Senin, 15 Juli 1968
Dengan menumpang pesawat Hercules C-130 AURI, Presiden dan Ibu Soeharto pagi ini berangkat ke Tanjung Karang (Lampung) untuk memulai kunjungan kerja ke provinsi-provinsi Sumatera bagian Selatan, yang akan berlangsung sampai tanggal 21 Juli 1968. Dalam rapat umum di Tanjung Karang, sore harinya, Presiden mengemukakan bahwa maksud kunjungannya ke daerah-daerah ialah untuk melihat secara langsung perkembangan daerah dalam rangka pembangunan nasional. Disamping itu Presiden juga ingin mendengarkan sendiri saran-saran dan pendapat-pendapat daerah tentang pembangunan. Menurut Jenderal Soeharto saran-saran tersebut sangat berguna, sementara hubungan timbal balik antara pemimpin nasional dan rakyat akan memberikan kepercayaan kepada kepala negara dalam melaksanakan tugas yang dibebankan oleh rakyat. Pada kesempatan itu pula Presiden mengajak rakyat Indonesia untuk meninggalkan pertentangan-pertentangan politik dan agama, sehingga dapat dicapai stabilitas nasional yang merupakan syarat mutlak bagi pelaksanaan pembangunan.
Rabu, 15 Juli 1970
Presiden menginstruksikan Menteri Kehakiman, Prof. Oemar Senoadji SH, untuk menyusun suatu peraturan mengenai pendaftaran kekayaan pejabat negara. Instruksi ini disampaikan oleh Presiden kepada Menteri Kehakiman ketika yang belakangan ini menghadapnya di Istana Merdeka tadi pagi.
Kamis, 15 Juli 1971
Presiden Soeharto hari ini meninjau pembangunan beberapa hotel di Jakarta. Hotel-hotel yang ditinjau adalah hotel yang bertaraf internasional, seperti Hotel Menteng, Hotel Sabang, President Hotel, Interhouse Hotel, Hotel Asoka, Ramayana City Hotel, Hotel Gajah Mada, dan Hotel Banteng. Dalam peninjauan yang didampingi oleh gubernur DKI Jakarta, Menteri Perhubungan, Ketua Bappenas, Gubernur Bank Sentral, dan Dirjen Pariwisata itu, Presiden memberikan perhatian besar pada fasilitas yang dimiliki oleh hotel-hotel tersebut.
Senin, 15 Juli 1974.
Hari ini Presiden Soeharto meninjau proyek percobaan komponen rumah perlit di desa Muara, Kecamatan Citeureup, Bogor. Dalam peninjauan ini Kepala Negara telah memberikan perhatian besar terhadap proses produksi komponen rumah yang ada di pabrik percontohan itu. Alasan mengapa Presiden memberikan perhatian yang demikian besar terhadap pabrik ini, sebab ini merupakan solusi bagi pemerintah untuk menyediakan rumah murah bagi rakyat, khususnya pegawai negeri. Kepala Negara mengungkapkan bahwa Pemerintah tengah memikirkan untuk membentuk koperasi perumahan bagi pegawai negeri. Ia mengharapkan bahwa melalui koperasi itu akan terbentuk dana yang akan memungkinkan pegawai negeri untuk memiliki rumah murah.
Selasa, 15 Juli 1975
Tepat pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto membuka sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional yang dipimpin oleh Presiden Soeharto di Bina Graha. Menneg Ekuin Wdjojo Nitisastro memberi penjelasan tentang hasil-hasil di bdang ekonomi yang dicapai Indonesia dari kunjungan Presiden Soeharto dan rombongan ke beberapa negara pada akhir Juni hingga awal Juli lalu.
Hasil yang dicapai di Iran adalah berupa kesepakatan Iran untuk meningkatkan hubungan perdagangan langsung kedua negaa. Dalam kaitan ini Indonesia akan mengambil langkah-langkah lbih lanjut, yaitu dengan mengirimkan misi perdagangan ke negeri yang dipimpin oleh Shah Iran itu.
Di Yugoslavia, Indonesia berhasil memperoleh dukungan Presiden Tito untuk pembangunan beberapa proyek. Pihak Yugoslavia telah menyatakan kesediaan untuk membantu pembangunan proyek listrik sebesar US$80 juta dan pengembangan proyek alat berat PT Barata yang akan menghabiskan biaya sebesar US$ 45 juta. Selain itu Yugoslavia telah pula menyepakati untuk memberikan bantuan peralatan bagi Departemen PUTL senilai US$ 30 juta.
