Presiden Soeharto: Pembangunan dan Agama Senafas[1]
MINGGU, 14 OKTOBER 1973, Presiden
Soeharto malam ini menghadiri acara peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid
Istiqlal, Jakarta. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa
pembangunan dan agama adalah senafas. Dikatakannya bahwa pembangunan
akan membawa kita semua kepada kebahagiaan dan kemajuan yang penuh
kebahagiaan bagi kita semua itu adalah tujuan pembangunan masyarakat
Indonesia. Ditambahkannya bahwa agama tanpa pembangunan tidak akan maju,
sedangkan pembangunan tanpa agama akan salah arah. Karena itu, dari
agamalah sesungguhnya bersumber dorongan yang tidak habis-habisnya agar
masyarakat membangun dirinya.
Menyinggung
lebih jauh masalah peranan agama dalam pembangunan, Presiden mengatakan
bahwa pembangunan selamanya mengakibatkan perubahan-perubahan yang
apabila kita tidak berhati-hati dapat memerosotkan martabat manusia.
Dalam hal ini, ajaran-ajaran moral dan kesusilaan yang ditunjukkan oleh
agama akan merupakan benteng kokoh yang akan menghindarkan kita dari
akibat-akibat samping yang buruk dalam melaksanakan pembangunan itu.
Dalam memberikan dorongan dan arah yang tepat terhadap jalannya
pembangunan itulah terpikul kewajiban bersama dari semua umat beragama
di Indonesia. Demikian antara lain dikatakan Presiden. (AFR).
[1]
Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret
1978″, hal 58-59. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI,
Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT.
Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.