Presiden Soeharto Resmikan Pabrik Gula Gunung Madu [1]
SENIN, 24 SEPTEMBER 1978, Presiden
Soeharto hari ini meresmikan meresmikan Pabrik Gula Gunung Madu, Kebun
Induk Kelapa Hibrida PNP X dan PTP VI, serta Balai Informasi Pertanian
di Lampung dan delapan daerah lain yang tersebar di seluruh tanah air.
Acara peresmian berlangsung di Gunung Batin, Lampung. Pabrik gula Gunung
Madu yang diresmikan itu dibangun oleh pihak swasta dan mampu
memproduksi 90.000 ton gula setahun.
Dalam amanatnya, Kepala Negara sangat
menghargai usaha, baik swasta maupun pemerintah, untuk membangun ketiga
macam proyek tersebut. Dikatakan oleh Presiden bahwa pembangunan
pertanian masih harus kita tingkatkan lagi, sebab meskipun kita telah
dapat meningkatkan produksi dari beberapa komoditi, tetapi kita belum
mampu berswasembada penuh dalam beberapa kebutuhan pokok. Hal ini antara
lain disebabkan oleh kebutuhan kita yang juga meningkat.
Kepada kalangan swasta, Presiden meminta
agar tidak ragu-ragu berpartisipasi dalam pembangunan. Dikatakannya
bahwa dunia swasta jelas mempunyai tempat dan peranan dalam pembangunan
nasional kita, sebagaimana dijamin oleh UUD dan GBHN. Namun
diingatkannya pula bahwa berdasarkan asas dan prinsip hidup berbangsa
dan bernegara berdasarkan Pancasila, dunia usaha swasta bukan
semata-mata tempat untuk mencari keuntungan, melainkan sebagai kekuatan
yang dapat membuat sejahtera bangsa kita. Sehubungan dengan itu,
Presiden berharap agar di pabrik gula Gunung Madu milik swasta ini
diterapkan hubungan perburuhan Pancasila. (AFR).
[1]
Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret
1983″, hal 206-207. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI,
Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT.
Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.