA, 23
April 1974
Sejumlah 5.850 gedung SD telah selesai dibangun
hingga kini. Ini berarti lebih dari 90% dari target yang ditetapkan dalam
Inpres No. 10 Tahun 1973, yaitu sebanyak 6.000 gedung. Yang menjadi masalah
sekarang hanyalah penyediaan buku-buku, sebab sekolah-sekolah yang telah
dilengkapi dengan tenaga guru yang diperlukan itu akan segera dipergunakan. Demikian
dilaporkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sjarif Thajeb dan
Menteri Dalam Negeri Amirmachmud kepada sidang kabinet terbatas
yang dipimpin oleh Presiden Soeharto pagi ini di Bina Graha. Untuk mengatasi
masalah tersebut, sidang memutuskan menggunakan pesawat-pesawat terbang AURI untuk mengangkut
buku-buku yang diperlukan itu.
SENIN, 23
April 1984
Pukul 09.00 pagi ini Kepala Negara membuka Rapat
Kerja Paripurna Departemen Penerangan di Istana Negara. Rapat kerja tersebut
diikuti 420 peserta, dan berlangsung sampai tanggal 28 April.
Dalam
amanatnya, Presiden antara lain meminta Departemen Penerangan dan seluruh
aparatnya juga peka terhadap perasaan yang berkembang dalam masyarakat. Langkah
seluruh jajaran penerangan harus aktif, tidak menunggu-nunggu suasana menjadi
simpang siur. Untuk melaksanakan tugas yang demikian, segenap jajaran
penerangan di semua tingkatan dan di
semua daerah perlu menjalin kerjasama yang akrab dan saling menunjang dengan
departemen-departemen lain,
instansi-instansi lain, pemerintah daerah, dengan kalangan pers,
pemuka-pemuka masyarakat, dan dengan masyarakat sendiri.
Selain
itu, demikian ditambahkan Presiden, Departemen Penerangan juga harus dapat
mengkoordinasikan diri dan mengadakan perbaikan terus-menerus agar dapat
melaksanakan tugas-tugasnya yang makin berat dan lebih rumit di masa-masan yang
akan datang.
KAMIS, 23
April 1987
Pemilihan umum berlangsung hari ini di seluruh tanah
air. Di Jakarta, Presiden dan Tien Soeharto memberikan suara mereka di TPS
Jalan Cendana, disertai Menteri Dalam Negeri Soepardjo Roestam. Setelah selesai
mereka memberikan suara, Presiden dan Ibu Soeharto, didampingi oleh Menteri
Sopardjo dan Gubernur DKI Jakarta R Suprapto serta Wakil Gubernur Eddy
Nalapraya dengan menggunakan bis meninjau beberapa TPS di Ibukota.
SABTU, 23
April 1988
Menteri Kesehatan, Adhyatma, pagi ini diterima
Presiden Soeharto di Bina Graha. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa jumlah
penderita penyakit demam berdarah telah meningkat dari tahun ke tahun, tetapi jumlah
korban yang meninggal cenderung menurun. Dikatakannya bahwa upaya pemberantasan
penyakit itu dilakukan melalui lintas sektoral, namun demikian masyarakat tetap
diharapkan berpartisipasi dengan jalan
memberantas jentik-jentik nyamuk, sementara pemerintah melaksanakan
penyemprotan. Mengenai harga obat yang dinilai masih mahal oleh masyarakat, ia
mengatakan bahwa pemerintah akan mengupayakan untuk menurunkan harga obat,
sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat. Hal ini akan ditempuh melalui
peninjauan harga-harga komponen yang digunakan dalam pembuatan obat.
Pagi
ini, ditempat yang sama, telah pula menghadap Kepala Negara, Gubernur Irian
Jaya. Pada kesempatan itu, kepada Gubernur Barnabas Suebu, Presiden Soeharto
meminta agar tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di Irian Jaya dapat
diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat terutama
di desa-desa dan daerah pedalaman. Dimintanya pula agar pemerintah daerah tidak
membuat program pembangunan yang muluk-muluk, tetapi realistis dan sesuai
dengan kondisi daerah.
KAMIS, 23
April 1992
Dua orang senator AS, David Boren dan Clairborne
Pell, yang didampingi oleh Duta Besar John Monjo, mengadakan kunjungan
kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka hari ini. Setelah bertemu
dengan Kepala Negara, mereka mengatakan bahwa rakyat AS juga merasa prihatin
terhadap peristiwa 12 November di Dili. Namun AS menghargai tindakan Presiden
Soeharto yang dengan segera membentuk KPN, dan mengambil langkah-langkah lain
yang diperlukan.
Penyusun Intarti, S.Pd