Senin, 19 Juli 1971.
Presiden Soeharto telah mengemukakan gagasannya untuk mengadakan penyederhanaan terhadap feraksi-fraksi yang ada di DPR hasil pemilihan umum. Presiden menginginkan agar 13 fraksi yang ada sekarang dapat disederhanakan menjadi hanya empat fraksi.Dalam gagasan Presiden Soeharto itu,menyederhanakan perlu diteruskan pula dalam kehidupan politik masyarakat dan bukan hanya dalam parlemen saja. Demikian dikemukakan Menteri Negara Penghubung Lembaga Tinggi Negara. HMS Mintareja,setelah menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha hari ini.
Presiden Soeharto telah mengemukakan gagasannya untuk mengadakan penyederhanaan terhadap feraksi-fraksi yang ada di DPR hasil pemilihan umum. Presiden menginginkan agar 13 fraksi yang ada sekarang dapat disederhanakan menjadi hanya empat fraksi.Dalam gagasan Presiden Soeharto itu,menyederhanakan perlu diteruskan pula dalam kehidupan politik masyarakat dan bukan hanya dalam parlemen saja. Demikian dikemukakan Menteri Negara Penghubung Lembaga Tinggi Negara. HMS Mintareja,setelah menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha hari ini.
Sebagai realisasi instruksi Presiden beberapa waktu yang lalu kepada Menteri Pertanian untuk mengatasi serangan hama sexava di Sulawesi Utara, maka satu tim yang terdiri dari unsur-unsur Departemen Pertanian, AURI dan ALRI sejak tanggal 14 Juli lalu telah diberangkatkan ke daerah Sangir-Talaud, Sulawesi Utara. Tim ini sedang mempelajari kemungkinan pemberantasan hama sexava yang menghinggapi sebagian besar pohon kelapa dan tanaman lainnya di daerah itu. Hal ini dilaporkan oleh Menteri Pertanian Thoyib Hadiwidjaja kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Jakarta.
Rabu, 19 Juli 1972
Presiden Soeharto menyerahkan 25 buah sepeda motor kepada Komdak VII/Jaya, dan lima buah lainnya kepada Kodam V/Jaya. Kenderaan-kenderaan tersebut akan digunakan dalam tugas-tugas pengawalan kehormatan dan protokoler. Penyerahan yang berlangsung di Bina Graha itu diterima oleh Kadapol VII, Irjenpol. Drs. Widodo Budidarmo, dan Pangdam V/Jaya, Jenderal Poniman.
Kamis, 19 Juli 1973
Hari ini di Padang Presiden dan Ibu Soeharto meresmikan perluasan Pabrik Semen Padang. Dalam pidatonya Kepala Negara mengungkapkan bahw Pemerintah sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk membangun pabrik-pabrik semen baru di Sumatera. Bilamana usaha ini berhasil, maka keinginan kita untuk dapat memenuhi kebutuhan semen dengan produksi dalam negeri mudah-mudahan akan tercapai.
Kepala Negara juga mengungkapkan harapannya bahwa dengan kemajuan-kemajuan yang sudah diperoleh dalam pengembangan industri semen selama ini akan memungkinkan kita, dalam jangka panjang untuk mengekspor semen ke luar negeri. Ditegaskannya bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil, sebab kita mempunyai bahan baku yang cukup melimpah.
Senin, 19 Juli 1976
Selama dua jam Presiden Soeharto melakukan peninjauan di kompleks perumahan rumah murah yang sedang dibangun di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Setelah selesai, di kompleks tersebut akan terdapat 150 rumah dari tipe T-45, T-54 dan T-63. Rumah-rumah tersebut dibangun dengan biaya antara Rp. 1 juta sampai Rp. 1,5 juta.
Selasa,19 Juli 1977.
