Dengan mencabut Keppres RI No. 179/KOTI/1965, hari ini presiden soeharto mengeluakan Keppres No. 19/ 1969 tentang Operasi pemulihan Keamanan dan Ketertiban, presiden, selaku panglima Kopkamtib, memegang pimpinan dan pengendalian Operasi Pemulihan keamanan dan ketertiban. Tugas pokok Kopkamtib adalah;pertama, memulihkan keamanan dan ketertiban dari akibat-akibat peristiwa pemberontakan G-30 S/PKI serta kegiatan-kegiatan ekstrim dan subversi lainnya. Kedua, ikut mengamankan kewibawaan pemerintah beserta alat-alatnya dari pusat sampai kedaerah-daerah demi kelangsungan hidup pancasila dan UUD 1945. Untuk melaksanakan kedua tugas tersebut, Pangopkamtib dapat mempergunakan semua alat dan aparatur pemerintah yang ada serta mengambil tindakan-tindakan lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Jenderal Soeharto selaku Menhankam/Pangab pagi ini menyampaikan amanatnya pada ommander’s Call ABRI di Istana Negar.Commander,s Call ini diikuti oleh para panglima tingkat pusat dan daerah dari keempat angkatan bersenjata serta pejabat-pejabat ABRI dalam berbagai bidang pemerintahan. Berlangsung sampai dengan besok, Commander,s Call diadakan dalam rangka pertemuan tugas ABRI. Dikatannya bahwa kekaryaan ABRI sama sekali tidak dimaksudkan untuk mendesak tenaga-tenaga sipil, dan tidak pula berarti penyaluran kelebihan tenaga yang diberi tugas karya harus benar-benar memenuhi syarat teknis dalam bidang tugasnya dan memiliki loyalitas tnggi kepada mission kekaryaan ABRI itu. Dalam hubungan ini Jenderal Soeharto mengharapkan agar ABRI dapat menempatkan dirinya sederajat dengan kekuatan-kekuatan sosial politik lainya.
Sebelum memberikan amanat kepada para perwira yang mengikuti Commander,s Call, presiden Soeharto menerima sejumlah kurang lebih 30 pengusaha terkemuka Amerika Serikat, yang diorganisasikan oleh Time Incorporated dan dipimpin oleh James Linnen. Dalam pertemuan tersebut presiden yang didampingi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof.Widjojo Nitisastro, dan Prof. M sadli, memberikan penjelasan tentang Repelita yang segera dilaksanakan di Indonesia. Disamping itu presiden juga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tamunya, antara lain mengenai bekas presiden Soekarno, kebijaksanaan Indonesia tentang Vietnam, pangkalan asing di Asia Tenggara, dan lain sebagainya.
Hari ini Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres RI No. 20/1969 tentang pembentukan Team Kerja Rescheduliing Utanng dan Kredit Luar Negeri yang dipimpin oleh Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, dengan anggota-anggota dari departemen Luar Negeri, kekuasaan, perdagangan , Bappenas, dan bank Indonesia. Adapun tugas team kerja ini adalah menyelesaikan masalah Rescheduling utang-utang RI dengan negara-negara kreditor baik yangtergabung dalam IGGI maupun negara-negara lainya. Dalam rangka itu team kerja tersebut ditugaskan untuk mengadakan rescheduling utang maupun mengenai pemberian bantun (kredit) dari negara-negara tersebut kepada RI.
Selasa, 3 Maret 1970
Hari ini presiden memimpin sidang paripurna kabinet di Istana negara. sidang kabinet kali ini mengadakan penilaian umum atas pelaksanaan Pelita I, yang oleh presiden dianggap penilaian umum atas pelaksanaan dan penentuan langkah bagi pelaksanaan Pelita II. Selain itu presiden juga menguraikan tentang gagasannya untuk mengelompokan partai-partai yang bertujuan untuk melancrkan dan mengamankan pemilihan umum. Presiden menjelaskan bahwa gagasan ini dimaksudkan agar tidak terjadi konflik di antara sesama kekuatan politik sejak masa kampanye sampai pemungutan suara. Sementara itu menanggapi laporan jaksa Agung, presiden Soeharto, membenarkan tindakan Jaksa Agung untuk menyelesaikan perkara penyelewengan Bimas Coopa di luar pengadilan. Cara penyelesaian ini di pandang presiden Soeharto lebih menguntungkan dan adalah juga untuk kepentingan umum.
Wilopo SH, selaku pemimpin Komisi Empat, bertemu dengan presiden Soeharto sehubungan dengan pertimbangan –pertimbangan tentang pemberantasan korupsi yang telah disampaikan oleh komisinya pada Februari lalu. Beberapa dari pertimbangan Komisi empat, menurut Wilopo, telah dilaksanakan oleh presiden.
