Senin, 9 Maret 1970
Malam ini lima partai yang termasuk dalam kelompok demokrasi pembangunan , yaitu PNI,IPKI, Parkindo,partai katolik, dan partai Murba, mengeluarkan pernyataan yang meyebutkan bahwa mereka telah bersepakat untuk mengelompokan diri, kelima partai politik itu menyatakan pula bahwa mereka juga menyambut baik gagasan presiden Soeharrto untuk mengusahakan kerjasama dan penyederhanaan kehidupan politik sesuai dengan Ketapan MPRS No, XXII/ 1966.
Selasa,9 Maret 1971
Presiden menginstruksikan kepada para menteri agar sebelum tanggal 1 April 1971, semua departemen sudah harus menyelesaikan DIP,. Dalam hubungan ini Jenderal Soeharto meminta kepada departemen-departemen, Bappenas dan Departemen Keuangan, agar mengadakan koordinasi yang lebih lancar dalam menyelesaikan DIP ini. Hal ini dikemukakan oleh presiden Soeharto dalam sidang Dewan Stabilissi Ekonomi di Bina Graha pagi ini,sebagai reaksinya atas belum selesai atau lengkapnya DIP di beberapa departemen.
Sementara itu,kepada Menteri Kehakiman presiden mengharapkan agar RUU Hukum dagamg dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dapat dipercepat penyelesaiannya menjadi undang-undang. Menteri kehakiman diinstruksikan agar supaya memberikan keterangan lagi jika DPR-GR masih memerlukannya.
Dalam sidang ini presiden telah menyetujui rencana Bank Indonesia untuk memberikan inisiatif kepada desa, pamong desa dan camat, dalam Indonesia mengusulkan pemberian insentif setengah persen dari besarnya kredit Bimas kepada mereka yang dapat mengusahakan pengembalian kredit dengan baik.
Kamis, 9 Maret 1972
Presiden Soeharto hari ini menghadiri upacara peresmian kampus dan wisuda ke -2 sarjana Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di Ragunan, Jakarta. dalam amanatnya Presiden mengatakan bahwa kurangnya kemampuan berorganisasi dalam ruang lingkup kenegaraan berarti kurangnya kemampuan menyelenggarakan pemerintahan dengan efektif; ini merupakan faktor yang menghambat pembangunan. Oleh karena itu, dengan melaksanakan pembangunan harus juga berarti melaksnakan pembangunan aparatur negara, demikian dikatakan Presiden.
Sebelum itu Presiden Soeharto telah mengadakan perteman dengan wakil PM Malaysia tun dr. Ismail di jalan Cendana. Pembicaraan pada umumnya berpusat pada masalah netralisasi Asia Tenggara dan ketahanan nasional masing-masing negara. dalam hal ini Presiden mengemukakan pendapatnya bahwa Indonesia dan Malyisia harus memprkuat ketahanan nasional dan jangan sampai menggantungkan diri pada negara lain.
Sabtu, 9 Maret 1974
Presiden Soeharto menyambut baik rencana diadakanya sidang dewan Gereja-gereja Sedunia di Indonesia tahun depan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Negara kesejateraan Rakyat, Prof, Sunawar sukawati SH , usai menghadap presiden di Bina Graha siang ini. Akan tetapi menurut Sunawar , Kepala Negara mengharapkan agar penyelenggaraan sidang tersebut tidak berlebih-lebihan.
Rabu, 9 Maret 1977
Hari ini panglima operasi ABRI di Timor Timur, Brigjen.Dading Kalbuadi, bersama Gubernur Timor Timur, Arnaldo Dos Reis Araujo, menghadap presiden Soeharto di Bina Graha. Selesai menghadap mereka menjelaskan kepada pers bahwa mereka berdua telah mendapat tugas dari kepala Negara untuk membangun Timor Timur sehingga menjadi seperti provinsi lainnya di Indoneisa. Hal ini dimaksudakan supaya provinsi tersebut bersama dengan rakyatnya, cepat menjadi sejajar provinsi-provinsi lain.