Presiden Soeharto hari ini menerima Sekertaris Jenderal Konferensi Islam Sedunia. dr. Amadou Karin Gaye. Dalam pertemuan itu Dr.Amadou Karim Gaye meminta Indonesia supaya tetap berpartisipasi dalam organisasi Islam sedunia itu. Menurutnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memainkan peranan bagi kemajuan Organisasi Konferensi Islam di masa-masa mendatang. Negara Indonesia tidak dapat diabaikan karena jumlah umat Islam yang besar.
Dalam pembicaraanya dengan presiden dibahas masalah pendirian suatu lembaga statistik untuk mengkaji produksi dan perdagangan setiap negara anggota. Selain membicarakan masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka kerjasama dan solidaritas.juga dibicarakan mengenai kerjasama dalam bidang ekonomi yang merupakan dasar kerjasama teknik, ekonomi dan perdagangan generasi muda melalui pertemuan-pertemuan generasi muda itu.
Selasa,19 Juli 1977.
Presiden Soeharto hari ini menerima Sekertaris Jenderal Konferensi Islam Sedunia. dr. Amadou Karin Gaye. Dalam pertemuan itu Dr.Amadou Karim Gaye meminta Indonesia supaya tetap berpartisipasi dalam organisasi Islam sedunia itu. Menurutnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memainkan peranan bagi kemajuan Organisasi Konferensi Islam di masa-masa mendatang. Negara Indonesia tidak dapat diabaikan karena jumlah umat Islam yang besar.
Dalam pembicaraanya dengan presiden dibahas masalah pendirian suatu lembaga statistik untuk mengkaji produksi dan perdagangan setiap negara anggota. Selain membicarakan masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka kerjasama dan solidaritas.juga dibicarakan mengenai kerjasama dalam bidang ekonomi yang merupakan dasar kerjasama teknik, ekonomi dan perdagangan generasi muda melalui pertemuan-pertemuan generasi muda itu.
Rabu, 19 Juli 1978
Pukul 10.00 pagi ini,bertempat di Bina Graha,Pemimpin Soeharto memimpin sidang kabinet bidang politik dan Keamanan.Sidang antara lain telah mendengarkan laporan Pangkopkamti,Laksamana Sudomo, tentang rencana penglepasan 10.000 tahanan G-30-S/PKI secara bertahap dalam tahun ini. Dalam hubungan ini Presiden menginstruksikan Pangkopkamtib untuk mempercepat terbitnya buku putih tentang G-30-S/PKI. Sebab, demikian Presiden, dengan adanya bacaan yang otentik ,maka,rakyat akan mengetahui apa yang melatarbelakangi kejadian tersebut.
Pukul 10.00 pagi ini,bertempat di Bina Graha,Pemimpin Soeharto memimpin sidang kabinet bidang politik dan Keamanan.Sidang antara lain telah mendengarkan laporan Pangkopkamti,Laksamana Sudomo, tentang rencana penglepasan 10.000 tahanan G-30-S/PKI secara bertahap dalam tahun ini. Dalam hubungan ini Presiden menginstruksikan Pangkopkamtib untuk mempercepat terbitnya buku putih tentang G-30-S/PKI. Sebab, demikian Presiden, dengan adanya bacaan yang otentik ,maka,rakyat akan mengetahui apa yang melatarbelakangi kejadian tersebut.
Kepada peserta sidang, Presiden telah memberikan briefing mengenai kunjungan kerjanya ke Timor Timur baru-baru ini. Dalam hubungan ini Presiden meminta departemen-departemen terkait agar pembangunan Timtim dipusatkan pada bidang prasarana, pertanian dan pendidikan. Kepada Menko Ekuin, Presiden menginstruksikan agar segera melaksanakan keputusan untuk membuka Timtim melalui laut dan udara dengan daerah-daerah lain. Sementara itu kepada Mendagri diminta untuk memantapkan organisasi daerah, baik unsur Pemerintah Daerah maupun dinas-dinas vertikal, dengan menempatkan pejabat-pejabat yang lebih pasti.
