Rabu, 1 Maret,1967
Ketua Jenderal AH Nasution mengatakan bahwa pengumuman presiden tanggal 20 Februari, yang disiarkan pada 22 Februari , tentang penyerahan kepada Jenderal Soeharto, tidak boleh diidentikan sebagai di bawah tangan, karena hal itu sesuai dengan isi jiwa Bab III UUD 1945.
Menurut bidang Hankam Jenderal Soeharto dalam sambutan tertulisnya pada apel peringatan 18 tahun serangan umum 1 maret mengatakan bahwa perjuangan suatu bangsa tidak tergantung pada kepemimpinan sesorang tetapi pada semangat rakyatnya.
Jum,at, 1 Maret 1968
Pejabat presiden/ pangab, Jenderal Soeharto, hari ini meresmikan dan menyerahkan panji-panji Hankam didalam suatu upacara di Parkir Timur Senayan, Jakarta. dalam kata sambutannya, pejabat presiden menyeruhkan kepada segenap anggota ABRI untuk bersatu, baik dalam pikiran maupun tindakan dengan berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, Sapta Marga, dan Umpah Prajurit. Khusus kepada pimpinan ABRI, jenderal Soeharto mengingatkan bahwa di pundak mereka terletak tugas berat untuk memelihara jiwa korps serta memegang teguh disiplin di kalangan anak buah.
Jum,at, 1 Maret 1968
Pejabat presiden/ pangab, Jenderal Soeharto, hari ini meresmikan dan menyerahkan panji-panji Hankam didalam suatu upacara di Parkir Timur Senayan, Jakarta. dalam kata sambutannya, pejabat presiden menyeruhkan kepada segenap anggota ABRI untuk bersatu, baik dalam pikiran maupun tindakan dengan berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, Sapta Marga, dan Umpah Prajurit. Khusus kepada pimpinan ABRI, jenderal Soeharto mengingatkan bahwa di pundak mereka terletak tugas berat untuk memelihara jiwa korps serta memegang teguh disiplin di kalangan anak buah.
Sementara itu ketika memberikan sambutan pada Musyawarah Rumpun Dipenogoro, yang diadakan menjelang hari Rumpun Dipenogoro, Jenderal Soeharto mengingatkan bahwa Rumpun, Komandan, TNI- AD, ABRI dan Rakyat, Bangsa dan negara adalah satu rangkaian, tugas, fungsi dan aksentuasi pengabdian berbeda-beda, akan tetapi perbedaan- perbrdaan itu harus diletakan kepentingan rakyat, Bangsa dan Negara.
Sabtu, 1 Maret 1969
Tiga orang duta besar RI yang baru, dilantik oleh Presiden Soeharto pagi ini di Istana Merdeka. Ketiga duta besar itu adalah Mayjen, Askari untuk prancis, Ismail Yusuf untuk republik Federasi Jerman, dan Husein Muchtar untuk Vatikan.
Senin, 1 Maret 1971
Presiden Soeharto sangat menghargai kerelaan para sarjana untuk bekerja di daerah pedesaan. Hal ini diungkapkan ketika ia menerima 30 orang sarjana yang mengikuti program badan urusan tenaga kerja Sukarela Indonesia. (BUTSI) di Bina Graha hari ini, pada kesempatan ini presiden memberikan pengarahan-pengarahannya kepada para peserta BUTSI tersebut. Dikatakan oleh presiden bahwa rakyat di desa sangat memerlukan bimbingan dari tenaga ahli. Rakyat pedesaan perlu dibimbing untuk meningkatkan produksi dan penghasilan, dengan begitu kita dapat meningkatkan produksi dan penghasilan, dengan begitu kita dapat meningkatkan kemakmuran rakyat di desa-desa, yang merupakan mayoritas daripada bangsa kita. Demikian diantara lain dikatakan presiden.
Sabtu, 1 Maret 1969
Tiga orang duta besar RI yang baru, dilantik oleh Presiden Soeharto pagi ini di Istana Merdeka. Ketiga duta besar itu adalah Mayjen, Askari untuk prancis, Ismail Yusuf untuk republik Federasi Jerman, dan Husein Muchtar untuk Vatikan.
Senin, 1 Maret 1971
Presiden Soeharto sangat menghargai kerelaan para sarjana untuk bekerja di daerah pedesaan. Hal ini diungkapkan ketika ia menerima 30 orang sarjana yang mengikuti program badan urusan tenaga kerja Sukarela Indonesia. (BUTSI) di Bina Graha hari ini, pada kesempatan ini presiden memberikan pengarahan-pengarahannya kepada para peserta BUTSI tersebut. Dikatakan oleh presiden bahwa rakyat di desa sangat memerlukan bimbingan dari tenaga ahli. Rakyat pedesaan perlu dibimbing untuk meningkatkan produksi dan penghasilan, dengan begitu kita dapat meningkatkan produksi dan penghasilan, dengan begitu kita dapat meningkatkan kemakmuran rakyat di desa-desa, yang merupakan mayoritas daripada bangsa kita. Demikian diantara lain dikatakan presiden.
Presiden Soeharto hari ini mengungkapkan bahwa ia akan memberikan sebuah kapal untuk daerah Kalimantan Timur. Kapal tersebut akan dimanfaatkan untuk kepentingan di sana, disamping untuk mengatasi kesulitan angkutan yang disebabkan oleh kekurangan sarana hubungan darat. Menurut rencana ,kapal tersebut akan diserahkan kepada Gubernur Kalimantan Timur, A Wahab Sjachranie,di Jakarta dalam waktu dekat ini
Sementara itu sebuah kapal dengan nama “Bintang 20” sumbangan presiden untuk Provinsi sulawesi Tenggara, dalam waktu dekat akan tiba di pelabuhan Kendari, kapal tersebut dipesan presiden pada perusahaan galangan di tegal, Jawa Tengah.