Hari ini di Bina Graha, presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan pimpinan DPR, yang terdiri dari Ketua DPR dham Chalid, dan wakl-wakil ketuanya, Domo Pranoto, Sumskun, Mh Isnaeni, J Naro, Kartidjo dan Sekertaris Jenderal DPR Muhono SH. Didalam pertemuan ini telah dibahas masalah penjadwalan sidang-sidang MPR hasil pemilihan umum tahun 1977. Disepakati bahwa tangal 11 dan 12 Maret menjadi patokan sidang MPR untuk pemilihan presiden masa bakti 1978-1983, sedangkan tanggal 23 Maret 1978 disepakati sebagai tanggal pelantikan dan pengambilan sumpahnya. Demikian keterangan yang disampaikann Kartidjo kepada pers setelah pertemuan tersebut.
Sementara itu siang ini, Presiden Soeharto menerima Duta Besar RI untuk Jepang, Letjen, AJ Witono di Bina Graha. Duta Besar Witono melaporkan bahwa perdana Menteri Jepang, Takeo Fukuda, akan menghadiri KTT ASEAN yang akan diadakan di Kuala Lumpur bulan Agustus mendatang. Witono menyatakan bahwa kehadiran PM Fukuda pada KTT ASEAN itu menunjukan bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang penting bagi jepang di Asia.
Kamis, 9 Maret 1978
Jalan bebas hambatan Jagorawi diresmikan penggunaanyaa oleh presiden Soeharto pagi ini di Pondok Gede, Jakarta timur. Dalam sambutannya , kepala Negara mengatakan bahwa jalan ini adalah jalan yang istimewa, karena merupakan “jalan bebas” yang pertama di Indonesia, dan mutunya adalah sama dengan mutu jalan yang terkenal di negara-negara yag sangat maju. Jalan ini dibangun karena bertambah majunya kehidupan ekonomi dan bertabah cepatnya pembangunan sehinga tidak hanya terpusat di jakarta saja. Dengan demikian Jakarta yang telah tumbuh demikian pesat itu kita manfaatkan.sehingga dapat menggerakan pembangunan daerah-daerah sekitarnya.
Jalan yang diresmikan Kepala negara ini menghubungkan Jakarta dengan bogor dan Ciawi, sehingga memperlancar hubungan Ibukota dengan Jawa barat. Kepala proyek Jagorawi Ir Hendra Mulyono mengatakan bahwa selama jalan ini dibangun telah jatuh korban jiwa 21 orang Indonesia dan satu orang Korea.
Senin, 9 Maret 1981
Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, mengumumkan hari ini bahwa presiden Soeharto telah memberikan bantuan 250 unit pompa air axial untuk daerah Jawa Timur, Bantuan tersebut diberikan dalam rangka upaya meningkatkan dan mengembangkan ikan tambak di provinsi itu.
Jum,at 9 Maret 1990
Pagi ini presiden dan Ibu Soeharto meresmikan penggunaan Jalan tol Cawang-Tanjung Priok sepanjang 15, 66 kilometer . jalan tol yang dibangun oleh PY Citra marga Nusaphala yang dipimpin oleh Nyonya Siti hardiyanti Indra Rukmana itu merupakan jalan tol terpanjang di dunia dengan satu kolom nuntuk enam jalur lalu lintas. Proyek ini menghabiskan sebesar Rp 291 miliar dan diselesaikan 10 bulan lebih cepat dari rencana semula.
Acara peresmian berlangsung di gerbang tol Plumpung , jakarta Utara, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh kepala Negara dan pembukaan selubung patung peringatan peresmian oleh Ibu Soeharto. Setelah acara peresmian, presiden dan Ibu Soeharto melakkan peninjauan sampai kepintu tol Tomang di Jakarta Barat.
Senin, 9 Maret 1992
Presiden Soeharto hari ini di Bina Graha memanggil Menko Ekuin Prawio, menteri Koperasi Bustanil Arifin serta Direktur BRI Sugianto untuk membahas masalah peranan Bank desa dikaitkan dengan pengoperasian itu dilakukan karena presiden ingin mengetahui keduduukan bank desa dalam undang-undang perbankkan yang baru. Dalam hal ini presiden menghendaki perkreditan agar bank-bank desa tidak muncul sebagai pesaing KUD, bank perkreditan rakyat serta bank-bank lainya.
Penyusun Intarti Publikasi Lita,SH