Sementara itu pemerintah Kanada akan memberikan pinjaman melalui Canadian International Development Agency (CIDA) sebesar US$ 40 juta. Selain itu pemerintah Kanada juga menyetujui untuk memberikan tambahan pinjaman melalui CIDA sebesar US$ 25 juta, dan melalui bank-bank komersil sebanyak C$175 juta.
Dari Amerika Serikat, Indonesia akan memperoleh pinjaman lunak sebesar U$$ 50 juta melalui USAID. Bank Exim Amerika Serikat juga akan menyediakan pinjaman sebesar U$$ 200 juta; pinjaman dalam jumlah yang sama juga akan disediakan oleh bank-bank lainnya.
Dari Amerika Serikat, Indonesia akan memperoleh pinjaman lunak sebesar U$$ 50 juta melalui USAID. Bank Exim Amerika Serikat juga akan menyediakan pinjaman sebesar U$$ 200 juta; pinjaman dalam jumlah yang sama juga akan disediakan oleh bank-bank lainnya.
Pemerintah Jepang telah menyetujui membantu proyek Asahan sebesar US$ 870 juta, dengan pengertian bahwa 30% dari jumlah tersebut merupakan modal saham sedangkan 70% sisanya merupakan modal pinjaman. Modal saham yang diikutsertakan Jepang dalam proyek ini merupakan 75% dari keseluruhan saham, sementara 25% sisa saham dimiliki pemerintah Indonesia. Disamping itu, Jepang juga akan memberikan pinjaman lunak sebesar US$ 140 juta melalui OECF dalam rangka pembangunan Waduk Wlingi, proyek listrik di Gresik, proyek transmisi dan distribusi listrik dan perkapalan. Juga disepakati untuk membangun terminal minyak bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Jum,at, 15 Juli 1977
presiden Soeharto hari ini membuka Konferensi palang Merah dan Sabit Merah ASEAN ke -2.Dalam amanatnya kepala Negara menyatakan bahwa adanya perhimpunan palang Merah dan Bulan Sabit Merah negara-negara ASEAN akan lebih memasyarakatkan ASAEN itu sendiri. Dengan adanya perhimpunan ini, kata Presiden Soeharto, apa yang dapat kita capai bersama akan lebih besar dari apa yang mungkin dapat kita capai sekiranya kita berjalan sendiri-sendiri.
Jum,at, 15 Juli 1977
presiden Soeharto hari ini membuka Konferensi palang Merah dan Sabit Merah ASEAN ke -2.Dalam amanatnya kepala Negara menyatakan bahwa adanya perhimpunan palang Merah dan Bulan Sabit Merah negara-negara ASEAN akan lebih memasyarakatkan ASAEN itu sendiri. Dengan adanya perhimpunan ini, kata Presiden Soeharto, apa yang dapat kita capai bersama akan lebih besar dari apa yang mungkin dapat kita capai sekiranya kita berjalan sendiri-sendiri.
Sabtu, 15 Juli 1978.
Secara berturut-turut selama dua jam, mulai pukul 09.00, di Istana Merdeka pagi ini Presiden Soeharto menerima surat-surat Ahmad, dan Duta Besar Republik Demokrasi Somalia. Adan Isaak balasan yang ditujukan kepada Duta Besar Ahmed. Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia bukan saja menentang penjajahan politik terang -terangan maupun yang terselubung. Indonesia berpendirian bahwa kemerdekaan politik adalah tahap permulaan dari perjuangan suatu bangsa. Kemerdekaan politik tanpa pembangunan ekonomi adalah timpang, malahan mungkin menjadi awal dari penjajahan dalam bentuk lain. Karena itu Indonesia sejak Orde Baru berketetapan hati untuk meneruskan perjuangan tahap lanjutan,yaitu memberi isi kepada kemerdekaan dengan pembangunan.
Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa dengan tetap berjalan pada rencana -rencana dan tujuan-tujuan yang luhur, Indonesia memberi arti penting bagi kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain. Dalam penjajakan, sehingga dapat memberi isi pada hubngan persahabatan antara kedua negara.