Pagi ini Jenderal Soeharto dalam kapasitas sebagai ketua Dewan Pertahanan dan Keamanan nasional (wahankamnas).memimpin sidang dewan tersebut. Dalam sidang yang berlangsung di Bina Graha itu presiden Soeharto memperingatkan baahwa kita tidak boleh sekali-sekali melupakan dan mengabaikan pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan dan mengabaikan pembangunan dibidang pertahanan dan keamanan nasional, meskipun Pelita memprioritaskan pembangunan di bidang ekonomi. Selanjutnya presiden berbicara mengenai keberadaan dewan yang dipimpinnya itu. Ia mengatakan bahwa wahankamnas merupakan mimbar tempat negarawan senior dan para ahli militer Indonesia berjumpa. Perjumpaan tersebut adalah untuk menumbuhkan penegrtian timbal balik mengenai fungsinya masing-masing dan membentuk kerangka kearifan dan kebijaksanaan tertinggi pertahanan dan keamanan nasional.Forum tersebut juga akan dapat membahas segala sumber kekuatan bangsa dan negara, demi kemantapan yang optimal bagi keselamatan dan kesejateraan bangsa dan negara sesuai dengan semangat proklamasi 17 agustus1945. Demikian pandangan Jenderal Soeharto mengenai fungsi wahankamnas.
Rabu, 1 Maret 1972
Presiden Soeharto pagi ini di Istana Merdeka menerima anggota-anggota DPP Angkatan 45 yang antara lain terdiri atas Ketua 1 Djamin Gintings dan Ketua II Ali sadikin. Pada kesempatan itu presiden meminta agar jiwa dan semangat mereka tidak kehilangan pedoman dalam mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.
Sabtu, 1 Maret 1975
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Dr. Kim Dong Jo, jam 09.00 pagi ini mengadakan kunjugan kehormatan kepada presiden Soeharto di Istana Merdeka. Kesempatan itu telah dipergunakan oleh kedua pemimpin untuk saling bertukar pikiran mengenai pelbagai masalah yang menyangkut hubungan bilateral kedua negara, disamping masalah perdamaian di Asia Tenggara. Kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatanitu kepala negara antara lain menjelaskan mengenai kebijaksanaan yang telah dan akan ditempuh oleh pemerintah indonesia dalam pembangunan dalam usaha mencapai kesejateraan rakyat. Pada presiden Korea Selatan, park Chung hee, untuk berkunjung ke Indonesia Sebagaimana diketahui, sejak hubungan diplomatik terjalin antara kedua kepala negara, belum pernah dilakukan pertukaran kunjungan diplomatik terjalin antara kedua negara, meskipun kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan hubungan dan kerjasam.
Rabu, 1 Maret 1972
Presiden Soeharto pagi ini di Istana Merdeka menerima anggota-anggota DPP Angkatan 45 yang antara lain terdiri atas Ketua 1 Djamin Gintings dan Ketua II Ali sadikin. Pada kesempatan itu presiden meminta agar jiwa dan semangat mereka tidak kehilangan pedoman dalam mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional.
Sabtu, 1 Maret 1975
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Dr. Kim Dong Jo, jam 09.00 pagi ini mengadakan kunjugan kehormatan kepada presiden Soeharto di Istana Merdeka. Kesempatan itu telah dipergunakan oleh kedua pemimpin untuk saling bertukar pikiran mengenai pelbagai masalah yang menyangkut hubungan bilateral kedua negara, disamping masalah perdamaian di Asia Tenggara. Kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatanitu kepala negara antara lain menjelaskan mengenai kebijaksanaan yang telah dan akan ditempuh oleh pemerintah indonesia dalam pembangunan dalam usaha mencapai kesejateraan rakyat. Pada presiden Korea Selatan, park Chung hee, untuk berkunjung ke Indonesia Sebagaimana diketahui, sejak hubungan diplomatik terjalin antara kedua kepala negara, belum pernah dilakukan pertukaran kunjungan diplomatik terjalin antara kedua negara, meskipun kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan hubungan dan kerjasam.
Selesai pertemuan dengan tamu dari korea selatan itu, presiden Soeharto menerima Menteri Hankam/pangab, Jenderal M Panggabean. Beberapa hal, baik yang berdimensi nasional maupun internasional, telah dilaporkan dan berbicara oleh jenderal Panggabean dalam pertemuan dengan kepala negara itu dalam dimensi internasional, pertemuan antara lain telah membahas tentang perjanjian perbatasan antara indonesia, dan Menteri Filipina. Perjanjian yang akan ditandatangani dalam waktu dekat ini oleh Menteri Hankam/ Pangab, atas nama Pemerintah Filipina, meliputi patroli perbatasan dan lintasan perbatasan. Mengenai masalah dalam negeri, telah dilakukan dalam rangka penyelenggaraan Rapim ABRI 1975/1976 pada tanggal 19 sampai 22 Maret mendatang. Dalam hubungan ini presiden Soeharto menyatakan akan memberikan amanatnya pada penutupan Rapim, sekaligus akan menerima hasil rapat pimpinan puncak ABRI seluruh Indonesia itu.
Di tempat yang sama, presiden Soeharto siang ini mengadakan pertemuan selama satu jam dengan Menteri Negara PAN, Sumarlin, kepala Staf Kopkamtib, Laksamana Sudomo, Kepala BAKN, AE Manihuruk dan kepala Bakin, Yoga Sugama. Dengan menteri dan pejabat-pejabat tinggi tersebut Kepaa Negara telah membahas langkah-langkah untuk menyempurnakan administrasi kepegawaian. Kehadiran Kepala Staf Kopkamtib dan Bakin dalam pertemuan ini sangat menarik perhatian karena masalah yang dibicarkan dan langkah-langkah yang akan ditempuh itu hanya meyangkut kepegawaian sipil. Oleh sebab itu, Menteri Sumarlin menjelaskan kepada para wartawan seusai pertemuan bahwa kehadiran pejabat keamanan diperlukan karena tidak usaha memyempurnakan administrasi yang akan dilakukan nanti tidak hamya mencakup segi-segi teknis dan personalia saja, melainkan juga aspek keamananya.