Sabtu, 3 Maret 1973
Jam 05.50 pagi ini presiden Soeharto berangkat dari bandar udara Kemayoran menuju Irian Jaya dalam rangka peresmian beberapa proyek pembangunan di daerah tersebut. Tiba di Irian Jaya, presiden langsung menuju proyek tambang tembaga di Irian Jaya, yang terletak di Pegunungan Ertsberg untuk meresmikan proyek tersebut.
Senin, 3 Maret 1975
Bertempat di Istana Merdeka pukul 09.00 pagi ini Kepala Negara telah menerima lima orang Delegasi Parlemen Presiden yang dipimpin oleh Edouard schloesing. Pada kesempatan itu presiden Soeharto mengadakan tukar menukar pikiran dengan pimpinan dan anggota delegasi parlemen Prancis menyangkut masalah pembangunan ekonomi, keadilan sosial dan kedaulatan negara. menurut pihak delegasi prancis, pertemuan dengan Kepala Negara itu sangat positif dan berharga,karena adanya persamaan pendapat antara kedua belah pihak mengenai kemerdekaan itu. Persamaan pendapat antara kedua belah pihak juga menonjol dalam masalah pembangunan ekonomi yang sedang berlangsung di masing-masing negara, terutama dalam kaitan dengan penapaian keadilan sosial yang lebih besar.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan presiden Soeharto di Istana Merdeka siang ini, Menteri Dalam Negeri. Amirmachmmud ,telah membahas masalah penyelewengan subsidi desa dan tindakan yang telah diambil untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah menghadap Kepala Negara, Amirmachmud menjelaskan kepada para wartawan bahwa sebagai akibatt darri praktek korupsi itu, beberapa orang kepala desa telah diberhentikan dari jabatan mereka.
Rabu, 3 Maret 1976
Menteri perdagangan dan Industri Kanada Donald C Jamieson, diterima Presiden Soeharto selama satu jam di Cendana pagi ini, pada kesempatan itu Kepala Negara mengatakan kepada tamunya bahwa pemerintah Indonesia menyambut baik adanya usaha untuk meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara, sebab peluang untuk itu memang terbuka lebar. Dalam hubungan ini presiden mengharapkan agar para pengusaha Kanada dan Indonesia berusaha untuk mencapai dua sasaran . Kedua sasaran itu adalah, pertama, pengembangan perdagangan itu sendiri, dan kedua, peningkatan keahlian pengusaha Indonesia dalam bidang perdagangan internasional.
Oleh karena Kanada merupakan Ketua Konferensi Paris mengenai Kerjasama Ekonomi Internasional,,pada kesempatan itu pula Kepala Negara mengemukakan harapanya agar konferensi tersebut dapat mempersempit jurang pemisah yang ada sekarang di antara negara kaya dan negara miskin. Diharapknnya agar negara-negara yang sedang membangun dan banyak menghasilkan bahan mentah tidak dirugikan didalam perdagangan internasional, melainkan diberikan hak-hak mereka secara adil.
Dalam rangka meluruskan sejarah , pagi ini bertempat di Jalan Irian presiden Soeharto memberikan penjelasan sekitar kelahiran Supersemar. Sebagaimana yang telah diketahui masyarakat, di bekas kediamannya itulah ia menerima Supersemar sepuluh tahun yang lalu. Menurut Kepala Negara keterangan tersebut diberikannya agar tidak terjadi salah tafsir atau salah pengertian atas kejadian itu, terutama untuk generasi yang tidak mengalaminya sendiri.
Ikut hadir dan menyaksikan penjelasan Jenderal Soeharto hari ini adalah para pelaku yang terlibat langsung dalam proses kelahiran Supersemar, yakni Jenderal Amirmachmud (kini Menteri dalam Negeri ) dan Jenderal M Jusuf (kini Menteri Perindustrian ), Juga tampak hadir Menteri Penerangan Boediardjo. Kepala Pusat sejarah ABRI, Nugroho Notosusanto, dan Asisten Menteri/ Sekretaris Negara, G Dwipayana.
