Kamis,20 Juli 1967
Melalui keppres no. 107/1967, hari ini pejabat Presiden Jenderal Soeharto membubarkan KOTI dan Peperalda.Tujuan daripada pembubabaran kedua lembaga ini ialah untuk meluruskan kelembagaan demokrasi berdasarkan UUD 1945.Sejak dihapuskannya KOTI dan Peperalda maka kegiatan dan wewenang kedua lembaga ini dialihkan kepada presiden.
Hari ini Pejabat Presiden memberikan keterangan pers kepada para penanggungjawab surat kabar,kantor berita majalah ibukota,di gedung Presidium Kabinet. Banyak hal yang disampaikan jenderal Soeharto dalam menjawab pertanyaan-pertanyaa yang diajukan wartawan. Antara lain pejabat Presiden mengatakan bahwa ia sama sekali tidak anti -partai.Parti baru baru boleh saja didirikan asal sejalan atau sesuai dengan keputusan MPRS, yang menugaskan pemerintah untuk menyederhanakan keparaian,keormasan dan kekaryaan. Hal ini dapat dikatakan beliau sehubungan dengan beredarnya berbagai pendapat dalam masyarakat sekitar
Selasa, 20 Juli 1971.
Dengan didampingi oleh Menteri Perdagangan Sumitro Djojohadikusumo,dan Menteri Luar Negeri Adam Malik, hari ini di Bina Graha Presiden Soeharto menerima wakil-wakil negara ASEAN yang sedang menghadiri rapat tingkat menteri ASEAN untuk membahas masalah-masalah ekonomi,di jakarta.Dalam pertemuan ini hadir Menteri keuangan Singapore Hon Sui Sen,dan Dutabesar Singapore di Indonesia Lee Khoon Chooy, Menteri Perekonomian Muangthai Bun Chanra Attakor, Dutabesar Malaysia di Indonesia TanSri Ya,acob bin Latif, dan Dutabesar Filipina Modesto Farolan.pada kesempatan itu Presiden Soeharto mengucapkan terima Kasih atas partisipasi negara-negara ASEAN dalam Jakarta Fair yang sedang berlangsung di Jakarta.
Usai pertemuan,Adam Malik mengatakan bahwa Presiden menilai rencana kunjungan Presiden Richard Nixon ke RRC akan dapat mengurangi ketegangan-ketegangan dunia yang merupakan tujuna dari politik luar negeri Indonesia.Presiden Soeharto menegaskan bahwa setiap usaha yang menuju kearah perdamaian dunia merupakan kebijaksanaan Pemerintah RI.
Presiden Soeharto hari ini memimpin sidang Sub-Dewan Stabilisasi Ekonomi dan mendengarkan laporan dari para ketua sub -dewan dan beberapa menteri.Dalam sidang hari ini menteri Pertambangan melaprkan bahwa produksi minyak pada semester 1 tahun 1971 adalah 155.295.413 barel. Ini berarti adanya kenaikan bila dibandingkan dengan produksi semester 1 tahun 1970 sebanyak 151.994.708 barel. Dilaporkan pula bahwa produksi timah mencapai 97.345 kwintal pada semester 1 tahun 1971,sedangkan pada semester 1 tahun sebelumnya adalah 97,157 kwintal,juga dilaporkan adanya kenaikan produksi batubara dari 82,546 ton pada semester 1 tahun 1970 menjadi 83.041ton pada semester 1tahun 1971.Jadi terdapat juga kenaikan produksi,,pada hal tambang didaerah Mahakam telah di tutup Menteri pertambangan juga melaporkan adanya kenaikan produksi nikel dan emas, serta turunya produksi bauksit.
Gubernur Bank Sentral memberikan Laporan tentang masalah berkaitan dengan Instruksi Presiden DalamSidang Sub- dewan dan Presiden Soeharto menyoroti tunggakan Pajak yang dilakukan oleh beberapa perusahaan negara dilingkungan Departemen Perhubungan,laporan Menteri perhubungan dan Gubernur Bank Sentral,tunggakan pajak itu mencapai Rp 710juta; yang sudah dilunasi baru Rp 290 juta.
Presiden menginstruksikan Menteri keuangan untuk mengadakan penilaian apakah pemberian gaji khusus kepada karyawan Departmen Keuangan sudah benar-benar meningkat pelayanan mereka.
Kamis, 20 juli 1972
Selama lebih kurang 70 menit, Presiden Soeharto dan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Samad, hari ini membahas penyelesaian masalah-masalah antara Bangladesh dan Pakistan. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto telah menjelaskan kepada tamunya agar tidak ada salah pengertian tentang sikap Indonesia yang ingin melihat perdamaian antara Bangladesh dan Pakistan.