Sementara itu ketika menerima surat kepercayaan Duta Besar Sobri, Presiden Soeharto menyingkapkan kenyataan bahwa kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Yordania belum berkembang dalam arti yang lebih nyata. Namun hal itu tidak dianggap sebagai hal yang mengecewakan dalam hubungan antara kedua negara, demikian ditambahkannya.
Secara berturut-turut selama dua jam, mulai pukul 09.00, di Istana Merdeka pagi ini Presiden Soeharto menerima surat-surat Ahmad, dan Duta Besar Republik Demokrasi Somalia. Adan Isaak balasan yang ditujukan kepada Duta Besar Ahmed. Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia bukan saja menentang penjajahan politik terang -terangan maupun yang terselubung. Indonesia berpendirian bahwa kemerdekaan politik adalah tahap permulaan dari perjuangan suatu bangsa. Kemerdekaan politik tanpa pembangunan ekonomi adalah timpang, malahan mungkin menjadi awal dari penjajahan dalam bentuk lain. Karena itu Indonesia sejak Orde Baru berketetapan hati untuk meneruskan perjuangan tahap lanjutan,yaitu memberi isi kepada kemerdekaan dengan pembangunan.
Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa dengan tetap berjalan pada rencana -rencana dan tujuan-tujuan yang luhur, Indonesia memberi arti penting bagi kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain. Dalam penjajakan, sehingga dapat memberi isi pada hubngan persahabatan antara kedua negara.
Sementara itu ketika menerima surat kepercayaan Duta Besar Sobri, Presiden Soeharto menyingkapkan kenyataan bahwa kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Yordania belum berkembang dalam arti yang lebih nyata. Namun hal itu tidak dianggap sebagai hal yang mengecewakan dalam hubungan antara kedua negara, demikian ditambahkannya.
Selasa, 15 Juli 1980
Presiden Soeharto selaku Ketua Yayasan Dharmais memberikan bantuan sebesar Rp. 4 juta lebih kepada Yayasan Pemeliharaan Anak Yatim (YPAY) Ambon.Demikian dikatakan oleh Ketua organisasi itu, purnawirawan Kol. dr. HM Ishak, hari ini.
Kamis,15 Juli 1982.
Team P7 menyarankan agar politik perburuhan di Indonesia didasarkan pada usaha-usaha yang dapat meningkatkan kesejateraan buruh dan pegawai; dengan demikian akan meningkatkan pula daya beli masyarakat. Demikian dikemukakan oleh Ketua Team P7,Dr. Roeslan Abdulgani, setelah ia bersama-sama GPH Djatikusumo, dr Satrio, Harsono Tjokroaminoto, Maskun dan Sukarton menemui Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini. Mereka mengunjungi Kepala Negara untuk menyampaikan laporan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah mereka lakukan selama ini.
Dalam pertemuan itu, Presiden telah berbicara mengenai sejarah perjuangan nasional, Ia menekankan betapa pentingnya masyarakat, khusunya generasi muda, untuk mengetahui sejarah perjuangan nasional, karena pengetahuan itu dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Senin, 15 Juli 1985.
Jam 09.30 pagi ini, Presiden Soeharto menerima Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman keras, Hasjrul Harahap, di Bina Graha.setelah pertemuan itu, Menteri mengatakan bahwa Indonesia dewasa ini sudah dapat mengembangkan tanaman kelapa sawit secara komersial dengan memakai sistem kultur jaringan.Hal itu dapat dilakukan setelah penelitian laboratorium yang mendalam di Sumatera Utara.
Dalam kesempatan itu, Presiden menekankan agar penelitian terus menerus dilakukan, sehingga kita dapat menghasilkan bibit yang baik dan meingkatkan produksi minyak sawit. Produksi minyak sawit perlu ditingkatkan terus, mengingat kelapa sawit banyak digemari orang karena minyaknya kurang mengandung kolestrol.
Kamis,15 Juli 1982.
Team P7 menyarankan agar politik perburuhan di Indonesia didasarkan pada usaha-usaha yang dapat meningkatkan kesejateraan buruh dan pegawai; dengan demikian akan meningkatkan pula daya beli masyarakat. Demikian dikemukakan oleh Ketua Team P7,Dr. Roeslan Abdulgani, setelah ia bersama-sama GPH Djatikusumo, dr Satrio, Harsono Tjokroaminoto, Maskun dan Sukarton menemui Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini. Mereka mengunjungi Kepala Negara untuk menyampaikan laporan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah mereka lakukan selama ini.