Kamis, 3 Maret 1977
Dalam pidatonya pada pembukaan rapat kerja departemen Luar Negeri dengan kepala perwkilan republik Indonesia di seluruh dunia yang diadakan di Istana Negara pagi hari ini, presiden Soeharto menandaskan bahwa diplomasi yang dijalankan Indonesia senafas dengan pola tata krama diplomasi internasional. Dibekali dengan keteguhan hati dan kepercayaan pada diri sendiri, dan tidak bersikap “gagah-gagahan “ atau “radikal-radikalan”. Untuk itu semua diperlukan kemampuan untuk menguasai masalah-masalah yang dihadapi bangsa dan tanah air. Mengenai masalah-masalah internasional serta pengaruhnya melaukan diplomsi yang aktif dan dinamis. Ia juga meminta kepada Menteri Luar Negeri untuk mengusahakan penyempurnaan Komunikasih dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara Pemerintah dankeduatan-keduataan di luar negeri.
Sabtu, 3 Maret 1979
Dalam suasana hujan, pukul 07.25 pagi ini presiden Soeharto bertolak dari Lamuna Halim Perdanakusuma menuju Yogyakarta. Diantara rombongan presiden tampak beberapa orang menteri antara lain. Menko Kesra Surono, Menhankam/ Pangab M Jusuf, Menteri sosial Sapardjo, menteri pertambangan dan Energi Subroto, dan Menter/ Sekertaris Negara, sudharmono. Setiba di Yogyakarta dalam suasana hujan dan kabut, kepala Negara besert rombongan menuju ke Batur, dengan menggunakan dua Helikopter AURI, untuk meninjau daerah bencana alam Sinila.Selain meninjau lokasi bencana gas bercun dan tempat penampungan pengugsi, kepala Negara juga berziarah kekuburan massal para korban. Di pekuburan ini presiden soeharto menabur bunga dan memanjatkan doa bagi 142 korban yang dikuburkan penduduk.
Selasa, 3 Maret 1981
Presiden soeharto menetapkan mulai tahun 1981 akan diberlakukan harga pembelian gula. Harga baru tersebut akan ditetapkan pada akhr bulan Maret ini , dan akan dilaksanakan pada awal bulan berikutnya. Demikian dikatakan oleh Menteri Pertanian Sudarsono setelah menghadap presiden di Bina Graha pagi ini. Menteri Sudarsono melaporkan kepada kepala Negara mengenai langkah-langkah yang telah diambil untuk meningkatkan produksi tebu, guna meningkatkan produksi gula melalui rehabilitasi pabrik-pabrik gula yang sudah ada. Sebagian dari pabrik-pabrik tersebut terdapat di pulau Jawa dan sebagian lagi terdapat atau dibangun pemerintah diluar Jawa.
Pagi ini, di tempat yang sam, presiden Soeharto juga menerima Menteri Muda Urusan Pemuda dan Olah Raga, Dr.Abdul Gafur. Usai bertemu presiden Gafur mengatakan bahwa pemerintah akan mengadakan mobilisasi pemuda bagimkeperluan pembagunan . kegiatan ini akan diatur secara koordinatif.
Senin, 3 Maret 1986
Pengembangan perkebunan dengan pola PIR yag dikaitkan dengan program transmigrasi akan diselenggarkan melalui kerjasama sembilan menteri di bantu Gubernur Bank Indonesia dan ketua BKPM. Kebijaksanaan ini tertuang dalam Instruksi presiden No. 1 tahun 1986 yang dikeluarkan pada hari ini . proyek PIR-trans merupakan sebuah paket pengembangan wilayah yang utuh. Paket ini terdiri atas komponen utama yang meliputi pembangunan perkebunan inti lahan dan kebun plasma serta pembangunan pemukiman yangterdiri atas lahan perumahan dan pekarangan. Sedangkan komponen penunjang meliputi pembangunan prasarana umum.
Selasa, 3 Maret 1987
Melalui Keputusan presiden, No.015/TK/1987, presiden Soeharto hari ini memutuskan untuk menganugerahkan Bintang Gerilyan kepada Nyonya Siti Harina Soeharto, penganugerahan ini didasarkan atas jasa-jasnya yang luar bias denan menunjukan keberanian, Kebijaksanaan, dan kesetiaan dalam berjuang dan berbakti terhadap negara bangsa selama perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan RI.
Jam 15.00 sore ini, presiden dan Ibu Soeharto menyambut kedatangan tamu negara dari republik Tanzania, presiden Alhaj Ali Hassan Mwinyi dan Nyonya Siti Abdallah Mwinyi, dengan satu upacara kebesaran militer di halaman Istana Merdeka. Tampak hadir dalam acara ini antara lain wakil presiden dan ibu Umar Wirahadikusumah, para menteri dan pejabat lembaga-lembaga tinggi negara, serta para duta besar negara-negara sahabat. Setelah upacara penyambutan resmi selesai, presiden dan Nyonya mwinyi mengadakan kunjungan kehormatan kepada presiden dan Ibu Soeharto di ruang Jepara Istana merdeka. Kemudian tuan rumah mengantarkan kedua tamu mereka ke wisma Negara.