Sabtu, 20 Juli 1974
Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menyediakan rumah murah bagi pegawai negeri dan masyarakat umum, hari ini Presiden Soeharto membentuk tiga buah badan yang betugas mengolah masalah perumahan rakyat. Ketiga badan yang dimaksudkan itu adalah Otorita Perumahan Nasional, Bank Hipotik Perumahan, dan Pembangunan Perumahan Nasional. Selanjutnya, masalah bagaimana kemungkinan untuk mewujudkan keinginan pemerintah menyediakan rumah murah tersebugt, serta masalah-masalah yang dihadapi, telah dibahas oleh Presiden Soeharto dengan Menteri Keuangan, Ali Wardhana, dan Gubernur Bank Indonesia, Rachmat Saleh, dalam suatu pertemuan di Cendana.
Rabu, 20 Juli 1977
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan jalan Balikpapan-Samarinda sepanjang 115 km dalam suatu upacara di balikpapan. Presiden mengatakan bahwa pembangunan jalan ini merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan kemajuan, kesejahteraan dan pemerataan pembangunan. Ditegaskannya bahwa jalan raya ini tidak untuk dipergunakan mengangkut kayu-kayu log karena kaan merusak jalan dan menganggu keselamatan umum.Ditambahkannya bahwa dengan adanya jalan maka makin luaslah jangkauaan hubungan yang terdapat antara daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.masyarakat yang tadinya terpencil dan yang baru datang kedaerah ini dapat melakukan peningkatan kegiatan usaha secara lebih teratur dan terarah.
Kepala Negara malam ini dengan resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur,an Nasional ke-10 di stadion Klabat, Manado, tepat pukul 21.00 Wita.Dalam kata sambutanntannya,Presiden mengatakan perlu dikembangkan kerjasama umat berbagai golongan agama di Indonesia, karena berdasarkan Pancasila tidak ada tidak ada tempat atau menganut kecenderungan eksklusif golongan,tetapi sebaliknya harus makin menumbuhkan perasaan tanggungjawab bersama dalam menghadapi dan menangani masalah-masalah besar yang dihadapi bangsa kita.
Meskipun ada perbedaan pendapat,namun perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan atau untuk diperlawankan,melainkan untuk diperdekatkan dan dipertemukan secara musyawarah dan mufakat.Demikian presiden.
Kepala Negara malam ini dengan resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur,an Nasional ke-10 di stadion Klabat, Manado, tepat pukul 21.00 Wita.Dalam kata sambutanntannya,Presiden mengatakan perlu dikembangkan kerjasama umat berbagai golongan agama di Indonesia, karena berdasarkan Pancasila tidak ada tidak ada tempat atau menganut kecenderungan eksklusif golongan,tetapi sebaliknya harus makin menumbuhkan perasaan tanggungjawab bersama dalam menghadapi dan menangani masalah-masalah besar yang dihadapi bangsa kita.
Meskipun ada perbedaan pendapat,namun perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan atau untuk diperlawankan,melainkan untuk diperdekatkan dan dipertemukan secara musyawarah dan mufakat.Demikian presiden.
Minggu, 20 Juli 1980
Presiden Soeharto meresmikan kantor Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Gedung Auditorium, dan tempat berlangsungnya Sidang Raya DGI. Selain itu diresmikan pula lima buah proyek lainnya, yaitu proyek air minum di Tomohon dan Tahuna, proyek peningkatan jalan Amurang-Kapitu, Minahasa, Ino Bontoh dan Kotamobagu, Bolang Mongondouw, serta proyek transmisi PLN Sawangan Bitung, Kota Administratif Bitung, Sulawesi Utara.
Setelah meresmikan kompleks DGI,Presiden menyaksikan pameran gereja dan pembangunan,yang diselenggarakan dalam rangka sidang raya ke -9 DGI yang tidak jauh dari arena Gedung Auditoriu.Ibu Soeharto sebelumnya, membuka pameran ini dengan menggunting pita.
Rabu, 20 Juli 1983.
Pukul09.30 pagi ini Presiden Soeharto menerima Gubernur Irian Jaya.Izak Himdom, di Cendana.Gubernur Himdon menghadap Kepala Negara untuk melaporkan keberangkatannya ke port Moresby.perbatasan Indonesia-PNG, sebagai anggota delegasi RI
Setelah meresmikan kompleks DGI,Presiden menyaksikan pameran gereja dan pembangunan,yang diselenggarakan dalam rangka sidang raya ke -9 DGI yang tidak jauh dari arena Gedung Auditoriu.Ibu Soeharto sebelumnya, membuka pameran ini dengan menggunting pita.
Rabu, 20 Juli 1983.
Pukul09.30 pagi ini Presiden Soeharto menerima Gubernur Irian Jaya.Izak Himdom, di Cendana.Gubernur Himdon menghadap Kepala Negara untuk melaporkan keberangkatannya ke port Moresby.perbatasan Indonesia-PNG, sebagai anggota delegasi RI
Sabtu, 20 Juli 1985.