Rabu, 1Maret 1978
Pagi ini Presiden Soeharto meresmikan penggunaan bendungan dan jaringan Irigasi Sempor di Kebumen, Jawa Tengah. Pada kesempatan itu ia menyerukan agar para petani yang sawahnya mendapat pengairan yang teratur, melaksanakan intensifikasi pertanaian dengan sistem panca usaha, sehingga produksi dapat ditingkatkan dikatannya bahwa dengan berfungsinya bendugan dan jaringan irigasi ini tidak kurang dari 17.000 hektar sawah di karanganyar dan Kebumen akan dapat diairi dengan teratur, sehingga dapat dilaksanakan dua kali tanam padi dan satu kali palawija dalam satu tahun. Dikatakan lebih lanjut bahwa salah satu segi dari pembangunan adalah perjuangan untuk memanfaatkan alam untuk kesejateraan manusia. Kita memiliki kekayaan alam yang melimpah-limpah yang merupakan kekuatan pembangunan yang besar. Tetapi kekuatan ini akan tetap terpendam tidak ada artinya bila tidak kita gali.
Kamis, 1 Maret 1979
Pukul 08.35 pagi ini, Presiden Soeharto terbang menuju Yogyakarta dari Lamuma halim Perdanakusuma, untuk kunjungan kerja selama satu hari. Sesampai di Yogyakarta, presiden Soeharto meresmikan sebuah reaktor atom. Reaktor atom yang akan dipergunakan sebagai sarana pendidikan dn latihan ini dirancang dan dibangun oleh ahli-ahli Indonesia. Ketika meresmikan penggunaanya presiden memberi nama kartini kepda reaktor atom ini.
Rabu, 1Maret 1978
Pagi ini Presiden Soeharto meresmikan penggunaan bendungan dan jaringan Irigasi Sempor di Kebumen, Jawa Tengah. Pada kesempatan itu ia menyerukan agar para petani yang sawahnya mendapat pengairan yang teratur, melaksanakan intensifikasi pertanaian dengan sistem panca usaha, sehingga produksi dapat ditingkatkan dikatannya bahwa dengan berfungsinya bendugan dan jaringan irigasi ini tidak kurang dari 17.000 hektar sawah di karanganyar dan Kebumen akan dapat diairi dengan teratur, sehingga dapat dilaksanakan dua kali tanam padi dan satu kali palawija dalam satu tahun. Dikatakan lebih lanjut bahwa salah satu segi dari pembangunan adalah perjuangan untuk memanfaatkan alam untuk kesejateraan manusia. Kita memiliki kekayaan alam yang melimpah-limpah yang merupakan kekuatan pembangunan yang besar. Tetapi kekuatan ini akan tetap terpendam tidak ada artinya bila tidak kita gali.
Kamis, 1 Maret 1979
Pukul 08.35 pagi ini, Presiden Soeharto terbang menuju Yogyakarta dari Lamuma halim Perdanakusuma, untuk kunjungan kerja selama satu hari. Sesampai di Yogyakarta, presiden Soeharto meresmikan sebuah reaktor atom. Reaktor atom yang akan dipergunakan sebagai sarana pendidikan dn latihan ini dirancang dan dibangun oleh ahli-ahli Indonesia. Ketika meresmikan penggunaanya presiden memberi nama kartini kepda reaktor atom ini.
Dalam amanatnya, presiden mengatakan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat diabaikan. Ia harus beroleh perhatian yang sepenuh-penuhnya sehingga kita mampu menembangkannya semaksimal mungkin. Juga di bidang teknologi nuklir yang jelas mempunyai pengaruh positif terhadap usaha-usaha peningkatan pembangunan. untuk itu demikian presiden, satu hal yang harus kita sadari adalah bahwa pendidikan dan maju dan kompleks ini memerlukan waktu siap yang cukup panjang.
Selanjutnya Kepala Negara mengharapkan reaktor Atom Kartini ini dapat dipergunakan oleh para ilmuwan dan teknisi kita untuk lebih meningkatkan keahlian dalam bidang teknologi nuklir dan untuk lembaga penelitian di sekitarnya.
Senin, 1 Maret 1982
Bertempat di Balai Sidang , Jakarta,,pukul 09,00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara pembukaan Rapat Kerja Gubernur dan Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah seluruh Indonesia. Pada kesempatan itu. Dalam sambutannya. Kepala Negara meminta agar para kepala Daerah mengambil bagian secara aktif dalam usaha kita untuk meningkatkan ekspor di luar gas dan minyak bumi. Menurut presiden, hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana dan kondisi yang memadai yang memungkinkan mendorong kegiatan produksi ekspor ekspor, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, pertektilan, kerajinan rakyat dan sebagaiya. Disamping itu dapat juga dilakukan dengan meniadakan hambatan-hambatan dan beban-beban yang tidak wajar, seperti pungutan-pungutan, perizinan dan sebagainya.
Senin, 1 Maret 1982
Bertempat di Balai Sidang , Jakarta,,pukul 09,00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara pembukaan Rapat Kerja Gubernur dan Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah seluruh Indonesia. Pada kesempatan itu. Dalam sambutannya. Kepala Negara meminta agar para kepala Daerah mengambil bagian secara aktif dalam usaha kita untuk meningkatkan ekspor di luar gas dan minyak bumi. Menurut presiden, hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana dan kondisi yang memadai yang memungkinkan mendorong kegiatan produksi ekspor ekspor, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, pertektilan, kerajinan rakyat dan sebagaiya. Disamping itu dapat juga dilakukan dengan meniadakan hambatan-hambatan dan beban-beban yang tidak wajar, seperti pungutan-pungutan, perizinan dan sebagainya.
Selanjutnya diminta pula oleh presiden agar perhatian para Kepala Daerah tidak terlepas barang sedikitpun terhadap tugas-tugas pembangunan, sekalipun ia telah menunjukan betapa besar tantangan dan tugas-tugas pemerintah didalam melanjutkan pembangunan.kita akan kembali hasil-hasil yang besar, namun apabila kita lengah , maka kita akan kembali mengalami kesulitan-kesulitan yang besar, demikian presiden,Pukul 11.00 pagi ini, didampingi Ibu Tien , presiden Soeharto meresmikan penggunaan Gedung dewaan Pers yang terletak di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Dalam amanatnya , kepala Negara mengatakan bahwa pers sungguh mempunyai peranan yang teramat penting bagi kehidupan masyarakat. Untuk itu pers telah tumbuh serta menempatkan dirinya pada posisi strategis dan menjadikan dirinya sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Pers bukan saja meneruskan berita-berita kepada masyarakat tetapi dapat membentuk dan bahkan dapat mengubah pikiran masyarakat sehingga menjadi suatu kekuatan besar dari suatu bangsa. Peranan pers yang demikian besar jelas meminta tanggung jawab yang lebih besar lagi.
