Minggu, 27 Juli 1969
Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon dan Nyonya, siang ini tiba di Jakarta. Dalam pidato selamat datangnya Presiden Soeharto mengatakan bahwa saat ini merupakan hari bersejarah bagi hubungan antar kedua negara. Pada kesempatan ini Presiden Soeharto juga menyambut dengn hangat kesuksesan misi Apollo 11 beserta para astronotnya ke bulan. Dalam hubungan ini ia mengungkapkan keyakinannya bahwa tujuan AS dan negara-negara lain, yang mencoba mengenal angkasa luar itu, merupakan baguan dari usaha untuk mencapai kebahagiaan yang besar bagi umat manusia dalam kehidupan dunia yang damai.
Sedangkan Presiden Nixon dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa kunjungannya ke Indonesia merupakan kunjungan yang pertama dari seorang Presiden Amerika Serikat. Menyinggung kegiatan pembangunan di Indonesia, ia mengatakan bahwa negaranya ingin membantu Indonesia.
Selasa, 27 Juli 1971
Sebagai tindak lanjut dari instruksinya beberapa waktu yang lalu, dalam sidang Sub-Dewan Stabilisasi Ekonomi di Bina Graha, Presiden Soeharto menginstruksikan agar pejabat-pejabat teras dai departemen dan lembaga pemerintah non-departemen harus sudah melaporkan kepada atasan masing-masing tentang pengisian Daftar Kekayaan Probadi. Juga diinstruksikan agar pejabat-pejabat tersebut melunasi pajak kekayaan dan pajak pendapatan secepatnya.
Sabtu, 27 Juli 1974
Presiden Soeharto mengundang Rektor 18 PTN se-Jawa untuk memperkenalkan program beasiswa Yayasan Supersemar yang dibentuk dan diketuainya sebagai warga biasa. Dijelaskannya bahwa tujuan yayasan ini adalah untuk memberikan bantuan kepada pemuda-pemudi Pancasilais, cerdas, pandai tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk meneruskan pelajaran karena kekurangan biaya.
Ia mengajak para rektor tersebut bertukar pikiran mengenai bagaimana sebaiknya pelaksanaan pemberian bantuan itu, sehingga tujuan yayasan dapat tercapai.
Rabu, 27 Juli 1977
Presiden Soeharto meresmikan pabrik baja PT Krakatau Steel serta pelabuhan khusus Cigading di Cilegon, Jawa Barat. Dalam sambutannya Kepala Negara menyampaikan masyarakat maju dan sejahtera haruslah merupakan masyarakat industri yang tinggi dengan dukungan pertanian yang kuat. Untuk dapat memiliki industri yang maju, kita harus memiliki pabrik baja.
Kamis, 27 Juli 1989
Presiden Soeharto meresmikan 23 buah pabrik industri mesin, logam dasar dan elektronika dalam suatu upacara di lokasi PT Boma Bisma Indra di Pasuruan, Jawa Timur. Pabrik-pbrik tersebut tersebar di Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Penyusun : Gani Khair