Resmikan Museum Keprajuritan TMII, Ibu Tien Ingatkan Dekrit Kembali ke UUD 1945[1]
MINGGU, 5 JULI 1987 Pukul 09.00 pagi ini, setelah mendengar laporan dari Ibu Tien Soeharto selaku Ketua Yayasan Harapan Kita, Presiden Soeharto meresmikan Museum Keprajuritan di TMII. Museum seluas 5.500 meter persegi dan dibangun diatas tanah seluas 68.000 meter persegi ini merupakan gagasan Ibu Tien Soeharto sebagai Ketua Yayasan Harapan Kita dan Ketua Badan Pengelola TMII.
Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa ada makna yang khas jika peresmian Museum Keprajuritan ini berlangsung pada tanggal 5 Juli 1987, yaitu 28 tahun setelah dinyatakan Dekrit Presiden kita kembali ke UUD 1945. Sejarah kita menunjukkan bahwa ABRI adalah salah satu kekuatan pendukung yang penuh keyakinan agar bangsa kita kembali ke UUD 1945 itu. Disamping itu karena kemacetan sidang konstituante dalam menyusun UUD, maka ABRI tetap berkeyakinan bahwa hanya Pancasila yang dikehendaki oleh rakyat Indonesia sebagai dasar negara dan hanya UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara yang kita proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dasar negara yang lain bukan saja tidak sesuai dengan cita-cita kemerdekaan, malahan akan mencelakakan kita. Karena itu ada hubungan yang erat antara kembalinya kita ke UUD 1945 dengan semangat keprajuritan ABRI.(AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988″, hal 624. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003