Lebih jauh presiden mengatakan bahwa dalam kegiatan besar pembangunan nasional kita, pers mempunyai kehormatan untuk ikut menyalakan obor penerangan dan penjelasan, sehingga masyarakat dapat benar-benar memahami arah dan tujuan pembangunan. pers mempunyai kehormatan pula untuk membuat masyarakat yakin akan kebenaran arah pembangunan yang dituju dan yang akan membawa bangsa Indonesia kepada hari depan yang lebih cerah dari hari ini. Pers yang dapat berperan sebagai hari depan yang lebih cerah dari hari ini. Pers juga dapat dapat berperan sebagai pengawas sosial dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Pemerintah atau masyarakat itu sendiri, agar dapat diperbaiki , sehingga tidak menimbulkan korban yang tidak perlu. Tetapi kebebasan diikuti pula oleh tanggungjawab untuk membina kehidupan daan kemajuan bangsa terutama dalam memadukan dinamika dan stabiitas.
Selasa, 1 Maret 1983
Pagi ini presiden Soeharto menyampaikan pidato pertanggungjawabannya didepan sidang umum MPR. Dalam pidatonya . ia mengatakan bahwa dengan segala kemampuan dan kekurangan yang ada padanya sebagai manusia, maka selama melakukan tugas ia telah berusaha sekuat tenaga dan pikirannya untuk melakukan tugas presiden. sekarang dengan hati yang tenang, ia menempatkan dirinya dibawah pengawasan dan penilaian Majelis yang mulai ini, yang merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.
Selasa, 1 Maret 1983
Pagi ini presiden Soeharto menyampaikan pidato pertanggungjawabannya didepan sidang umum MPR. Dalam pidatonya . ia mengatakan bahwa dengan segala kemampuan dan kekurangan yang ada padanya sebagai manusia, maka selama melakukan tugas ia telah berusaha sekuat tenaga dan pikirannya untuk melakukan tugas presiden. sekarang dengan hati yang tenang, ia menempatkan dirinya dibawah pengawasan dan penilaian Majelis yang mulai ini, yang merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya dikatakan oleh presiden bahwa dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya selama lima tahun yang lalu, ia berpedoman pada prinsip bahwa memimpin pembangunan berarti memahami menghargai dan mengarahkan dinamika perubahan-perubahan dalam masyarakat menuju cita-cita nasional kita. Dan dinamika perubahan duniapun berlangsung dengan cepat dan besar dalam kurun waktu lima tahun yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi, demikian pula pandangan-pandangan yang terdapat di duniakita ini telah mengalami perubahan dan pertumbuhan. Kita di Indonesia tidak dapat terlepas dari dampak perubahan-perubahan itu. Dinamika perubahan dalam masyarakat dan negra kita sendiri, demikian pula dinamika perubahan di dunia, dengan sendirinya merupakan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan haluan negara yang digariskan oleh Undang-undang dasar dan Majelis selama kurun waktu lima tahun lalu.
Presiden mengatakan bahwa ada tujuh sasaran harus diusahakan untuk dicapai dalam jangka masa lima tahun yang lalu. Yang dinamakannya sapta Krida Kabinet Pembangunan III, Pertama , terciptanya keadaan dan suasana yang makin meratakan pembangunan dan hasil-hasilnya. Kedua, terlaksananya pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Ketiga, terpeliharanya stabilitas nasional yang makin mantap. Keempat , terciptanya aparatur negara yang makin bersih dan berwibawa. Kelima, terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa yang makin kokoh, yang dilandasi oleh penghayatan dan pengamalan Pancasila yang makin mendalam, keenam. Dalam rangka memperkuat kehidupan Demokrasi Pancasila , ketujuh. Makin berkembangnya pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk diabadikan kepada kepentingan nasional dalam rangka memperkuat ketahanan nasional.
Berbicara mengenai pembangunan politik, Kepala Negara mengatakan bahwa selama lima tahun. Dengan makin berbobotnya lembaga-lembaga tinggi negara yang menjalankan fungsi-fungsi konstitusionalnya masing-masing kita telah bertambah kaya dengan pengalaman dan tradisi-tradisi baru dalam pelaksanaan semua ketentuan UUD. Dalam hubungan ini dikatakannya bahwa MPR, presiden , DPR, MA< DPA, dan Bepeka telah menjalankan fungsi dan wewenang konstitusionalnya masing-msing dan saling berhubungan satu sama lain berdasarkan wewenang konstitusionalnya.
Semuanya itu, demikian presiden, merupakan bagian yang penting dari usaha kita untuk meninggalkan jalannya mekanisme sistem politik dan kenegaraan kita berdasrkan UUD 1945, termasuk didalamnya berlaku unsur pengawasan terhadap presiden, pengalaman kita di bidang ini merupakan hal yang sangat berharga untuk melanjutkan usaha itu di waktu-waktu yang akan datang.
Dlam pada itu, untuk mengingkatkan kemampuan kekuatan sosial politik telah dilakukan oleh kekuatan-kekuatan sosial poltik itu sendiri sesuai dengan asas demokrasi. Jika selama lima tahun ini kita saksikan adanya berbagai gejolak didalam tubuh kekuatan sosial politik, maka hal itu merupakan hal bagian dari dinamika intern yang terus berjalan dalam proses penampungan pembahruan dan oenyederhanaan kehidupan politik.
Mengenai keamanan nasional ,presiden mengatakan bahwa kita tetap waspada dan harus terus waspada terhadap keamanan negara dan bangsa kita . karena itu tidak tepat jika ada yang mengatakan bahwa kita harus mengendurkan kewaspadaan demi tercapainya kemakmuran . sebaiknya , kita malahan harus meningkatkan kewaspadaan dalam masalah keamanan nasional demi pembangunan menuju kemakmuran.
