(Unofficial Translation)
Ryutaro Hashimoto: Peran Besar Sebagai Pemimpin ASEAN[1]
Yang Mulia,
Beberapa saat yang lalu, saya memutuskan
untuk mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Jepang. Saya ingin
menyampaikan rasa terima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam
atas kebaikan hati dan kehormatan yang selama ini diberikan kepada saya
dari Pemerintah Indonesia, terutama dari Yang Mulia.
Selama hampir dua setengah tahun sejak
saya diangkat sebagai Perdana Menteri pada bulan Januari tahun 1996,
saya berupaya dengan sekuat tenaga untuk menjalin kerjasama dengan
kalangan internasional di bidang politik luar negeri. Sedangkan di dalam
negeri, saya selalu berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk mengambil
berbagai langkah reformasi, guna turut memberi kontribusi dalam
membentuk tatanan dunia baru menjelang abad ke-21.
Yang Mulia sebagai “Bapak Pembangunan”
telah mencatat reputasi yang sangat besar dalam membangun Indonesia
serta meningkatkan kedudukan internasional selama lebih 30 tahun
lamanya. Di samping itu, Yang Mulia selaku salah satu seorang pemimpin
ASEAN mengambil peran amat besar dalam membina perdamaian dan kestabilan
di dunia internasional. Pertemanan saya dengan Yang Mulia pada bulan
Maret yang lalu, ketika Indonesia sedang menghadapi situasi ekonomi yang
sulit, kita bertukar pendapat dengan akrab mengenai berbagai masalah,
telah menjadi suatu kenang-kenangan yang tak akan saya lupakan
selama-lamanya.
Saya yakin, hubungan antara Indonesia
dan Jepang akan semakin dikembangkan dengan kukuh, di bawah prinsip
politik luar negeri yang konsisten dan berkesinambungan. Saya sendiri,
dengan kedudukan yang baru, ingin tetap berupaya agar persahabatan
antara Indonesia dan Jepang dapat lebih ditingkatkan.
Saya berdoa semoga Yang Mulia senantiasa dalam keadaan sehat wal’afiat.
24 Juli 1998
Dengan rasa hormat yang tulus,
(ditulis tangan)
Ryutaro Hashimoto
Perdana Menteri Jepang
Yang Mulia
Bapak Soeharto
Mantan Presiden Republik Indonesia
[1]
Dikutip langsung dari buku berjudul “Empati di Tengah Badai:
Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998″, (Jakarta:
Kharisma, 1999), hal 560. Surat ini merupakan salah satu dari 1074
surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan
luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan
simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat
tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.