Kamis, 19 Juli 1979.
Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini menerima 21 orang pengurus baru SPS.Selain Ketua SPS,Soenardi DM, tampak hadir pula dalam pertemuan dengan kepala Negara itu,antara lain,adalah Jakob Utama, Norman Diah,Darajad, Zulharmans, Harmoko,Baliantara Harahap dan Lukman Umar. Mereka menghadap Kepala Negara untuk melaporkan hasil-hasil Kongres ke -16 yang berlangsung baru-baru ini.
Kepada pengurus SPS itu, Presiden mengatakan sendiri masalah yang dihadapinya dan tidak membebankan semua persoalan kepada Pemerintah. Diharapkan oleh Presiden agar perusahaan -perusahaan pers yang belum maju, terutama di daerah-daerah.
Sabtu, 19 Juli1980
Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta delapan menteri,hari ini tiba di lapangan terbang Sam Ratulangi,Manado, dengan pesawat khusus F-28"Arun ", untuk kunjungan kerja selama dua hari di Sulawesi Utara.Di lapangan terbang,Presiden dan rombongan dijemput oleh Gubernur Sulawesi Utara GH Mantik dan Nyonya,serta pejabat -pejabat
Jam 22.20malam ini,bertempatdi Stadion Klaba,Presiden Soeharto membuka Sidang Raya IX DGI.Dalam pidato sambutannya,Kepala Negara mengajak semua pemuka agama,ulama dan rohaniwan,semua umat beragama untuk memanfaatkan wadah Musyawarah.Antar Umat Beragama semaksimal mungkin, sehingga benar-benar mencapai sasaran,yaitu sebagai wadah bersama untuk berkonsultasi antara para pemimpin dan pemuka agama dengan pemerintah.
selanjutnya dikatakan Presiden bahw umat manusia dewasa ini dihadapkan pada tantagan baru, tantangan-tantangan zaman modern,yang belum pernah dihadapi umat manusia sebelum ini. Demikian luas tantangan-tantangan itu,sehingga panggilan agama tidak mungkin lagi dibatasi pada dinding-dinding rumah -rumah ibadah saja. Dalam cita-cita kita untuk membangun manusia Indonesia yang utuh,maka agama juga ditantang untuk meningkatkanmkesejateraan hidup lahiriah,disamping pembinaan rohani dan kejiwaan.pelayanan kepada masyarakat itu dapat terang lebih terpuji jika dapat dilaksanakan bersama-sama dengan lembaga -lembaga agama lainnya. Di sinilah akan lebih terasa betapa besarnya nilai kerjasama antara semua umat beragama. Demikian Presiden.
Selasa,19 Juli 1981.
Presiden Soeharto menghadiri Nuzul Qur,an di Masjid Istiqlal malam ini, Kepala Negara dalam amanatnya mengatakan bahwa dalam kesmpatan seperti ini,marilah kita semua dengan penuh kejujuran pada diri sendiri meneliti diri kita masing-masing: sudah berapa jauhkah kita berhasil megikuti dan melaksanakan ajaran-ajaran Kitab Suci kita.
Menurut Presiden, dalam usaha kita mewujudkan keseimbangan,keselarasan dan keserasian dalam kehidupan kita sebagai bangsa,kita ahrus berusaha menyemarakkan kehidupan beragama dalam masyarakat.hanya kesemarakan lahirialah saja.Sebab agama terutama menyangkut mengamankan kehidupan rohaniah kita. Justru kehidupan rohaniah itulah yang akan mengamankan dan menyelamatkan wujud kehidupan lahirialah kita di dunia ini akan kebahagiaan kita di akhirat nanti.
Selasa, 19 Juli 1983.