Pukul 16.00 sore ini presiden Soeharto dan presiden Alhaj Ali Hassan Mwinyi mengadakan pembicaraan empat mata di Istana Medeka. Dalam pembicaraan tersebut,,presiden Tanzania antara lain menyataan terutama pengembangunan peranian.
Sementara itu presiden soeharto menjelaskan mengenai persoalan Timor Timur. Dikatannya bahwa selama ini masih ada saja negara yang masih salah tanggap, padahal Indonesia tidak pernah menduduki atau menjajah Timor Timur, teapi justru membebaskanya dari penjajahan portugal. Masalah ini diangkat oleh presidenSoeharto dalam pertemuan tersebut, karena sampai kini, di forum PBB, Tazania belum mendukung Indonesia. Dengan penjelasan ini diharapkan Tanzania akan bersikap lebih baik lagi.
Untuk menghormati Presiden Alhaj Ali Hassan Mwinyi dan Nyonya Sitti Abdallah Mwinyi. Malam ini presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan santap malam kenegaraan di Istana Negara.
Dalam pidato pada jamuan santap malam kenegaraan itu, presiden Soeharto menyatakan rasa gembiranya menyaksikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai kedua negara dalam mempererat hubungan dan kerjasama antara kedua bangsa dan negara, terutama di bidang politik dan ekonomi. Dikatannya bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama itu tumbuh dan berkembang diatas prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi bersama, yaitu bahwa semua bangsa saling menghormati keduatan kerjasama konstruktif untuk kebaikan bersama.
Pada bagian lain pidatonya , presiden Soeharto menegaskan kembali pendirian Indonesia yang tidak pernah ragu-rafu mendukung setiap perjuangan melawan penjajah. Dikatannya bahwa Indoneia selalu berpihak dari barisan negara-negara Afrika dalam perjuangan membebaskan diri dari penjajahan, khusunya dalam masalah Nambia dan politik aprtheid di Afrika Selatan. Indonesia juga selalu berdiri di barisan bangsa memperoleh hak-hak yang sah.
Sabtu, 3 Maret 1988
Dalam sidang paripurna ke- 6 MPR hari ini fraksi-fraksi Karya Pembangunan. Utusan Daerah, ABRI, dan PDI menyatakan menerima baik naskah GBHN sumbangan pikiran presiden Soeharto yang di susun oleh “Team Sembilan”. Fraksi Persatuan Pembangunan juga menyatakan dapat menerima naskah tersebut , tetapi dengan “catatan” pernyataan ini disamping oleh fraksi-fraksi tersebut dalam pemandangan umum masing-masing.
Sabtu, 3 Maret 1990
Berada di Riau pagi ini,presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara peresmian pengembangan lapangan minyak Duri. Dalam pengembangan ini PT Caltex Pacipic Indonesia menggunakan sistem injeksi yang dapat meningkatkan hasil yang diperoleh sampai tujuh kali lipat jika dibandingkan dengan penggunaan sistem Konversional seperti selama ini.
Dalam sambutannya Kepala Negara menyatakan kegembiraanya karena lapangan minyak ini akan mampu menghasilkan 300.000 barel perhari; tingkat produksi ini merupakan seperlima dari produksi minyak kita. Peningkatan produksi ini sangat penting artinya, sebab justru dicapai pada saat kondisi minyak Indonesia berada pada masa kritis. Dikemukakan oleh presiden bahwa menjelang khir abad ini Indonesia mulai menghadapi masalah energi,yaitu mempertahankan kemampuan dalam mencapai tingkat produksi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan ekspor, sebab kekayaan kita akan minyak bumi tidak terbatas.
Lebih jauh dikatakan presiden bahwa peningkatan penggunaan minyak bumi yang sejalan dengan meningkatnya taraf hidup rakyat tidak dapat dicegah. Tetapi prnggunaan energi yang boros dan tidak efisien haruslah dicegah. Penghematan energi haruslah dilakukan secara sungguh-sungguh, baik oleh instansi pemerintah maupun dunia usaha dan kalangan masyrakat umumnya. Cara yang ditempuh dalam penghematan ini ada dua cara, yaitu penganekaragaman energi dan penghematan pemakaian minyak yang jumlahnya seperlima dari kebutuhan kita. Akhirnya kita juga yang menggunakan kekayaan alam untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Minggu, 3 Maret 1991
Pagi ini di Nusa Dua, Bali, presiden Soeharto meresmikan berbagai sarana pariwisata. Tampak hadir dalam acara peresmian itu, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, peranan Menteri Malysia Mahathir Mohamad, dan Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong.Dalam amanatnya, kepala Negara mengatakan bahwa betapapun pentingnya kepariwisataan bagi pembangunan, namun kita harus tetap meletkannya dalam kerangkan besar pembangunan bangsa kita. Tujuan pembangunan kita adalah untuk membangun masyarakat maju, sejatera,adil dan makmur yang tetap berkpribadian sendiri. Ini antara lain berarti bahwa bertambah banyaknya arus wisatawan asing yang masuk ke negeri kita tidak boleh sampai menggoyakan nilai-nilai kehidupan yang kita anggap luhur.