Dalam hubungan ini, keamanan dan pertahanan nasional, dan juga Dwifungsi ABRI, kita tempatkan dalam rangka wawasan ketahanan nasional. Dengan demikian, maka keamanan nasional dan pertahanan nasional serta Dwifungsi ABRI dengan sendirinya tidak boleh melemahkan ketahanan nasional itu, tetapi justru secara positif memperkuat ketahanan nasional, antara lain dengan ikut mendorong perkembangan Demokrasi Pancasila.itulah yang kita kembangkan dibidang keamanan nasional dan ketahanan selama lima tahun yang silam.
Tentang politikmluar negeri dikatakan oleh kepala negara bahwa seusai dengan petujuk GBHN dan berdasrkan semangat pembukaan UUD, kita kemudikan Poltik luar negeri yang bebas aktif demi kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang. Dalam rangka itu kita tingkatkan pula usaha pemantapan stabilitas dan kerjasama di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya, khususnya dalam lingkungan ASEAN, dalam m rangka memeperingati ketahanan nasional untuk mencapai ketahanan regional.
Berbicara mengenai keadaan ekonomi, kepala Negara mengatakan bahwa melihat kenyataan dan kemajuan -kemajuan yang telah dicapai jelaslah bahwa ekonomi Indonesia terus tumbuh dan pembangunan kita terus berjalan dlam lima tahun terakhir ini, kendatipun keadaan dunia dalam resesi yang banyak memacetkan ekonomi negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Selanjutnya dikemukakan bahwa kemampuan kitaa untuk memperbaiki taraf kesejateraan oleh UUD dan yang digariskan oleh GBHN sebagai salah satu tujuan penting dari pembangunan kita. Dalam rangka ini dalam Repelita III kita telah menetapkan delapan Jalur Pemerataan sebagai arah usaha bersama menyukseskan Trilogi Pembangunan, khususnya untuk mewujudkan pemerataan.
Dalam rangka ini, maka pembangunan sektor pertanian yang menjamin peningkatan pendapatan para petani mengandung arti yang sungguh-sungguh untuk menaikan tingkat hidup dan kesejateraan berjuta-juta petani dan keluarganya secara merata, disamping untuk mreningkatkan produksi pangan dan sandang secara nasional telah tidak menjadi persoalan, walaupun di masa datang kita masih harus meningkatkan apa yang telah kita capai sampai sekarang. Ini berarti bahwa salah satu jalur pemerataan telah dapat kita gunakan sebaik-baiknya . demikian antara lain butir-butir dari pidato presdien itu.
Bertempat di Bina Graha, pada pukul 09.00 pagi ini, presiden Soeharto menerima wakil menteri Luar Negeri AS, Kenneth W Dam. Hadir pula dalam pertemuan itu wakil asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Asia Pasifik, Jhon Monjo, dan Duta Besar John Holdrige, serta Direktur Jenderal Hubungan Luar Negeri Departemen Luar Negeri RI, Atmono Soerya.
Bertempat di Bina Graha, pada pukul 09.00 pagi ini, presiden Soeharto menerima wakil menteri Luar Negeri AS, Kenneth W Dam. Hadir pula dalam pertemuan itu wakil asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Asia Pasifik, Jhon Monjo, dan Duta Besar John Holdrige, serta Direktur Jenderal Hubungan Luar Negeri Departemen Luar Negeri RI, Atmono Soerya.
Dalam pertemuan itu telah dibahas berbagai masalah ekonomi internasional, terutama masalah kerjasama Amerika Serikat dan Indonesia dalam menghadapi situasi ekonomi dunia dewasa ini. Dalam bidang regional disinggung penyelesaian konflik di Kamboja. Dalam hubungan ini wakil Menteri AS itu menyatakan mendukung sikap ASEAN.
Setelah menerima wakil Luar negeri AS, di tempat yang sama presiden Soeharto menerima menteri kesehatan datang menghadap untuk melaporkan menegnai rencana departemennya untuk menurunkan tingkat kematian kasar di Indonesia dari 11,9 orang per seribu pada akhir Pelita III menjadi 10,3 orang per seriu pada akhir Pelita IV.
pada kesempatan itu Kepala Negara meminta departemen Kesehatan agar mengadakan penelitian terhadap negara-negara mana yang dapat meyediakan bahan baku obat dengan harga murah. Penelitian ini disarankan pressiden sebagai salah satu usaha untuk menekan serendah mungkin harga obat di dalam negeri.
Sabtu, 1 Maret 1986
Di Magelang,Jawa Tengah, pagi ini Presiden Soeharto menganugerahkan tanda kehormatan Samkaryanugraha kepada Akademi Milite, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara dan Akademi Kepolisian. Hadir dalam upacara tersebut antara lain Ibu Tien Soeharto serta wakil presiden dan ibu Umar wirahadikusumah.
pada kesempatan itu Kepala Negara meminta departemen Kesehatan agar mengadakan penelitian terhadap negara-negara mana yang dapat meyediakan bahan baku obat dengan harga murah. Penelitian ini disarankan pressiden sebagai salah satu usaha untuk menekan serendah mungkin harga obat di dalam negeri.
Sabtu, 1 Maret 1986
Di Magelang,Jawa Tengah, pagi ini Presiden Soeharto menganugerahkan tanda kehormatan Samkaryanugraha kepada Akademi Milite, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara dan Akademi Kepolisian. Hadir dalam upacara tersebut antara lain Ibu Tien Soeharto serta wakil presiden dan ibu Umar wirahadikusumah.
Dalam amanatnya pada peristiwa itu, presiden mengatakan bahwa tanda kehormatan samkaryanugrha ini menyandang amanat Pengabdian Prajurit saptamarga Abadi. Dikatakan selanjutnya bahwa amanat ini mencerminkan harapan dan kepercayaan yang sepenuh-sepenuhnya kepada perwira-perwira ABRI untuk tetap menjadikan ABRI sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit. Harapan dan kepercayaan itu makin besar dalam tahun-tahun ini, karena kita sedang berada pada kurun waktu rampungnya proses peralihan tugas dan tanggungjawab dari Generasi Pembebas kepada Generasi Penerus pada seluruh jajaran ABRI.