Presiden Soeharto meminta Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI),sebagai partener pemerintah dalam pembangunan,supaya lebih meningkatkan pendidikan,latihan dan keterampilan kaum buruh, baik yang telah bekerja maupun yang putus sekolah. Presiden juga menekankan betapa pentingnya pendidikan bagi kaum buruh,Khususnya yang menyangkut penataran P4.Demikian dikatakan oleh ketua Umum FBSI, Agus Sudono, setelah ia bersama pimpinan FBSI lainnya diterima Prsiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.
Kamis,19 Juli 1984.
Jam 10.00 pagi ini,Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara peresmian Gedung Serbaguna Cut Nyak Dhien,dan penanugerahan Lencana Pancawarsa Gerkanan Pramuka.kedua acara ini dilangsungkan di Graha Wisata pramuka di Cibubur,Jakarta Timu,secara berturut-turut.Lencana Pancawarsa Gerakan Pramuka dianugerahkan kepada almarhum M Sarbini ( diwakili isteri almarhum),Hs Muhtar, Mastani Hardjoprakoso MLS, J Liem Beng Kiat, Nurman Atmasulisty,dan Emma Rasdiastuti.
Selanjutnya Presiden dan Ibu Soeharto berhalal bil hala dengan para hadirin.
Sabtu, 19 Juli 1986.
Pagi ini di plaju,Sumatera Selatan, Presiden Soeharto meresmikan Pusat Aromatik yang mampu memproduksi 450ton PTA (purifield terephtail acid) sehari.Proyek ini merupakan pabrik jenis baru yang pertama dimiliki Indonesia, yang menghasilkan bahan baku utama bagi inustri tekstil.
Dalam sambutannya,Presiden mengatakan bahwa sebanyak mungkin mengolah kekayaan alam di negeri sendiri merupakan salah satu segi yang sangat penting dari pembangunan kita, karena kekayaan alam itu memang harus kita olah untuk sebesar -besar kemakmuran rakyat. Dengan mengolah bahan baku di negeri sendiri berarti membuka kesempatan kerja lebar,menggerakan kegiatan ekonomi lebih luas memperoleh nilai tambah yang makin besar dan juga menghemat devisa yang semula kita gunakan untuk mengimpor bahan baku.
Selanjutnya diingatkan oleh Presiden bahwa jika dalam pembangunan pabrik-pabrik yang makin canggih kita masih memerlukan tenaga asing,maka hadirnya tenaga-tenaga asing itu justru kita manfaatkan sebaik- baiknya guna alihteknologi dan ketermapilan.kita menyadari sedalam- sedalamnya bahwa kita pun harus terus bergerak kearah kemandirian dalam bidang indusrtri.Dan hal itu hanya akan tercapai dengan makin banyaknya tenaga Indonesia sendiri yang mampu menguasai teknologi yang makin canggih dan keterampilan -keteampilan lainnya.
Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini menerima 21 orang pengurus baru SPS.Selain Ketua SPS,Soenardi DM, tampak hadir pula dalam pertemuan dengan kepala Negara itu,antara lain,adalah Jakob Utama, Norman Diah,Darajad, Zulharmans, Harmoko,Baliantara Harahap dan Lukman Umar. Mereka menghadap Kepala Negara untuk melaporkan hasil-hasil Kongres ke -16 yang berlangsung baru-baru ini.
Kepada pengurus SPS itu, Presiden mengatakan sendiri masalah yang dihadapinya dan tidak membebankan semua persoalan kepada Pemerintah. Diharapkan oleh Presiden agar perusahaan -perusahaan pers yang belum maju, terutama di daerah-daerah.