Dalam pertemuan itu, Presiden telah berbicara mengenai sejarah perjuangan nasional, Ia menekankan betapa pentingnya masyarakat, khusunya generasi muda, untuk mengetahui sejarah perjuangan nasional, karena pengetahuan itu dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Senin, 15 Juli 1985.
Jam 09.30 pagi ini, Presiden Soeharto menerima Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman keras, Hasjrul Harahap, di Bina Graha.setelah pertemuan itu, Menteri mengatakan bahwa Indonesia dewasa ini sudah dapat mengembangkan tanaman kelapa sawit secara komersial dengan memakai sistem kultur jaringan.Hal itu dapat dilakukan setelah penelitian laboratorium yang mendalam di Sumatera Utara.
Dalam kesempatan itu, Presiden menekankan agar penelitian terus menerus dilakukan, sehingga kita dapat menghasilkan bibit yang baik dan meingkatkan produksi minyak sawit. Produksi minyak sawit perlu ditingkatkan terus, mengingat kelapa sawit banyak digemari orang karena minyaknya kurang mengandung kolestrol.
Sabtu, 15 Juli 1989.
Presiden Soeharto meminta agar komunikasi dan dialog dengan generasi muda, termasuk mahasiswa terus diintensifkan guna memberi kesempatan bagi mereka menyampaikan dan mengembangkan pendapat. Menurut Kepala Negar,dengan dialog berkala semacam itu, maka generasi muda diharapkan dapat mengikuti dan memikirkan usaha-usaha bangsa untuk mengatasi berbagai tantangan yang diperkirakan muncul pada masa-masa mendatang.
Demikian diungkapkan oleh Menteri Negara pemuda dan Olaraga, Akbar Tanjung, setelah setelah diterima Presiden di Bina Graha pagi ini.pada kesempatan itu Akbar Tanjung antara lain melapor tentang perkembangan pelaaksanaan pengerahan sarjana untuk bekerja di pedesaan, sebuah program baru yang kini masih dalam proses perintisan.
Sepuluh orang pengurus Asosiasi Rekanan dan Distributor Indonesia (Ardin)menghadap Kepala Negara di Bina Graha pagi ini. kepada mereka presiden menegaskan bahwa peluang yang disediakan pemerintah bagi pengusaha asing untuk memasuki sektor perdagangan eceran harus dimanfaatkan secara bersama-sama dengan pengusaha nasional untuk menghindari terjadinya monopoli. kepala Negara mengingatkan memang telah terjadinya pola perdagangan di dalam negeri, karena selama ini perdagangan pula bahwa kegiatan itu harus dilakukan secara bersama dengan pengusaha dalam negeri, misalnya dengan anggota Ardin. Karena itu Kepala Negara meminta pengurus Ardin untuk menyiapkan jajarannya untuk bekerj sama dengan pemodal asing yang masuk.
Senin, 15 Juli 1991.
pukul 09.00 pagi ini, presiden Soeharto membuka kongres Bahasa Jawa 1991 di Semarang, Jawa Tengah. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa bahasa Jawa mempunyai arti yang besar dalam kebudayaan Jawa dan banyak masalah yang berkaitan dengan bahasa Jawa. Karena itu, demikian Presiden seyogianyalah para peserta kongres memilih pokok-pokok bahasan yang relevan dengan perkebangan zaman.Dengan demikian,kongres ini juga akan membawa arti bagi perkembangan bahasa dankebudayaan Jawa di masa -masa mendatang.
Hari ini, pada pukul 12.00 sampai 13.00, Presiden Soeharto menghadiri pembukaan Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan ke - 8 dan pertasikencana Tahun 1991 dalam suatu upacara di Magelang.Pada kesempatan itu Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa dalam usaha meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan rakyat melalui pembangunan, peranan sektor pertanian,koperasi dan keluarga berencana sangat penting. Sebab, keberhasilan pembangunan sektor-sektor itu merupakan kunci penting bagi peningkatan kemakmuran dan kesejateraan rakyat. Karena itu,merupakan kewajiban kita semua untuk terus membangun pertanian, koperasi, dan keluarga berencana.
Penyusun : Erens