Jakarta, 3 Agustus 1998
Kepada
Yth. Bapak (Jend. Purn) H.M. Soeharto
Jl. Cendana Jakarta Pusat
Selamat Dari PKI Berkat Bapak[1]
Assalaamu ‘alaikum wr. wb
Saya menyampaikan rasa hormat dan do’a,
semoga Bapak sekeluarga selalu sehat wal’afiat dan mendapat rahmat serta
perlindungan dari Allah Swt. Amien.
Melalui surat ini, saya ingin
menyampaikan terima kasih yang sangat mendalam kepada Bapak. Atas
keberanian dan jasa Bapak membubarkan PKI telah memungkinkan kami
terselamatkan dan dapat hidup sampai sekarang.
Sebelumnya sudah lama sekali saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada Bapak, namun selama ini kami hanya
mendoakan Bapak saja dan tidak ingin mengganggu Bapak yang tentu sangat
sibuk. Ceritanya, pada tahun 1965-1966 ketika saya berumur 11 tahun,
keluarga kami yang tinggal di desa, kurang lebih 300 kilometer dari kota
Palembang, menjadi target pembunuhan PKI. Dengan dibubarkan dan
ditangkapnya anggota-anggota PKI maka hidup kami telah terselamatkan.
Oleh karena itu selain bersyukur kepada Allah Swt, kami wajib pula
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak. Akan sangat menyesal
rasanya sekiranya saya atas nama keluarga tidak menyampaikan ungkapan
rasa hati ini.
Untuk selanjutnya, saya akan mendoakan
semoga Bapak sekeluarga selalu diberi kekuartan iman, Islam, sehat
wal’afiat, panjang umur dan mendapat limpahan berkah dari Allah Swt.
Amien.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Hormat saya,
Suryadi Harun
Kebayoran Baru – Jakarta Selatan
[1]
Dikutip dari buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan
Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998″, (Jakarta: Kharisma,
1999), hal 978. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang
dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri,
antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati
setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut
dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.