Sabtu, 19 Juli1980
Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta delapan menteri,hari ini tiba di lapangan terbang Sam Ratulangi,Manado, dengan pesawat khusus F-28"Arun ", untuk kunjungan kerja selama dua hari di Sulawesi Utara.Di lapangan terbang,Presiden dan rombongan dijemput oleh Gubernur Sulawesi Utara GH Mantik dan Nyonya,serta pejabat -pejabat
Jam 22.20malam ini,bertempatdi Stadion Klaba,Presiden Soeharto membuka Sidang Raya IX DGI.Dalam pidato sambutannya,Kepala Negara mengajak semua pemuka agama,ulama dan rohaniwan,semua umat beragama untuk memanfaatkan wadah Musyawarah.Antar Umat Beragama semaksimal mungkin, sehingga benar-benar mencapai sasaran,yaitu sebagai wadah bersama untuk berkonsultasi antara para pemimpin dan pemuka agama dengan pemerintah.
selanjutnya dikatakan Presiden bahw umat manusia dewasa ini dihadapkan pada tantagan baru, tantangan-tantangan zaman modern,yang belum pernah dihadapi umat manusia sebelum ini. Demikian luas tantangan-tantangan itu,sehingga panggilan agama tidak mungkin lagi dibatasi pada dinding-dinding rumah -rumah ibadah saja. Dalam cita-cita kita untuk membangun manusia Indonesia yang utuh,maka agama juga ditantang untuk meningkatkanmkesejateraan hidup lahiriah,disamping pembinaan rohani dan kejiwaan.pelayanan kepada masyarakat itu dapat terang lebih terpuji jika dapat dilaksanakan bersama-sama dengan lembaga -lembaga agama lainnya. Di sinilah akan lebih terasa betapa besarnya nilai kerjasama antara semua umat beragama. Demikian Presiden.
Selasa,19 Juli 1981.
Presiden Soeharto menghadiri Nuzul Qur,an di Masjid Istiqlal malam ini, Kepala Negara dalam amanatnya mengatakan bahwa dalam kesmpatan seperti ini,marilah kita semua dengan penuh kejujuran pada diri sendiri meneliti diri kita masing-masing: sudah berapa jauhkah kita berhasil megikuti dan melaksanakan ajaran-ajaran Kitab Suci kita.
Menurut Presiden, dalam usaha kita mewujudkan keseimbangan,keselarasan dan keserasian dalam kehidupan kita sebagai bangsa,kita ahrus berusaha menyemarakkan kehidupan beragama dalam masyarakat.hanya kesemarakan lahirialah saja.Sebab agama terutama menyangkut mengamankan kehidupan rohaniah kita. Justru kehidupan rohaniah itulah yang akan mengamankan dan menyelamatkan wujud kehidupan lahirialah kita di dunia ini akan kebahagiaan kita di akhirat nanti.
Selasa, 19 Juli 1983.
Presiden Soeharto meminta Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI),sebagai partener pemerintah dalam pembangunan,supaya lebih meningkatkan pendidikan,latihan dan keterampilan kaum buruh, baik yang telah bekerja maupun yang putus sekolah. Presiden juga menekankan betapa pentingnya pendidikan bagi kaum buruh,Khususnya yang menyangkut penataran P4.Demikian dikatakan oleh ketua Umum FBSI, Agus Sudono, setelah ia bersama pimpinan FBSI lainnya diterima Prsiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.
Kamis,19 Juli 1984.
Jam 10.00 pagi ini,Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara peresmian Gedung Serbaguna Cut Nyak Dhien,dan penanugerahan Lencana Pancawarsa Gerkanan Pramuka.kedua acara ini dilangsungkan di Graha Wisata pramuka di Cibubur,Jakarta Timu,secara berturut-turut.Lencana Pancawarsa Gerakan Pramuka dianugerahkan kepada almarhum M Sarbini ( diwakili isteri almarhum),Hs Muhtar, Mastani Hardjoprakoso MLS, J Liem Beng Kiat, Nurman Atmasulisty,dan Emma Rasdiastuti.
Selanjutnya Presiden dan Ibu Soeharto berhalal bil hala dengan para hadirin.
Sabtu, 19 Juli 1986.
Pagi ini di plaju,Sumatera Selatan, Presiden Soeharto meresmikan Pusat Aromatik yang mampu memproduksi 450ton PTA (purifield terephtail acid) sehari.Proyek ini merupakan pabrik jenis baru yang pertama dimiliki Indonesia, yang menghasilkan bahan baku utama bagi inustri tekstil.