Dalam hubungan ini dikatakan oleh presiden, bahwa tiap generasi mempunyai kelebihan dan kekuranganya. Generasi pembebas yang makin mendekati perampungan tugas sejarahnya dengan rendah hati dan ketulusan menyerahkan segala pengalamannya, kelebihan dan kekuranganya kepada Generasi Penerus dn Generasi-generasi berikutnya. Ambillah yang terbaik dari generasi pembebas dan hindarkan kekuranannya.
Selasa, 1 Maret 1988
Pukul 09.05 pagi ini, rapat paripurna ke- 5 sidang umum MPR dibuka dengan resmi oleh Ketua MPR, Kharis Suhud . Rapat paripurna yang berlangsung sampai jam 11.30 pagi ini mempunyai acara tunggal, yaitu mendengarkan laporan pertanggungjawaban presiden/ Mandataris MPR.
Dalam pidto pertanggungjawab presiden Soeharto mengemukakan bahwa pedoman utama pertanggunganjawabnya selama kurun waktu lima tahun yang lalu adalah arah yang telah ditunjuk oleh GBHN untuk mencapai sasaran-sasaran di berbagai bidang. Oleh karena itu, di bidang politik kita tellah mengambil keputusan itu yang sangat mendasar dalam sidang umum MPR 1983. Putusan itu ialah penegasan kita mengenai Pancasila, bernegara yang harus dijadikan satu-satunya asas bagi organisasi politik dan kemasyarakatan.
Keputusan itu merupakan bagian yang sangat penting dalam usaha untuk meletakan landasan yang kukuh di bidang politik menjelang tinggal landas dalam Pelita IV nanti. Dalam rangka itu dalam kurun waktu mengamalkan kebulatan tekad itu. Yang sekaligus mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Demokrasi Pancasila.
Kemudian dikatannya bahwa mengembangkan Demokrasi Pancasila. Perbedaan pandangan,dan saling komunikasi kita perlukan dalam rangka musyawarah kita terus menerus untuk mendapatkan konsensus dalam menentukan arah dan cara-cara yang terbaik menuju cita-cita bersama. Semangat yang demikian itulah terkandung dalam Undang-undang tentang partai Politik dan Golongan Karya. Undang –undang tentang Pemilu, undang-undang tentang Susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, Undang-undang tentang Referendum serta Undang-undang tentang Organisasi Kemasyarakatan yang telah kita lahirkan dalam rangka pelaksanaan Pancasila sebagai satu-satunya asas.
Mengenai bidang pertahanan –keamanan, dikatakan oleh presiden bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir kita telah meningkatan kewaspadaan dan kesiagaan nasional atas dasar kesadaran bela negara oleh setiap warganegara, kesatuan dan persatuan nasional, kemanunggalan ABRI dan Rakyat, ketangguhan dan Kemampuan ABRI sendiri sebagai inti kekuatan dalam pertahahanan negara. kitaa terus berusaha membangun ABRI yang modern dan ampuh, ABRI ang kecil tetapi mempunyai kekuatan efektif dan mampu didukung oleh negara. untuk itu ABRI telah meningkatkan integrasi dan konsolidasi, mengadakan reorganisasi dan modernisasi peraltan, meningkatkan kemampuan profesional dengan terus memperkukuh jiwa prajurit sejati yang bersaptamarga.
Dua fungsi ABRI telah dijalankan dengan rasatanggungjawab yang besar, sehingga ABRI berhasil mendorong dan menstabilkan perkembangan masyarakat kearah pembangunan sebagai pengamlan pancasila. ABRI telah makin menunjukan kemampuannya dalam memikul tugas sejarah sebagai kekuatan stabilisator dan dinamisator, sebagai kekuatan yang menjaga dan terus menerus menyegarkan Demokrasi. Pancasila. Pelaksanaan Dwifungsi ABRI jelas tidak bertujuan agar banyak anggota ABRI yang bertugas di bidang kekaryaan, melainkan ABRI sebagai kekuatan sosial politik bersama-sama dengan kekuatan-kekuatan politik lainnya berjuang untuk tetap tegaknya dan dalam rangka megembangkan pelaksanaan Demokrasi Pancasila.
Ditekankan oleh Kepala Negara bahwa selama lima tahun yang lalu ABRI telah memperkuat kerangka landasan pertahanankeamanan dan sekaligus juga kerangka landasan dalam pembangunan politik sebagai prasyarat mutlak untuk melanjutkan, meningkatkan, dan mensukseskan pembangunan nasional pada umunya.
Sementara itu, stabilitas nasional yang makin mantap telah memberi dukungan kepada pelaksanaan Politik luar negeri kita. GBHN memberi amanat agar pelaksanaan politik luar negeri indonesia yang bebas aktif kita abdikan kepada kepentingan nasional.
Lebih jauh dikatakan presiden bahwa kita tidak memberi arti yang sempit kepada kepentingan nasional itu. Kepentingan nasional tidak kita pertentangkan dengan kepentingan internasional. Sepadan dengan kemampuan, kita terus berusaha melaksanakan pesan Pembukaan UUD untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan berperan aktif di ASEAN ,PBB, gerakan Non-Blok, dan OKI, kita berusaha memberi sumbangan kepada terwujudnya tata hubungan dunia baru yang lebih menjamin keadilan dan persamaan derajat. Kita mengembangkan sikap saling menghormati kedaulatan, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri dan mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan untuk pembangunan dan perdamian.
Dalam Bidang ekonomi, dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini kita berada di tengah-tengah perkembangan ekonomi dunia yang serba tidak menentu dan penuh tantangan yang berat. Menghadapi tantaangan berat itu kita berusaha sekuat tenaga untuk mengatasinya dan membuat terobosan-terobosan.
Dalam berbagai forum dunia, bersama negara-negara yang sedang membangun lainnya, kita terus menerus mendesak negara –negara industri maju agar menggunakkan kemampuan yang memangg mereka miliki dan menunjukan tanggungjawabnya untuk memperbaiki ekonomi dunia demi kebaikan dan keadilan bagi semua. Didalam negeri kita membulatkan tekad dan menambil langkah-langkah penyesuaian untuk menghadapi meletakan landasan yang lebih kukuh dan lebih luas guna memacu pembangunan ekonomi kita.
