Presiden Soeharto Tekankan Perlunya Keutuhan ABRI[1]
RABU, 5 OKTOBER 1973, Dalam amanatnya
pada peringatan Hari ABRI ke-28 di Parkir Timur, Senayan, Jakarta, pagi
ini, Presiden Soeharto menekankan bahwa keutuhan ABRI lebih diperlukan
pada tingkat perjuangan bangsa dewasa ini dimana ABRI memikul tugas
sebagai kekuatan pemantap dan penggerak. Menurut Presiden, keutuhan itu
lebih diperlukan, sebab sejak awal tahun 1966 ABRI dengan sadar memikul
tanggungjawab politik yang lebih besar. Artinya, ABRI ikut serta dalam
mensukseskan pelaksanaan program-program nasional dalam bidangbidang
yang sangat luas ruang lingkupnya. Hal ini dilakukan dengan satu tujuan,
yaitu untuk memperkokoh pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, untuk
kesejahteraan dan kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Selanjutnya
ditekankan oleh Presiden bahwa didalam melaksanakan tugas keamanan dan
pertahanan nasional, ABRI tidak hanya mengandalkan diri pada kekuatan
senjata, melainkan juga harus berusaha untuk mengembangkan asas-asas dan
nilai luhur bangsa kita sendiri yang tersimpul dalam Pancasila.
Ditegaskannya pula bahwa penerapan Pancasila dan UUD 1945 dalam seluruh
segi kehidupan bangsa kita inilah yang akan merupakan jaminan bagi
pertumbuhan dan keselamatan bangsa kita seterusnya. Demikian antara lain
yang dikemukakan Presiden. (AFR)
[1]
Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973 - 23 Maret
1978″, hal 57. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI,
Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT.
Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.