Dalam sambutannya,Presiden mengatakan bahwa sebanyak mungkin mengolah kekayaan alam di negeri sendiri merupakan salah satu segi yang sangat penting dari pembangunan kita, karena kekayaan alam itu memang harus kita olah untuk sebesar -besar kemakmuran rakyat. Dengan mengolah bahan baku di negeri sendiri berarti membuka kesempatan kerja lebar,menggerakan kegiatan ekonomi lebih luas memperoleh nilai tambah yang makin besar dan juga menghemat devisa yang semula kita gunakan untuk mengimpor bahan baku.
Selanjutnya diingatkan oleh Presiden bahwa jika dalam pembangunan pabrik-pabrik yang makin canggih kita masih memerlukan tenaga asing,maka hadirnya tenaga-tenaga asing itu justru kita manfaatkan sebaik- baiknya guna alihteknologi dan ketermapilan.kita menyadari sedalam- sedalamnya bahwa kita pun harus terus bergerak kearah kemandirian dalam bidang indusrtri.Dan hal itu hanya akan tercapai dengan makin banyaknya tenaga Indonesia sendiri yang mampu menguasai teknologi yang makin canggih dan keterampilan -keteampilan lainnya.
Senin, 19 Juli 1988
Presiden dan Ibu Soeharto melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara, siang ini di desa Tampusu, Kabupaten Minahasa, Kepala Negara meresmikan sejumlah proyek pembangunan, antara lain Pusat Pengembangan Ternak Tampusu, Kabupaten Minahasa, Kepala Negara meresmikan sejumlah proyek pembangunan Ternak di Tampusu, Irigasi Pontak, PLTA Tanggari, gedung Politeknik Universitas Sam Ratulangi, dan jembatan Randangan yang merupakan salah satu jembatan terpenting di jalur trans-Sulawesi.
Dalam Pidato peremiannya ,Presiden Soeharto mengatakan bahwa dari perjalanan yang dilakukannya di seluruh tanah air ia mendapat kesan bahwa kekuatan-kekuatan pembangunan rakyat kita mulai bangkit.Di katakannya bahwa kita menyadari bahwa pembangunan memang memerlukan kekayaan alam dan modal.Akan tetapi,andalan utama pembangunan kita adalah kemauan dan kemampuan manusia untuk membangun dirinya,membangun masyarakatnya,membangun masa depannya. Karena itu, harus kita kembangkan dan gerakan bersama- sama,agar benar-benar menjadi kekuatan pembangunan yang besar.
Dalam Pidato peremiannya ,Presiden Soeharto mengatakan bahwa dari perjalanan yang dilakukannya di seluruh tanah air ia mendapat kesan bahwa kekuatan-kekuatan pembangunan rakyat kita mulai bangkit.Di katakannya bahwa kita menyadari bahwa pembangunan memang memerlukan kekayaan alam dan modal.Akan tetapi,andalan utama pembangunan kita adalah kemauan dan kemampuan manusia untuk membangun dirinya,membangun masyarakatnya,membangun masa depannya. Karena itu, harus kita kembangkan dan gerakan bersama- sama,agar benar-benar menjadi kekuatan pembangunan yang besar.
Kamis,19 Juli 1990.
Tujuh orang anggota Parlemen Filipina melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.Dalam pertemuan itu mereka menyampaikan penghargaan Parlemen Filipina sehubungan dengan keputusan Presiden Soeharto untuk segera mengirim bantuan kepada para korban musibah gempa bumi yang terjadi di bahagian utara Filipina baru-baru ini. Kepada Presiden,mereka juga menyampaikan rasa belasungkawa Presiden Cory Aquino dan rakyat Filipina sehubungan dengan tewasnya ratusan jamaah haji Indonesia dalam musibah terowongan Mina pada awal bulan ini.
Penyusun :Eren