Langkah itu berupa penjadwalan kembali pelaksanaan sejumlah proyek besar, dergulasi perbankkan, pembahruan sistem perpajakan, devaluasi, penajaman prioritas dalam kegiatan pembangunan serta langkah-langkah deregulasi dan debirokratisasi di bidang perdagangan, arus barang, dan penanaman modal. Dengan kebijaksaanaan deregulasi dan debirokratisasi sama sekali tidak berarti kita berubah memasuki alam liberalisme. Deregulasi dan debirokratisasi kita lakukan untuk merangsang kreatifitas dan mendorong bangkitnya seluruh kekuatan pembangunan yang ada didalam masyarakat kita, untuk memprluas tanggungjawab bersama dalam pembangunan yang merupakan ciri penting dalam negara kekeluargaan kita.
Berkat langkah-langkah tersebut, maka kemerosotan penerimaan devisa yang disebabkan oleh anjloknya harga minyak bumi, dapat diimbangi dengan meningkatnya penerimaan devisa dari ek spor non-migas--- termasuk meningkatnya penerimaan dari pariwisata---- sehingga cadangan devisa kita tetap dalam keadaan cukup kuat. Bahkan dalam tahun 1987 penerimaan devisa yang bersal dari non-migas telah lsbih besar dari penerimaan yang berasal dari migas.
Walaupun terasa sangat berat dan tidak dapat sepenuhnya mencapai sasaran. Namun perkembangan ekonomi Indonesia tetap mencapai pertumbuhan sejak kita memasuki Repelita IV sampai sekarang. Setahun dalam repelita IV ini. Laju pertumbuhan ekonomi itu masih berada diatas laju pertumbuhan penduduk yang rata-rata sekitar setahun lagi pula tidak lebih rendah dari laju pertumbuhan rata-rata selutuh negara berkembang.
Pertumbuhan ekonomi itu, meskipun tidak setinggi yang mejadi sasaran yang ditetapkan dalam Repelita IV, telah berkembang kearah keseimbangan struktur ekonomi, ialah struktur ekonomi dengan industri yang bertambah kuat dengan didukung oleh pertanian yang makin tangguh.
Demikian antara lain beberapa pokok penting dari pidato tanggungjawab presiden Soeharto.
Rabu, 1 Maret 1989
Selama lebih kurang tiga jam, mulai pukul 10.20, pagi ini presiden Soeharto memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin di Bina Graha.didalam sidang ini dilaporkan bahwa ekspor Indonesia dalam tahun 1988 mencapai U$$19,227,1 juta atau naik 12,2 % dibandingkan dengan nilai tahu. Dari jumlah tersebut, tercatat eskpor 34,46% dari nilai tahun 198. Dari komoditi non-migas yang diekspor itu yang paling banyak adalah produk industri.
Kepada sidang juga dilaporkan tentang hasil percobaan pembuatan semen jenis baru yang lebih unggul daripada semen biasa dan telah memenuhi jenis baru yang lebih unggul daripada semen biasa dan telah memenuhi standart Amerika Serikat, ingris, dan Jepang. Produk baru yang dikenal sebagai “Gresik super cement z process” ini merupakan produksi bersama antara PT semen Gresik dengan sebuah perusahaan Prancis. Diantara keunggulannya , semen ini bisah langsung menggunakan air laut dan dicampur dengan pasir atau karang laut, sehingga bisa dipergunakan untuk pekerjaan cor didalam air laut.
Diantara masalah-masalah lain yang dibicarakan dalam sidang kali ini adalah tindak lanjut rencana pembangunan pabrik pengolah sagu di Halmahera ( Maluku utara) oleh PT Inhutani yang bekerjasama dengan PT Pupuk Kujang , proyek yang akan menelan biaya sebesar Rp 4,3 miliar mempunyai kapasitas 5.000 ton sagu setiap tahunnya. Dengan adanya hasil sagu mereka akan ditampung oleh pabrik dengan harga yang berkisar antara Rp 125,- sampai Rp 150,- per kilogram.
Kamis, 1 Maret 1990
Dari pagi hingga siang ini presiden bersama Ibu Soeharto berada di Pandeglang, Jawa Barat, guna menghadiri upacara pencanangan Bulan bakti LKMD 1990. Acara ini ditandai dengan penabuhan beduk oleh Kepala Negara, yang segera diikuti oleh puluhan penabuh lainya yang dengan bertalu-talu menabuh beduk mereka masing-masing di tengah-tengah lapangan upacara. Setelah acara resmi pengurus dan anggota mengadakan temuwicara dengan para pengurus dan anggota LKMD Pandeglang.
Dalam sambutanya , kepala Negara antara lain mengatakan bahwa LKMBD adalah wadah untuk memadukan perencanaan dan koordinasi pembangunan desa. Pembangunan yang diadakan di desa-desa banyak seginya, yakni meliputi semua segi kehidupan kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena demikian banyak seginya, maka pembangunan itu harus benar-benar terpadu, mulai dari awal perencanaan hingga pelaksanaanya.
Di bahagian lain pidatonya, kepala Negara mengatakan bahwa desa-desa kita memang masih kekurangan dana, imformasi, ilmu pengetahuan dan kemahiran manajemen . hal-hal itu perlu kita datangkan dari ota, Kaum muda yang telah menyelesaikan pendidikan mereka di desa-desa itu terbuka peluang untuk maju dan desa-desa memang memerlukan kemahiran tenaga-tenaga terdidik.
Jum,at, 1 Maret 1991
Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad, pagi ini tiba di Jakarta untuk mengadakan pembicaraan dengan presiden Soeharto. Selain itu ia juga akan menghadiri konfernsi Internasional tentang Negara-negara ASEAN dan Perekonomian Dunia yang berlangsung di Bali pada hari Minggu mendatang.
Minggu, 1 Maret 1992
Hari ini di Karanganyar, Jawa Tengah presiden Soeharto meresmikan Masjid fatimah yang dibangun oleh YAMP, Kepala Negara yang didampingi Ibu Tien Soeharto, pada kesempatan itu secara simbolis menyerahkan sumbangan 150 lembar tikar sembahyang 10 buah kita suci al Qur an serta dua buah tafsir Al Qur an berbahasa Jawa. Sumbangan –sumbangan tersebut diterima oleh Bupati Karanganyar, Suyono.