Presiden Soeharto membuka Musyawarah Nasinal ke -3 MUI di Istana Negara Musyawarah nasional itu mengambil tema "Dengan pendalaman kehidupan beragama dan peningkatanperan serta umat, kita menyongsong lepas landas.
pada kesempatan itu,Kepala Negara mengemukakan harapannya agar para ulama senantiasa meningkatkan usaha untuk memandu umat dan masyarakat kita dalam membina dan mengembangkan kehidupan beragama.Diharapkan pula oleh Presiden agar MUI hendaknya mempelopori usaha-usaha memperluas wawasan umat.Dikatakannya bahwa tidak terlepas dari usaha mewujudkan cita-cita nasional bangsa kita.Dan justru hal itulah yang merupakan salah satu fungsi Majelis Ulama.Demikian ditegaskan oleh Presiden.
Rabu,20 Juli 1988
Masih berada di Sulaweisi Utara,hari ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara pembukaan Musyawarah Besar Angkatan 45ke -8 yang berlangsung di Tomohon.Dalam sambutannya,Presiden mengatakan bahwa dalam meninggalkan panggung sejarah bangsa, Angkatan 45 bertekad untuk tidak meninggalkan masalah-masalah pelik yang akan membahayakan generasi dan penerus selanjutnya.Secara mendasar masalah-masalah pelikitu telah kita lampaui dan kita rampungkan secara tuntas, dengan penegasan kia semua bahwa pancasila adalah satu -satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya Presiden mengatakan bahwa dalam bagian-bagian akhir pengabdiannya, angkatan 45 perlu meneruskan nilai-nilai kejuangan kepada generasi yang lebih muda.Hal ini penting ,sebab pembangunan juga kita anggap sebagai perjuangan, sebagai kelanjutan dan pengisian perjuangan kemerdekaan dahulu.
Kamis,20 Juli 1989
Presiden Soeharto meresmikan enam buah pabrik kimia organik pengolah hasil pertanian dalam suatu upacara yang dipusatkan di lokasi PT Indo Acitama Chemical Industry di desa Kemiri, Karanganyar, Jawa Tengah. Keenam pabrik tersebut adalah milik PT Indo Acitama dan PT Palur Raya di Jawa Tengah, PT Sasa Inti, PT Miwon Indonesia, dan PT Hercules Mas Indonesia di Jawa Timur, serta PT Barito Murni Sakti Chemical di Kalimantan Selatan. Pembangunan keenam pabrik ini menelan biaya sebesar Rp. 78,11 milyar dan US$ 12,66 juta. Dengan selesainya pembangunan pabrik-pabrik tersebut berarti Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar US$ 35,20 juta setiap tahunnya disamping menghasilkan devisa sebanyak US$ 8,74 juta pertahun.
Menyambut kehadiran pabrik-pabrik baru ini, KepalaNegara mengatakan bahwa industri nasional telah mencapai suatu tahap kemajuan yang membuka peluang untuk maju lebih cepat lagi ditahun-tahun yang akan datang. Dikatakan oleh Kepala Negara bahwa dalam mengembangkan sektor industri yang akan menjadi kekuatan penggerak pembangunan dalam era tinggal landas nanti, sekarang kita telah mencapai kemajuan yang pesat.Dari tahun ke tahun makin banyak pabrik yang berhasil kita bangun mulai dari yang besar, dan yang kecil. kita makin banyak membangun industri hulu,industri antara dan industri hilir yang kaitannya satu sama lain.Jumlah industri kita makin banyak dan jenis barang kita hasilkan tambah beranekargaman. Barang-barang tersebut mampu bersaing di pasaran dunia.
Sabtu, 20 Juli 1991
Pagi ini pada jam 10.00,Presiden Soeharto membuka Pekan Kerajinan Indonesia IV bertempat di Balai Sidang Senayan,Jakarta.Pada kesempatan itu Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa dalam usaha meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan rakyat melalui pembangunan,peranan sektor pertanian, koperasi dan keluarga berencana sangat penting. Sebab,keberhasilan pembangunan sektor-sektor itu merupakan kunci penting bagi peningkatan kemakmuran dan kesejateraan rakyat, Karena itu,merupakan kewajiban kita semua untuk terus membangun peranian,mkoperasi, dan keluarga berencana.
Sabtu, 20 Juli 1991
Pagi ini pada jam 10.00,Presiden Soeharto membuka Pekan Kerajinan Indonesia IV bertempat di Balai Sidang Senayan,Jakarta.Pada kesempatan itu Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa dalam usaha meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan rakyat melalui pembangunan,peranan sektor pertanian, koperasi dan keluarga berencana sangat penting. Sebab,keberhasilan pembangunan sektor-sektor itu merupakan kunci penting bagi peningkatan kemakmuran dan kesejateraan rakyat, Karena itu,merupakan kewajiban kita semua untuk terus membangun peranian,mkoperasi, dan keluarga berencana.
Penyusun : Eren