Ditegaskanya bahwa bagi kita , kesenian dan kebudayaan mempunyai kaitan yang erat dengan kehidupan kerohanian masyarakat. Untuk tujuan apapun, kita tidak pernah akan mengorbankan nilai-nilai kerohanian kita sebab tanpa itu kita menghancurkan makna kehidupan kita sendiri.
Pukul 19,00 malam ini, presiden Soeharto membuka Konferensi Internasional mengenai Negara-negara ASEAN dan perekonomian Dunia di Hotel Nusa Indah, Bali. Pertemuan ini antara lain dihadiri oleh PM Mahathir Mohammad, PM Goh Chok Tong, bekas Menteri Luar Negeri Henry Kissinger, dan ketua Komite Jepang-Indonesia, Michio Watanabe serta sejumlah tokoh dari berbagai negara.
Dalam pidato pembukaannya, Kepala Negara mengatakan bahwa untuk lebih memanfaatkan peluang yangtimbul, dan menangkal dampak negatif perkembangan ekonomi dunia secara bersama-sama, kekuatan dan ketangguhan ASEAN perlu didayagunakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu kita perlu meningkatkan kerjasama intra- ASEAN dan antara ASEAN dengan mitra-mitra lainya. Dengan itu diharapkan terciptanya kerjasama yang konstuktif serta lebih tepat dan menarik dalam berbagai kegiatan termasuk perdagangan, investasi, industrialisasi, alih teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. Usaha untuk memperkuat kerjasama yang telah ada perlu ditingkatka, sambil memikirkan cara-cara pendekatan baru dan mencari terobosan-terobosan baru dalam menciptakan kerjsama ekonomi intra-ASEAN yang lebih berarti dan efektif.
Selasa, 3 Maret 1992
Presiden dan Ibu Soeharto pagi ini meresmikan proyek Bantua presiden Listrik Tenaga Surya Masuk Desa Acara ini berlangsung di desa Gondosari, Kecamattan Punung, Pacitan Jawa Timur. Proyek energi surya di bangun oleh BPPT ini dipasang di 230 buah rumah di Kecamatan Punung, untuk keperluan penerangan radio dan televisi. Proyek yang sama telah dipasang di 12 kecamatan di seluruh Indonesia dengan sejumlah unit seluruhnya sebanyak 3.000. unit-unit tersebut dipasang tanpa menggunakan jaringan transmigrasi ataupun jaringan distribusi.
Mencanangkan program kelistrikan baru itu, kepala negara mengatakan bahwa salah satu tantangan besar yang kita hadapi dalam bidang kelistrikan adalah memenuhi kebutuhan masyarakat kita yang terpencar-pencar. Khusus untuk masyarakat pedesaan tantangan itu tidak mudah diatasi, karena masalahnya jauh lebih rumit. Kerumitan itu disebabkan oleh letak desa yang sangat terpencil. Namun, bagimanapun juga kita harus berusha memenuhi kebutuhan Listrik rakyat kita. Tempat juga kita harus berusaha memenuhi kebutuhan listrik rakyat kita. Tempat tinggal mereka tidak berkesempatan menikmati tenaga listrik . kita harus berikhtiar mencari jalan bagaimana menyediakan tenaga listrik bagi seluruh rakyat. Untuk itu kita harus mencari sumber daya energi yang mudah didapat di desa-desa, yaitu berupa energi mikro, energi biomassa energi nangin, dan energi surya.
Rabu, 3 Maret 1993
Dalam sidang paripurna MPR hari ini Fraksi golongan Karya melalui pidato pemandangan umumnya yang di bacakan oleh H Ismail Hassan menyebutkan nama Soeharto dan Try Sutrisno, masing-masing sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 1993-1998. Demikian pula Fraksi ABRI melalui juru bicaranya Toni Hartono dan juga fraaksi-fraksi lainya menegaskan niat dan tekad mereka untuk mencalonkan Jenderal (purn) Soeharto sebagai presiden dan jenderal purn) Try Sutrisno sebagai wakil presiden.
penyusun, Lita