Presiden Soeharto Tetapkan 12 Pahlawan Nasional[1]
SABTU, 10 NOVEMBER 1973, Dalam rangka
Hari Pahlawan, dalam suatu upacara di Istana Negara, Presiden Soeharto
pagi ini menetapkan 12 orang putera terbaik Indonesia sebagai Pahlawan
Nasional. Para pahlawan nasional itu adalah almarhum-almarhum Sultan
Hasanuddin, Kapitan Pattimura, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol,
Teungku Chik Ditiro, Teuku Umar, Dr. Wahidin Soedirohoesodo, R Otto
Iskandardinata, Robert Wolter Monginsidi, Prof. Muhammad Yamin, dan
Laksda. TNI (Anumerta) Josaphat Sudarso, dan Prof. Dr. R Soeharso.
Pada
kesempatan itu pula Kepala Negara telah menganugerahkan tanda-tanda
kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana kepada almarhum-almarhum KH
Moh. Ilyas, H Arudji Kartawinata, Sukarni Kartodiwirjo, KH Ahmad Badawi,
dan H Djamaluddin Malik, yang semuanya diterima oleh ahli waris mereka.
Sementara itu Bintang Mahaputera Nararya dianugerahkan kepada almarhum
Sudjarwo.
Selesai acara penganugerahan tanda-tanda
kehormatan, Presiden Soeharto memberikan hadiah kepada pemenang
sayembara Tugu Pahlawan. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan maket
tugu tersebut. (WNR).
[1]
Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23
Maret 1978″, hal 64. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI,
Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT.
Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003