Senin, 1 Maret 1993
Pada Pukul 09,00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara pembukaan Sidang umum MPR Tahun 1993 yang berlangsung di Gedung MPR/ DPR. Senayan, Jakarta. sebagai acara puncak hari ini adalah pidato pertanggungjawaban presiden/ manadtaris MPR soeharto.
Jum,at, 1 Maret 1991
Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad, pagi ini tiba di Jakarta untuk mengadakan pembicaraan dengan presiden Soeharto. Selain itu ia juga akan menghadiri konfernsi Internasional tentang Negara-negara ASEAN dan Perekonomian Dunia yang berlangsung di Bali pada hari Minggu mendatang.
Minggu, 1 Maret 1992
Hari ini di Karanganyar, Jawa Tengah presiden Soeharto meresmikan Masjid fatimah yang dibangun oleh YAMP, Kepala Negara yang didampingi Ibu Tien Soeharto, pada kesempatan itu secara simbolis menyerahkan sumbangan 150 lembar tikar sembahyang 10 buah kita suci al Qur an serta dua buah tafsir Al Qur an berbahasa Jawa. Sumbangan –sumbangan tersebut diterima oleh Bupati Karanganyar, Suyono.
Senin, 1 Maret 1993
Pada Pukul 09,00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara pembukaan Sidang umum MPR Tahun 1993 yang berlangsung di Gedung MPR/ DPR. Senayan, Jakarta. sebagai acara puncak hari ini adalah pidato pertanggungjawaban presiden/ manadtaris MPR soeharto.
Presiden Soeharto memulai pidatonya dengan mengemukakan bahwa dalam menjalankan kepemimpinan bangsa selama lima tahun yang lalu, ia selalu berpedoman pada sikap realisme yang berpenghargaan. Artinya kenyataan kita lihat dengan penuh keyakinan, untuk bekal pendorong kemajuan selanjutnya. Yang buruk kita terima dengan penuh kesadaran untuk bekal perbaikan dan agar tidak terulang kembali. Dengan begitu sebagai bangsa kita membuat yang sudah baik. Katanya semangat itulah yang ikut dan membuat yang kurang baik menjadi baik. Katanya , semangat itulah yang ikut mewarnai laporan pertanggungjawabannya hari ini.
Kita telah berhasil menata kembali lembaga-lembaga politik kita tugas bersama kita selanjutnya adalah terus memantapkan lembaga-lembaga politik itu agar terus menerus memberi kesegaran dan dinamika kehidupan kita. Dalam membangun kehidupan politik tadi kita jelas tidak akan kembali ke belakang. Pengalaman kita menunjukan kegagalan demokrasi liberal maupun demokrasi terpimpin untuk mendukung pembangunan bangsa kita. Sebaliknya kita harus memandang kedepan untuk meningkatkan penerapan demokrasi berdasarkan Pancasila sejalan dengan kemajuan yang kita capai dalam pembangunan pada umumnya.
Dari sekian banyak langkah pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif, presiden menyinggung normalisasi hubungan kita dengan RRC setelah mengalami pembekuan selama 23 Tahun. Ini merupakan manifestasi nyata dari politik luar negeri yang bebas aktif. Normalisasi hubungan itu membutktikan betapun besarnya perbedaan antara dua negara, namun persahabatan dapat dijalin atas dasar saling menghormati kedaulatan, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri dan saling menghormati kedaulatan, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri dan saling kerja sama, Normalisasi hubungan ini juga memberi sumbangan yang berarti bagi stabilitas di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara yang selanjutnya juga melicinkan jalan bagi berbagai penendekatan regional lainnya.
Mengenai perkembangan ekonomi, presiden antara lain mengatakan bahwa selama lebih dari dua dasawarsa terakhir terakhir, sektor industri telah tumbuh lebih cepat dari sektor –sektor lain; yaitu dengan rata-rata lebih dari 12% per tahun. Dengan perkembangan yang pesat itu, peranan sektor industri dalam produksi nasional telah meningkat dari 9, 2 % dalam tahun 1969 menjadi 21,3 % dalam tahun 1991, yang sangat membesarkan hati adalah makin banyak produk industri kita yang mampu bersaing dan menebus pasaran dunia. Hasil-hasil industri sekarng menjadi tumpuan dan andalan utama ekspor non-migas kita.
Kemajuan penting lainnya dalam memantafkan struktur ekonomi kita adalah makin kurangnya ketergantungan kita pada sektor migas. Dalam satu dasawarsa terakhir ini penurunan peranan migas itu tampak dalam produksi nasional perana migas telah menurun anggaran negara . dalam produksi nasional dalam tahun 1981 menjadi 15,6 % dari 24% dari seluruh produksi nasional dalam tahun 1981 pada tahun 1991. Dalam ekspornya, perannya menurun lebih cepat lagi yaitu dari 82% menjadi sekitar 32% dalam tahun 1992/1993. Sebaliknya peranan ekspor non-migas dalam eskpor Indonesia secara keseluruhan telah meningkat dari 18% dalam tahun 1981/1982 menjadi 68% dalam tahun 1992/1993. Peningkatan ekspor non-migas sungguh sangat pesat. Dalam tahun 1968 nilai ekspor non-migas baru sekitar U$$5 70 juta untuk seluruh tahun. Dewasa ini, ekspor non-migas itu sudah mencapai lebih dari U$$ 2 miliar untuk setiap bulan,dalam tahun 1981/1982 penerimaan dalam negeri dari sumber non-migas hanya sekitar 29% dari seluruh penerimaan negeri. dalam tahun 1992/1993 penerimaan negara dari sumber non-migas telah meningkat menjadi lebih dari 70%.
Akhir presiden Soeharto mengatakan bahwa keberhasilannya adalah berkat dukungan, kepercayaan dan kerja keras dari semua kalangan, golongan daan generasi bangsa ini. Dikatannya bahwa segala kekurangannya adalah karena keterbatasanya sebagai manusia . atas segala dukungan terhadap kepemimpinanya, ia sampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya.
penyusun Intarti publikasi Lita.SH